pertemuan

2.7K 37 1
                                    

"Damn..hujan" runtukku dalam hati.
"Kenapa rai kok cemberut?" tanya bunda menyambutku.
"Hujan bun..aku jadi basah..lagian bunda udah tau aku benci sama hujan kenapa disuruh pulang" cerocosku yang masih sebal karena bajuku sedikit basah akibat menerobos hujan.
Sejujurnya si males tapi bundaku sudah menyuruhku cepat pulang,so apa boleh buat.

"Rai...soal pembicaraan kita kemarin Ap" ucap bunda terpotong karena aku menyelanya "nggak..aku gak mau di jodohin..lagian ya aku udah punya kak dhika jadi aku gak perlu cowok lain"

"Rai..bunda gak setuju kamu sama dhika"
"Kenapa bun?"
"Gini deh rai..minimal kamu diner dulu,terus soal mau atau enggaknya bahas nanti" ucap bunda membuatku menimang nimang.

"Ayolah rai...bunda gak enak sama tante nita..mau ya nak? Sekali saja" pinta bunda dengan wajah melas.
Bunda wajahnya jangan gitu..aku enggak tega
"Bener ya gak pakek diterusin sampe perjodohan?"tanyaku lagi memastikkan
"Iya sayang"
"Terus dinner nya kapan??"
"Emmm... Nanti jam 07.00 tapi sekarang udah pukul 06.00 mending kamu siap siap deh..takut kena macet dijalan" kata bunda menarikku ke kamarku.
"Jangan di tarik juga bun"gerutuku kesal.
"Rai..mending kamu mandi deh biar bunda pilihin gaun buat kamu" ucapnya lagi mendorong ku ke kamar mandi.

15 menit aku sudah keluar mandi kulihat bunda sibuk memilih baju.

"Bunda lebay amat si" ucapku duduk di ranjang dan menatap kamarku seperti kapal pecah.
" rai berdiri..pakai yang ini" ucap bunda menunjukkan gaun tanpa lengan berwarna biru
" gamau...masuk angin kan habis hujan"tolakku
"Tapi bagus rai.."kekeh bunda
"Ganti..atau aku gamau dinner nih"ancamku pada bunda
Dikerjain dikit gapapa lah
"Ok..ganti" kata bunda lalu memilih gaun
"Bun...anaknya tante nita itu gak laku ya?" tanyaku asal
"Dia ganteng lagi rai..banyak yang suka maka dari itu bunda penen jodohin kamu sama dia"

"Udah de bun..aku kan uda punya kak dhika"
"rai bunda gak setuju" katanya tegas
" kenapa?" tanyaku melas
"Emm rai..pakai ini mau gak?" tanya bunda menunjukkan gaun berlengan pendek berwarna coklat muda
"Iya"kataku sedikit kesal..bunda mengalihkan topik pembicaraan.

"Dandan yang cantik"ucap bunda sebelum keluar dari kamarku.

"Rai...kamu udah putus sama dhika?" tanya bunda tiba" tidak jadi keluar dari kamar
"Belum bun..tapi kak dhika 1 bulan ini nggak hubungin aku" jawabku sedikit sedih menggingat pertemuan terakhirku yang begitu buruk dengannya.
"Ohh"
"Oh ya rai..nama nya artha terus nanti bilang aja meja atas nama ibu nita ok" sambungnya lagi lalu benar benar menghilang di depan pintu kamarku.

*****

Pukul 07.05 aku sampai di restaurant, dengan cepat aku masuk kedalam restaurant takut dia sudah menunggu.

"Mbak meja pesenan ibu nita mana ya?" tanyaku pada pelayan
"Mbak raina ya?" tanyanya ramah aku mengganguk cepat
"Mari ikut saya" katanya membawaku ke lantai 2.

"Silahkan mbak..oh ya pak artha nya sedikit telat karena ada rapat"
"Ohh gitu...makasih ya mbak"

Well..aku buru buru datang tetapi dia malah telat tapi untungnya meja nya dekat jendela jadi ya lampu kota bisa lah mengusir kebosananku

"Rain" sapaan seseorang dengan suara khasnya yang hampir 5 tahun tak pernah terdengar menggema di telingaku.

Tidak..itu bukan suara dia tapi suara artha

Aku menoleh dengan cepat mastikkan siapa pemilik suara itu.
Aku masih terdiam menatap seseorang di hadapanku dengan senyum manis yang selalu membuat hatiku sesak tapi juga membuatku rindu.

" kak hujan " lirih ku menatapnya kaget
Oh god pertemuan apa ini.. Aku berniat bertemu artha bukan dia tapi kenyataannya.

aku dan hujanWhere stories live. Discover now