"Gue gak mau tau! Lo mesti nonton gue, kalo lo gak nonton gue gak bakal maafin lo"
"Yaudah. Gak penting juga"
"Al, ayolahh" Bian memohon dengan wajah memelas pada Alline. Lagu yang ia nyanyikan nanti untuk memberi kode pada Alline, dan gadis itu malas untuk menontonnya dengan alasan 'malas untuk berdesakkan'.
"Aish! Iya iya. Udah sana! Ntar namanya dipanggil gak kedengeran"
Bian tersenyum lebar lalu mengacak rambut Alline gemas.
"Jangan diberantakin Bian!"
"Gue duluan. Cepet nyusul yap" Bian lalu berlari meninggalkan Alline yang masih duduk di taman belakang sekolah.
Hari ini adalah puncak acara ultah SMA Nusantara sekaligus lomba vokal solo. Peserta lomba vokal solo akan tambil di diselingan setiap susunan acara. Mungkin sekaligus untuk hiburan para undangan. Peserta yang tampil pun dipanggil secara acak.
Alline menutup novelnya lalu berjalan meninggalkan taman belakang sekolah menuju lapangan. Sesampainya disana Alline berdiri di bawah salah satu tenda yang memang di sediakan untuk penonton alias murid-murid SMA Nusantara. Tapi banyak juga murid yang lebih memilih duduk di depan kelas mereka. Kalau bukan karena Bian yang memaksa, Alline pasti tidak akan mau.
"Cepet di panggil dong Biannya. Aku takut sendiri disini"
Alline menatap risih sekaligus takut sekelilingnya. Ia tak mengenal satu pun dari mereka.
"Oke kita pilih peserta selanjutnya ya!" Ucap MC entah siapa dia. MC itu lalu memasukkan tangannya ke dalam sebuah toples yang berisi gulungan kertas yang bertuliskan nama-nama peserta.
"Semoga Bian! Aku beneran takut disini"
Alline memeluk novelnya dengan erat berharap kertas bertuliskan nama Bian lah yang akan MC itu ambil. MC itu lalu mengeluarkan kertas pilihanya dan ia lalu membuka gulungan kertas itu.
"Oww. Peserta kali ini cowok lohh! Dari namanya sih pasti cogan. Kita panggil Fabian Radithiya Adipati!!"
"Yes!"
Alline bernafas lega. Bian lalu muncul dari belakang panggung dengan gitarnya dan seketika penonton menjadi heboh terutama para kaum hawa.
"Astaga ternyata Ka Bian!!"
"Udah ganteng! Ramah! Pinter basket! Bisa nyanyi + main gitar lagi! Astagaaa"
"Ka Biann!!!"
"Pasti suaranya bagus!"
"Dia keren bangettt"
Alline memutar matanya. Bagaimana bisa mereka memuji Bian bahkan cowok itu masih berjalan ke tengah panggung. Ahh Alline melupakan satu fakta, Bian salah satu 'The Most Wanted' sekolah ini. Jadi hal wajar jika kaum hawa sudah berteriak heboh kalau yang akan bernyanyi adalah salah satu cogan.
Bian tersenyum pada penonton dan mengecek mic serta gitarnya.
"OMG! Senyumnyaa"
"Ganteng abis"
"Jodoh gue masyallah"
Setelah merasa tidak ada masalah pada mic atau gitarnya. Bian mulai memetik gitarnya tanpa menyapa ataupun berbasa basi pada penonton dan 'fansnya'.
Baby I just don't get it
Do you enjoy being hurt?
I know you smelled the perfume, the make-up on his shirt
You don't believe his stories
You know that they're all lies
Bad as you are, you stick around and I just don't know why
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Подростковая литератураSeperti judulnya, cerita ini menceritakan tentang kesendirian. bukan, bukan jomblo yang dimaksud kesendirian disini. 'dia' benar-benar sendirian. kehadirannya menjadi hiburan tersendiri bagi 'teman-temanya'. 'dia' menciptakan banyak 'kebahagian', ba...