"Live your life." - Maurice Sendak.
●●●
Kehidupan nyata memang tak seindah cerita fiksi. Begitu yang terpikirkan oleh Haruna. Ia menopang dagu di atas tangannya yang menyilang di atas meja. Tidak usah repot-repot, ia tak perlu merasakan indahnya dunia dalam segala hal. Mungkin dalam hal materi cukup, atau cinta juga bukan masalah. Apa pun itu pasti akan menyenangkan. Jika ia memiliki kebahagiaan dalam hal materi, maka ia akan melalukan hal yang berbau uang saja. Ia tak akan butuh cinta, kasih sayang, atau segala macam beserta tetek bengeknya. Haruna pikir begitu.
Suara pintu ruangan dibuka diiringi suara langkah sepatu dengan bunyi yang teratur. Haruna tidak berminat memutar kepala sama sekali karena ia terlalu sibuk dengan teori buatannya. "Hari ini udah tiga kali lo melamun, Na." Katie tersenyum maklum. Sejak ia bergabung ke perusahaan ini, ia selalu memperhatikan kebiasaan Haruna yang suka melamun kapan pun itu. Sebenarnya Katie ingin sekali menanyakan apa saja yang dipikirkan oleh Haruna, tetapi rasa segan selalu meyelimutinya mengingat Haruna adalah gadis yang dingin dan jarang mencurahkan isi hatinya kepada siapa pun. Akhirnya Katie memilih duduk di bangku kerjanya dan mencoba melupakan apa yang ia ingin tanyakan.
"Katie, kalau lo disuruh memilih salah satu kebahagiaan di antara segala macam kebahagiaan di dunia ini, lo bakal milih yang mana?" Katie yang baru saja menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi berputar itu langsung menoleh. Terkejut dengan pertanyaan aneh yang tak pernah ia pikirkan.
"Apa?" Ulang Katie bertanya. Ia tidak percaya Haruna bertanya semacam hal itu. Ia pikir Haruna hanya bisa bertanya soal pekerjaan saja. "Oh, itu..." Katie menggaruk-garukkan kepala sambil tersenyum nyengir, sebenarnya ia sendiri bingung apa jawabannya. Haruna masih menunggu jawaban Katie sambil menatap wajah Katie dengan serius membuat Katie kehilangan akal pikiran.
"Cinta?" Jawab Katie asal. Yang dirinya tahu dunia akan hampa tanpa ada rasa cinta. Haruna mengangguk-anggukan kepala mencoba mengerti pendapat rekan kerjanya itu.
"Mm, tapi gimana lo bisa makan dengan cinta? Cinta gak akan bikin kenyang, lo ngerti kan maksud gue?" Tanyanya lagi.
"Ntahlah.. tapi gue rasa kebanyakan orang bakal milih itu. Lo tahu, tanpa cinta hidup lo bakalan hampa. Mungkin lo akan kenyang dengan banyak makanan atau uang, tapi semua itu nggak ada artinya kalau nggak dinikmati dengan orang-orang yang kita cintai," jawab Katie sepenuh hati. Ia sangat yakin dengan jawabannya kali ini.
Haruna mengangguk lagi. Mungkin ia akan setuju dengan filosofi Katie. Katie tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Sedangkan Haruna langsung berlari menuju toilet. Melakukan suatu kebiasaan yang ia lakukan ketika berpikir keras.
Haruna mengeluarkan lipstick merah menyala dari sakunya. Ia mulai mencoret kaca besar di atas wastafel di toilet. Materi dan Cinta. Haruna membuat banyak panah yang menunjukkan kelebihan dari masing-masing kebahagiaan orang kebanyakan. Dengan materi kau akan bisa membeli apa saja. Baju, rumah, kendaraan, segala macam, tinggal menggesekkan kartu debet, kartu kredit, apa pun itu. Dengan materi kau bebas melakukan apa pun yang disukai karena jika kau melakukan kesalahan kau dapat menggantinya dengan uangmu yang berserakan di mana-mana. Ketika selesai menulis, ia memandangi isi tulisannya lamat-lamat. Ia pikir itu cukup.
Lalu ia membuat anak panah di kategori cinta. Sesuai yang dikatakan Katie tadi, cinta memang tidak membuatmu kenyang. Tapi hidupmu akan lebih berwarna dan terasa hangat karena ada orang yang akan setia dan mendukungmu. Kau bisa melakukan apa pun karena orang-orang terus memberi masukan sehingga membuatmu sukses ke depannya.
Cukup.
Haruna mulai bingung sehingga ia menghentikan tulisannya. Ia mengamati lagi. Ia berpikir selama ini ia kekurangan segalanya. Ia tak memiliki materi yang berlimpah. Haruna hanya karyawan sebuah perusahaan jasa traveling dan tidak memiliki keluarga yang kaya raya. Begitu pula dengan cinta. Ia tidak memiliki ibu yang bertangan hangat, ia tidak memiliki ayah yang akan melindunginya. Haruna merasa kosong seketika. Dengan kesal Haruna menghapus coretan berwarna merah itu dengan asal-asalan menggunakan tissue. Lalu mendengus dan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married! (CERITA SELESAI)
ChickLit(BUKU TELAH DITERBITKAN) Suatu masa jalan pikiran Miki Haruna terganggu oleh dua pilihan. Hidup dengan cinta dan kesederhanaan, atau bertahan dengan materi yang berlimpah tanpa asmara. Bagaimana kalau sejauh ini ia tidak pernah merasa memiliki kedua...