Tiga

167K 10.4K 298
                                    

ALETHA POV

Minggu pagi ini aku sudah siap dengan kaos hitam ketat, hotpants, dan sepatu nike warna hijau tosca milikku. Aku akan joging pagi ini.

Hufftt biasanya aku joging ditemani Gary, tapi hari ini Gary gak bisa katanya dia ada urusan mendadak. Aku sendiri juga bingung urusan mendadak apa pagi-pagi gini.

Gary adalah pacarku sejak SMP, yah bisa dibilang hubungan kami sudah berjalan 4 tahun. Dan aku sangat menyayangi pria bodoh itu hehe.

Aku segera keluar dari rumah lalu berlari-lari kecil menuju taman koplek. Hari ini aku tidak bisa lama-lama joging karena aku ada pemotretan 3 jam lagi hiks.

Kuedarkan pandanganku ke taman ini, banyak juga ternyata orang yang joging disini. Dan banyak pula laki-laki yang melihatku dengan terpana tapi aku abaikan saja karena aku sudah terbiasa dengan hal itu.

DEG

Jantungku berdetak saat melihat pemandangan yang membuatku sesak.

Gary? Dia disini?

Dan dia sedang berciuman dengan?

ALEXA?

Alexa kembaranku?

Tidak cukup kah dia udah ngambil semua yang aku punya? Kasih sayang mami sama papi, teman-temanku, sahabat-sahabatku, dan sekarang dia juga ngambil Gary? Aku punya salah apa sih sama kamu Lexa? Kamu jahat banget. Kali ini aku benar-benar benci kamu Lexa!

Kulangkahkan kakiku mendekat ke arah mereka.

"Gar?" Suaraku bergetar. Mereka terkejut dengan kehadiranku. Dan terlihat Alexa tersenyum sinis.

"Leth? Leth ak..aku bisa jelasin semua ini." Ucap Gary gelagapan.

"Gak ada yang perlu dijelasin lagi Gar. Kita putus. Dan lo Lex, gue benci sama lo! Lo udah ambil semua yang gue punya. Kalian menjijikan bitch!" Ucapku dingin.

ALETHA POV END

Aletha berlari pulang menuju rumahnya. Ia segera masuk ke dalam kamarnya tanpa menghiraukan kedua orang tuanya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga.

Aletha membanting tubuhnya di kasur queen size miliknya. Ia menenggelamkan wajahnya di boneka beruang besar pemberian omanya.

"Kalian jahat! Apa sih salah gue ke kalian? Kalian berani-benaninya menjalin hubungan di belakang gue. 4 tahun Gar, 4 tahun bukan waktu yang sebentar. Tapi kenapa lo lakuin ini ke gue?" Air mata Aletha terus keluar. Tapi buru-buru ia seka dengan kasar.

"Daripada gue nangis kek ABG labil gini mendingan gue siap-siap buat pemotretan nanti." Aletha segera mengambil handuk dan mandi.

Setelah mandi, Aletha segera mengambil tanktop hitam dan kemeja flanel kotak-kotak hitam putih, dipadukan dengan hotpants. Untuk sepatu, Aletha mengambil converse putih kesayangannya.

Untuk make up, ia hanya memakai make up natural lalu ia menguncir ponny tail. Dan untung saja matanya tidak terlalu sembab karena menangis tadi.

Perfect

Bisa dibilang Aletha itu sedikit tomboy, tapi anehnya ia bisa menjadi model yang terkenal. Tapi tentu saja tidak ada yang mengenalinya karena ia akan menggunakan make up yang membuatnya terlihat baby face dan terkesan imut.

Setelah siap, Aletha segera mengambil kunci mobilnya. Saat dibawah, ia melihat Alexa yang sedang menangis di pelukan maminya dengan baju yang cukup kotor. Aletha menatap datar mereka semua dan melewati mereka tanpa menoleh sedikitpun.

"Hei anak tidak tau di untung! Kamu apain Alexa hah?!" Teriak Farah yang sedang memeluk Alexa, terlihat Alexa yang mengeluarkan seringaiannya.

"Saya tidak melakukan sesuatu apapun terhadap anak anda Nyonya Storm." Jawab Aletha dingin, dan seperti biasa ia menggunakan bahasa formal pada kedua orang tuanya.

"Jangan bohong! Lexa bilang dia kamu dorong sampe jatoh dan bajunya kotor!" Ucap Dedi menaikkan suaranya.

"Terserah, jika kalian percaya ya anggap saja saya melakukan itu." Jawab Aletha dingin.

"Beraninya kamu!" Tangan Dedi melayang ingin menampar Aletha tapi ditahan oleh Nathan.

"Jangan pernah papi nampar Letha sedikitpun." Ucap Nathan dingin.

"Kenapa ditahan bang? Biarin aja Tuan Storm ini nampar Letha biar dia puas." Sinis Aletha.

"Abang gak akan biarin kamu disakitin mereka lagi dek, abang gak rela adik kesayangan abang ditampar, apalagi sama orang tuanya sendiri." Nathan menatap Dedi sinis.

"Orang tua? Abang lupa ya kalo Letha itu gak punya orang tua?" Ucap Aletha sambil menatap Dedi dan Farah sinis.

"Oh jadi sekarang kamu ikut membangkang kaya anak gak tau diri itu Nathan? Dan kamu Aletha! Apa yang kamu bilang?! Harusnya kamu tuh bersyukur dilahirin dari keluarga kaya dan terpandang! Apa yang kamu mau hanya tinggal menjentikkan jari langsung terkabul! Tapi kamu malah begini? Dasar anak gak tau terimakasih!" Bentak Farah.

"Sayangnya saya tidak perduli dengan apa yang anda ucapkan Nyonya Storm."

"Anak macam apa yang memanggil orang tuanya dengan sebutan nyonya dan tuan? Mulai sekarang semua fasilitas yang kamu punya bakal papi sita! Ponsel, mobil, kartu kredit, motor! Semuanya papi sita!" Bentak Dedi.

"Nih ambil aja semua." Aletha melempar kunci motor, mobil, 4 kartu kredit ke meja yang ada di hadapan orang tuanya.

"Jangan lupakan ponsel Aletha." Sinis Farah.

"Ini maksud anda?" Aletha mengeluarkan handphone model terbaru dari tas Chanel miliknya lalu membanting handphone miliknya dengan keras. Semua orang disana terkejut melihatnya.

"Maaf sekali, ponsel ini milik saya sendiri, saya membelinya menggunakan uang pribadi milik saya. Ponsel pemberian anda masih tersimpan rapi di dalam lemari saya."

"Apa?! Darimana kamu mendapat uang untuk membeli ponsel itu? Kamu mencuri? Merampok? Dasar anak tidak tau diri! Bikin malu keluarga!" Teriak Dedi.

"Jika anda berpikiran seperti itu, anggap saja iya. Saya tidak perduli lagi apa yang anda pikirkan tentang saya. Sudahlah lebih baik saya pergi sekarang." Aletha langsung nyelonong pergi dan membuat Dedi dan Farah sangat marah.

"Kamu mau kemana dek?" Teriak Nathan saat  Aletha sudah hampir keluar dari rumah.

"Ke bank mau ngerampok!" Jawab Aletha ikut teriak.

"Tunggu!" Nathan mengejar Aletha yang sudah sampai di depan pintu tapi sebelumnya ia mengambil kunci mobilnya.

"Abang anter kamu dek." Nathan menahan tangan Aletha.

"Gak usah bang, Letha bisa sendiri kok." Ucap Aletha sambil tersenyum miris.

"Pokoknya abang anter dan abang gak menerima penolakan." Nathan menuntun Aletha menuju mobilnya lalu membukakan pintu untuk Aletha.

Nathan keluar dari rumah mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kita mau kemana?" Tanya Nathan.

"Hufft Star Entertainment." Jawab Aletha lesu.

"Star Entertainment? Ngapain kamu disana?" Nathan mengerutkan keningnya.

"Mau pemotretan. Letha model disana."

"Kamu model? Kok abang gak tau? Dan kamu kenapa gak cerita sama abang? Kamu gak percaya sama abang?"

"Bukan gitu bang, cuma Letha belom siap aja buat cerita sama abang. Dan banyak hal yang gak abang ketahuin dari Letha bang. Letha pasti bakalan cerita sama abang kok, abang tenang aja."

TBC

Nuni gak mau banyak bacot lah yang penting semoga kalian suka sama part ini and don't forget to vomment my story

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang