Part 1

59 1 0
                                    

This is my first serial story. Sooo happy reading!

-

Kalian tahu sesuatu yang tidak kalian sangka-sangka? 

Itu adalah sesuatu yang paling membuatmu kaget atau bahkan shock, tentu saja. Karena sejak awal kamu tidak menduga hal itu akan terjadi. Sesuatu yang tak terduga itu bisa saja berdampak baik bagimu, atau mungkin buruk.

Percaya atau tidak, aku mengalami sesuatu yang tidak pernah kuduga dan itu berdampak baik dan buruk sekaligus. Dari awal hingga akhir.

Frustasi, senang, sedih, dan lain-lain bercampur aduk jadi satu. Rasanya hampir gila saat itu, tapi aku bisa langsung meyakinkan diri sendiri bahwa ini adalah ujian dari Tuhan dan aku tidak perlu segila itu. Yang penting adalah bagaimana aku bisa menjalani ujian ini dan dicap sebagai makhluk tertangguh di mata Tuhan. Hanya itu.

Yang menyebabkan aku harus mendapatkan ujianku adalah seseorang. Seseorang yang padahal aku saja tidak terlalu dekat dengannya sejak awal. Entah itu takdir atau bagaimana, yang jelas aku bingung sekarang.

Dan beginilah ceritanya...

Awal bulan puasa, di suatu pagi yang terlalu cerah. Aku sedang menahan sakit perut di kelas setelah melakukan kesalahan terkonyol; tidak sahur pada malamnya. Lapar sekali, rasanya ingin segera batal puasa saja. 

Eits, kamu tidak boleh selemah itu, Kanya. Kamu sudah kelas 1 SMA, harusnya bisa tahan banting. Terngiang-ngiang di telingaku saat kukeluhkan kesalahan sendiri kepada mama dan berusaha membujuk mama kalau aku boleh batal puasa hanya sehari saja. Dan tadi adalah jawaban mama yang diulang terus-menerus, seperti radio yang hampir memasuki masa rusaknya. Kesel banget sebenarnya, tapi apa boleh buat. Mama tidak bisa diajak kompromi kalau sudah bicara soal 'kewajiban'. Tidak ada pelonggaran waktu atau ampunan, yang namanya aturan itu harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mama memang alumni fakultas hukum, tapi rasanya sekarang mama seperti mahasiswi yang baru masuk fakultas hukum.

Kulihat teman-teman sekelasku yang non-muslim sedang menikmati makanan dan minuman mereka masing-masing. Uh, aku tidak tahan melihatnya! Mana jam buka puasa masih lama lagi, aku tidur saja kalau begitu.

"Kanya! Kanya! KANYA!!!"

Siapa pula yang berani menggangguku yang baru saja akan tidur!? Ingin segera kugebrak meja dan memarahi mereka. Tapi ini kan, bulan puasa. Nanti batal. Langsung aku bersyukur dalam hati karena tidak jadi marah-marah karena yang memanggilku ternyata dua sahabat karibku, Salma dan Sasha.

"Uuuh... kenapa sih kalian manggil-manggil? Fans?"

"Enak aja! Kita punya hot news tau. Penting banget kamu tau!" ujar Sasha heboh, dia memang terlalu heboh untuk ukuran normal sepertiku.

"Bener banget!" imbuh Salma dengan gaya tak kalah histeris dibanding Sasha.

"Ya udah, emang apaan?"

"Kamu tau Jose, kan? Masa katanya dia suka sama kamu!" 

Jose? Dia bukannya alumni SMP yang sama seperti aku, Sasha, dan Salma? Kenapa dia suka sama aku?

"Ah masa? Bohong banget,"

"Dia ngaku sama kita. Pas aku sama Salma lagi di perpus, dia kan manggil kita berdua tuh. Terus dia bilang deh kalo dia suka sama kamu,"

Aku masih belum mencerna baik-baik perkataan mereka. Tapi kurasa ini akan jadi sesuatu yang menghebohkan. Atau mungkin menyakitkan untukku? Karena kutahu Jose itu jadian sama Vanny. Dan lebih parahnya lagi, Vanny itu tukang labrak dan memang sedikit berandalan. Duh, semoga hal ini tidak jadi petaka besar untukku!

Aku tetap tak habis pikir soal itu. Bagaimana keadaan selanjutnya?

*bersambung*

5 month(s)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang