Seorang siswi berambut ungu-pink sedang berjalan santai di koridor sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 7.30 pagi, sedangkan sekolah masuk pukul 7 pagi.
Siswi itu bernama Aletha McKenzie Storm, tapi di sekolah itu dikenal dengan nama Aletha Aurelia. Ia juga dikenal sebagai anak beasiswa. Ada alasan tersendiri mengapa ia tidak mau memakai nama keluarganya.
Dia anak ketiga dari tiga bersaudara. Ia memiliki saudara kembar bernama Alexa McKenzie Storm. Bisa dibilang ia tidak begitu menyukai saudaranya karena iri. Ya, dia sangat iri pada saudara kembarnya yang selalu mendapat kasih sayang dan selalu di bangga-banggakan oleh kedua orang tuanya. Tapi entah mengapa ia tidak bisa membenci saudara kembarnya itu.
Aletha juga mempunyai kakak laki-laki bernama Nathan McKenzie Storm. Ia sangat menyayangi Aletha karena Nathan tau Aletha tidak pernah mendapatkan perhatian lebih dari kedua orang tua mereka. Umur Nathan 20 tahun, sedangkan Aletha dan Alexa 17 tahun.
Aletha dan Alexa bersekolah di sekolah yang sama. Tapi tidak ada satupun murid disana yang tau bahwa mereka adalah saudara kembar. Untung saja wajah Aletha dan Alexa sama sekali tidak mirip walaupun mereka adalah saudara kembar. Dan warna kulit Alexa lebih putih dari Aletha.
Saat ini Aletha sedang berjalan menuju kelasnya. Ia langsung memasuki kelasnya tanpa mengetuk pintunya dulu, ia sudah biasa melakukan hal itu. Seisi kelas menoleh kearahnya.
"Aletha lagi Aletha lagi." Bu Dita, guru sejarah menggelengkan kepalanya. Aletha hanya mengeluarkan cengiran tiga jarinya.
"Kali ini apa alasan kamu Aletha Aurelia?" Bu Dita melipat tangannya di depan dadanya sambil menatap Aletha malas. Ini sudah hal yang sangat biasa baginya.
"Emm anu Bu, kemaren saya kan laper terus saya bingung mau makan apa jadi ban motor saya, saya buat sate. Jadi saya telat ke sekolah gara-gara jalan kaki, kan ban motornya udah saya makan." Jawab Aletha polos.
Krik krik krik
Keadaan kelas seketika hening ....
"HAHAHA." Tawa anak-anak kelas XI MIA 1 pecah karena ucapan yang kelewat polos Aletha. Aletha selalu memberikan jawaban yang aneh jika ia datang terlambat dan itu selalu membuat guru menggelengkan kepala mereka.
"Aletha ...." Bu Dita memijit pelipisnya dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan murid pintar tapi menjengkelkan itu.
"Apa Bu?" Aletha masih memasang wajah (sok)polosnya.
"Pusing ibu hadapin kamu. Kamu itu maunya apa sih? Dan itu juga kenapa rambut kamu? Ibu kan udah suruh kamu ganti warna kemarin."
"Gini ya Bu Dita yang cantik tapi ofcourse masih cantikan saya, saya saranin deh mending Ibu jangan hadapin saya terus, daripada Ibu nanti struk mendadak gimana? Dan untuk rambut saya, kemaren kan waktu rambut saya warna hijau, ibu nyuruh saya buat ganti warna rambut yaudah saya ganti warna rambutnya. KEREN GAK GUYS WARNA RAMBUT GUE?" Aletha menjawab dengan tenang plus dengan wajah innocent andalannya dan diakhiri dengan teriakan untuk semua teman sekelasnya.
"KEREN BANGET LETH!" Koor semua murid di kelas itu.
"Tuh denger kan Bu? Rambut saya keren." Ucap Aletha bangga sambil mengibaskan rambutnya ala-ala iklan shampoo.
"Aletha sekarang kamu lari keliling lapangan 10 putaran!"
"Sekarang Bu?"
"Nanti kalo Nicky Minaj nyanyi lagu religi." Semua murid di kelas itu tertawa mendengar ucapan Bu Dita.
"Oh yaudah saya duduk aja kalo gitu." Aletha berjalan menuju tempat duduknya lalu duduk dengan anggun.
"SEKARANG ALETHA!" Teriak Bu Dita yang sudah geram dengan tingkah laku murid ajaibnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionSemua perhatian dan kasih sayang hanya diberikan pada dia. Apakah aku egois jika aku juga menginginkan semua itu juga? Aku juga butuh perhatian dan kasih sayang sama seperti dia.