Prologue.

20 3 0
                                    

"Lo kenapa lagi sih Glora?" Ucap sahabat karibnya dengan marah.

"Kan gua udah bilang beribu-ribu kali kalau gua nggak mau deket-deket sama yang namanya cowo!" Jawabnya dengan acuh.

"Lo mau sampai kapan sih tetep megang teguh prinsip lo itu?" Glora tidak mengubris dan langsung melenggang pergi.

●•●•●•●

Menurut kalian semua pasti pada mikir kalau Glora anak yang manja, ya walaupun semua permintaannya selalu diturutin ama bokap-nyokapnya. Tapi Glora tetep kukuh dan dia lebih milih kerja sampingan sambil nyelesain kuliahnya. Hidup Glora jauh dari kata susah, gimana enggak Glora punya keluarga yang utuh dan selalu punya waktu buat dia (jangan kira kalau bonyoknya tajir Glora bakal luput dari kasih sayang kedua orangtuanya.) walaupun Glora anak tunggal dia tetep enggak kesepian. Tapi masih ada masalah menurut orang lain -tanpa terkecuali sahabat karibnya dari kecil- yang menurut dia kalau itu gak penting yaitu perinsip yang dipegang teguh Glora sama sifatnya yang semakin mendukung hal tersebut. Glora yang mempunyai wajah asia-belanda yang terbilang lebih dari apapun yang diinginkan semua wanita dengan lekuk ekspresi wajahnya yang sombong dan meremehkan orang lain, memegang teguh bahwa ia sama sekali tidak percaya dengan takdir dan karma selalu menyatakan bahwa semua hal tersebut adalah 'kebetulan' apalagi hal yang berhubungan dengan mistis dan yang enggak logis dan selalu merasa risih apalagi tidak nyaman jika berdekatan dengan makhluk bernama 'cowo', menurut sahabatnya itu adalah sebuah kutukan bayangkan saja hampir semua makhluk memujanya dan ia belum sama sekali pernah mengikat hubungan tersebut sekalipun pacaran. Tapi jauh dari itu sebenarnya Glora orang yang sangat ramah dan baik hati terhadap orang terdekatnya saja, dia bahkan akan memberikan tawa lepasnya terkecuali dengan orang asing.

You're My Happy Ending.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang