GRANDMA HOME

43 5 0
                                    

"Assalamu'alaikum Nenek "
Ujar ku saat memasuki rumah nenek ku yang berada di jakarta selatan.

"Wa'alaikumsallam, eh fatimah, zahra sama ahmed sudah datang. Ko baru sampai? Tadi jalanan macet ya? Lativa siapkan minuman"
Ujar nenek ku dengan sambutan yang sangat hangat.

" ga usah bu, nanti kalo mau kita ambil sendiri" ujar ummi ku dengan penuh senyuman.

" youwis " ujar nenek yang selalu saja ku tengok memegang muk kesayangannya yang selalu berisi teh manis. Memang muk ini selalu dipakai nenek ku untuk minum teh hangat ataupun dingin.

Kami pun segera bersalaman kepada Nenek, om, tante dan saudara kami yang sudah tiba lebih awal. Seperti biasa kami lah anggota keluarga yang selalu datang telat dimanapun tempatnya, bukan karena kami senang mengulur waktu tapi, alasan jarak yang kami tempuh lebih jauh dibanding yang lainnya.

Setelah selesai berkemas barang yang kami bawa menuju kamar, kami segera menuju ruang tengah. Aku pun duduk dan hanya memperhatikan televisi dan adik ku Zahra dan Ahmed sudah asik mengobrol dengan yang lainnya, yap aku lebih suka diam dibanding mengobrol karena aku tidak tahu apa yang harus aku bicarakan.

Saat jeda iklan aku memperhatikan Nenek ku yang sedang memakan sesuatau, memang sekarang kondisi fisik Nenek ku sedang tidak stabil, ya maklum saja semua manusia dalam fase ini memang mudah terserang penyakit. Ku lihat tubuh Nenek ku putih pucat dan sangat lemas dengan sesuap nasi ditangannya, tapi sepertinya ada sesuatu didalam nasi itu.

Setelah ku selidiki ternyata ada obat didalam nasi itu. Memang begitu cara Nenek ku memakan atau menghabiskan obatnya, dengan begitu rasa obat yang amat pahit tidak laha terlalu terasa. Kata Ummi ku, Nenek ku sudah tidak dalam kondisi yang baik mulutnya pun mulai berbau tak sedap, makin hari makin bertambah baunya. Aku semakin takut penyakit apa yang sedang tubuh Nenek ku hadapi sekarang.

***

"Fatimah, tolong pijetin Nenek dong!" Terdengar suara dari kamar Nenek ku, akupun segera menghampiri suara itu.

"Nenek cape ya?" Ujar ku dengan tangan yang terus berjalan naik dan turun dari kaki nenek ku.
Nenek hanya menjawabnya dengan senyuman.

Hai kawan! Bagus gak ceritanya? Please vote ya.... makasih

WAKTU TERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang