Astagfirullah

35 5 0
                                    

Setelah berlibur lama di rumah Nenek, kami segera berkemas untuk pulang. Lagi dan lagi keluarga kami yang selalu pulang terlebih dahulu.

Aku dan zahra sudah siap sepenuhnya dengan jaket yang sudah melekat rapih ditubuh kami dan masker dimulut kami.Sedangkan, Ahmed masih sibuk di kamar dengan tabletnya, memang begitu Ahmed, dia selalu saja asik bermain dan sedikit belajar bahkan cara belajarnya pun tidak serius, tetapi heranya dia selalu meraih juara 1 dikelasnya entah karena faktor keberuntungan yang berpihaknya atau memang itu yang sebenarnya.

Setelah berpamitan dengan Nenek, aku dan adik-adik ku berlarian mencari motor abiku.
Itu juga merupakan salah satu kebiasaan kami untuk berlomba menemukan motor Abi ku dengan cepat.

Setelah sampai dirumah Aku segera duduk dan melepaskan jaket dan kerudung yang kami kenekan.

***
Setelah beberapa hari berlalu, aku sudah mulai masuk sekolah kembali.

Seperti biasa hari pertama hanya kami lalui dengan upacara dan melamun atau bermain di kelas menunggu bel pulang berbunyi.
Dan Aku lebih suka untuk melamun atau keluar kelas karena aku merupakan tipe anak yang cepat mengantuk, tetapi Aku tidak pernah tidur di kelas.

Akhirnya bel pun tiba, saatnya aku pulang kerumah ku.

****

Pada malam hari aku dan zahra berbaring ditempat tidur dan menonton televisi.

" teng...teng...teng..." telpon Ummi ku berbunyi. Aku dan Zahra berlomba mengambil telpon itu. Dan akhirnya Aku lah yang mengambil telpon itu terlebih dahulu dan dengan cepat ku berikan kepada Ummi ku.

"Hallo Assalamu'alaikum tan" ucap Ummi ku setelah menerima panggilan itu.
"Astagfirullah!" Hanya itu yang terdengar di telingaku ditengah pembicaraan.

Aku dan Zahra pun segera menuju kamar belakang untuk mendengar penjelasan Ummiku tentang pembicaraan Ummiku dan Tanteku.

Ummiku memualinya dengan mengambil nafas dalam, dan berkata seolah tak terjadi apa apa.

Tetapi aku terus memaksa Ummiku agar Ummiku dapat mejelaskannya kepada ku, memang ini terdengar tidak sopan dan tak pantas. Tapi yamg satu ini aku sangat penasaran.

"Ummi.... tadi tante Faiqoh bilang apa aja?" Ujar ku penasaran.

"Gini, ini katanya ya... katanya itu, Nenek mu sakit getah bening" ucapnya

"Hah? Getah bening? Itu apaan mi??" Ucap Zahra penuh tanya

"Astagfirullah" ucap ku yang langsung terdiam.

"Getah bening itu termasuk kanker dan itu ganas "ujar Ummiku.

Aku dan Zahra langsung lemas mendengarnya. Pantas saja mulut Nenek makin lama makin berbau tak sedap ternyata Allah sedang menguji Nenek ku.

Semua saudara tahu tentang penyakit Nenek dan hanya Nenek yang belum mengetahui penyakitnya sendiri.

*****
Adzan maghrib pun berkumandang, dan hanya rasa sakit dan perih yang seolah menusuk jantung ku. Aku terus memikirkan kesehatan Nenek ku, karena kata Ummiku penyakitnya sudah samapi stadium 3. Astagfirullah .

Seperti biasa kami berempat tanpa Abi, segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sembahyang. Dengan dipimpin adik laki-laki ku yang masih duduk dikelas 4 saat itu. Lalu dilanjutkan dengan doa yang dipimpin Ummiku, banyak doa yang kami panjatkan kepada Allah dan salah satunya adalah kesehatan Nenek kami.

Hai sob! Bagus ga ceritanya? Please vote dan komen ya!!!! Please aku butuh masukan dalam penulisan. Terimakasih terus membaca ceritaku ya..... : )

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WAKTU TERAKHIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang