Kau bagaikan cahaya yang menuntunku menuju jalan keluar dari dalam hutan
Memberiku sebuah pengharapan yang besar ketika aku terpuruk
Kau bagaikan udara yang selalu ada disekelilingku
Dimanapun, kapanpun aku membutuhkanmu. Kau selalu ada untukku
Namun, sekarang
Kau memperlakukan ku bagaikan kertas usang yang kau robek-robek
Kau hancurkan hati dan pengharapan ini
Yang telah ku bangun selama ini untukmu
Yang nyatanya tak memiliki pengharapan yang sama
Sakit rasanya ketika kau tinggalkanku begitu saja
Aku bukanlah buku diarymu
Tempat kau berkeluh kesah ketika sesuatu yang buruk menerpamu
Aku susah payah menanam perasaan ini
Aku susah payah merawat perasaan ini hingga tumbuh besar menjadi sebuah pohon yang kokoh
Dengan akar-akar yang kuat
Dan dengan mudahnya kau memotong pohon tersebut
Dengan sikapmu yang dingin bagaikan es
Dengan kata-katamu yang tajam bagaikan sebuah samurai
Hingga pada titik ini,
Aku berhenti, berhenti berharap padamu
Kamu yang tak menghargai segala perjuanganku
Biar Tuhan yang membalas semuanya
Karma is still exist
Suatu saat kau akan merasakan apa yang ku rasakan
Ketika kau sudah melangkah jauh
Namun kau terpaksa berhenti
Akan ada saatnya orang yang selalu mengejarmu akan berhenti
Benar-benar berhenti
Suatu saat kau akan merasakan
Bagaimana ketika kau harus berjuang sendiri sementara ia yang kau perjuangkan, tak memperjuangkanmu sama sekali. Sedikitpun tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gedichte
Poetry[COMPLETED] Hanya secarik kata-kata yang tak bermakna P.S written in Bahasa and English Copyright ©2016 by Anggitmhrn Best rank #19 in Puisi | 14 - 06 - 16