Pagi ini Aletha sudah siap dengan seragam hari seninnya. Saat sudah siap, ia segera turun menuju meja makan. Di meja makan sudah ada kedua orang tuanya, Nathan, dan juga Alexa.
Aletha langsung meminum susu coklat kesukannya tanpa menghiraukan kedua orang tuanya dan Alexa yang memperhatikannya.
"Abang, Letha berangkat sekarang ya." Pamit Aletha pada Nathan.
"Mau abang anter dek?"
"Yaudah biar Letha gak telat."
"Lexa boleh ikut gak bang?"
"Emang mobil kamu kemana Lex?"
"Mobil Lexa di bengkel."
"Kalo abang bareng dia, Letha gak mau ikut." Ucap Aletha dingin.
"Apa-apaan kamu gak mau bareng Alexa? Dasar anak gak tau di untung!" Bentak Dedi.
"Masih mending Nathan mau nganterin kamu daripada kamu berangkat sendiri jalan kaki." Tambah Farah.
"Letha berangkat bang." Aletha mencium pipi Nathan lalu langsung pergi ke sekolahnya tanpa menghiraukan ucapan Farah dan Dedi.
~~~
Saat ini Aletha sedang berada di lapangan basket, ia hanya memutar bola menggunakan telunjuknya dengan malas. Aletha malas mengikuti pelajaran karena sebenarnya ia sudah hafal materi yang akan diberikan hari ini di luar kepala.
"Aargghh!!!" Teriak Aletha sambil melempar bolanya asal. Untung lapangan basket sedang sepi jadi ia tidak akan menjadi bahan tontonan gratis.
"Gue capek! Oma, Letha kangen sama oma, Letha mau ikut oma. Gak ada yang sayang sama Letha disini." Tak terasa air mata Aletha jatuh. Ia merindukan omanya yang sudah berada jauh di alam sana. Hanya omanya lah yang selalu menyayangi dan memanjakannya selain Nathan. Tapi sejak ia berumur 7 tahun, omanya meninggal.
"Lo gak sendiri, lo masih punya gue Leth gue bakal selalu ada buat lo. Please Leth inget gue, my sweet lollipop."
Flashback
Seorang anak laki-laki berumur 5 tahun sedang duduk di bawah pohon. Ia sedang menangis karena kakeknya meninggal dunia.
"Hiks kakek kok ninggalin Dave sih? Dave mau ikut kakek." Anak laki-laki itu menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya di lututnya.
"Kamu kenapa?" Seorang gadis kecil menghampiri anak itu.
"Kakekku meninggal, dia gak sayang sama aku, dia ninggalin aku." Anak itu menatap gadis kecil itu sambil berurai air mata.
"Kamu jangan sedih, walaupun kakek kamu meninggal, tapi masih banyak yang sayang sama kamu. Sedangkan aku, oma sama opaku jauh di New York. Mami sama papiku gak sayang sama aku, mereka cuma sayang sama kembaran dan abangku. Mereka selalu ngomelin dan nyalahin aku yang bahkan aku gak tau kesalahan aku itu apa.
Kamu lebih beruntung dari aku, jadi kamu gak boleh sedih, kakek kamu juga pasti gak mau liat kamu sedih." Ucap gadis kecil itu. Anak laki-laki itu terdiam mendengar ucapan gadis itu.
"Aku ada lollipop, biasanya kalo aku sedih aku makan lollipop. Abis aku makan lollipop sedihku sedikit berkurang." Gadis kecil itu memberikan lollipopnya.
"Ma..makasih." Anak laki-laki itu menerima lollipop yang diberikan gadis itu. Gadis itu hanya tersenyum.
"Nama kamu siapa?" Tanya gadis itu.
"Panggil aja Letha."
"Aku Dave."
Setelah pertemuan itu, mereka menjadi dekat. Mereka sering bertemu di tempat itu, di tempat yang sama dan waktu yang sama. Hingga saat itu Dave harus pergi ke London mengikuti orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionSemua perhatian dan kasih sayang hanya diberikan pada dia. Apakah aku egois jika aku juga menginginkan semua itu juga? Aku juga butuh perhatian dan kasih sayang sama seperti dia.