Akhir

197 13 9
                                    

(Author)

Persahabatan mereka mulai memudar. Hanya karena sebuah cinta, apakah sebuah persahabatan harus dikorbankan? Cinta. Cinta memang sulit dibicarakan. Apakah ini akhirnya? Akankah semua berlalu begitu saja?

....

Terlihat sekarang sikap Kevin begitu dingin kepada teman dekatnya Andre. Canda tawa menghilang, berlalu semenjak kejadian tempo hari. Wajah imut nan lucu pun kini telah menjadi wajah beku dan hambar. Kevin terlalu kecewa kepada Andre. Kevin menjauhi teman dekatnya dan banyak berdiam diri dengan perangkat earphone di telinganya.

Bagaimana dengan Andre? Andre yang tak tau apa-apa seakan tidak tau mengapa Kevin begitu. Andre tak tau kapankah ia berbuat salah kepada Kevin hingga Kevin tak lagi ingin tertawa bersamanya. Andre selalu berusaha bersikap seperti biasa, namun Kevin? Kevin tak bersikap seperti biasa. Ini aneh? Andre bertanya-tanya. 'Apa salahku?'.

....

(Andre)

Ini hari yang ke 'seminggu'nya Kevin bersikap aneh padaku semenjak dia melihatku berbicara kepada seorang cewek. 'Apa salahnya berbicara kepada seorang cewek. Dia adik kelasku, dia juga adik kelas Kevin'. Ah, benakku bertanya-tanya sebenarnya salah apakah diriku?

Setiap aku mengajaknya berbicara, selalu saja dia menjawab seadanya. Kevin seperti enggan berbicara banyak denganku. Jika aku bertanya A, dia akan menjawab A pula. Biasanya satu saja pertanyaan yang kuberikan dia akan menjawab bahkan dari A-Z. Dia begitu aneh, seperti sedang dirasuki roh jahat yang sangat dingin. Aku merindukan Kevin yang dulu. Aku merindukan Kevin seminggu sebelum kejadian itu berlangsung. 'Sebenarnya ada apa?'. Ahh, aku baru ingat. Waktu itu, Nadya sempat mencium pipiku dan bertepatan sekali Kevin melihatnya.'Apa benar dia marah karena hal itu? Mengapa dia harus marah? Apa dia cemburu? Ah, mengapa dia harus cemburu?'. Lagi-lagi benakku dihujani 1000 pertanyaan mengenai hal itu.

(Kringg)

Bel istirahat berbunyi. Aku berniat untuk mengajak Kevin makan dikantin karena perutku sangat lapar. Kulihat, Kevin hanya duduk saja dibangkunya, mengeluarkan earphone dan mendengarkan musik. Aku mendekatinya, berusaha untuk berbicara padanya seperti biasa.

"Vin.."

Dia masih terpejam. Sepertinya dia sangat menghayati lagu itu hingga tak sadar bahwa aku ada didepannya. Aku memanggilnya sekali lagi,

"Vin..."

Lagi-lagi dia tetap terpejam. Karena aku penasaran, aku lalu mengambil earphonenya begitu saja,

"Ehh,,"
"Lagu apa sih yang lo denger sampe dihayati bener (mendengarkan earphone)"

Kudengar sebuah lantunan lagu dari suara khas Mike Mohede yang mencover lagu dari band Zigas dengan judulnya Sahabat Jadi Cinta.

Tak bisa hatiku merapikan cinta~

Karena cinta tersirat bukan tersurat~

Meski bibirku terus berkata 'TIDAK!'~

Mataku trus pancarkan sinarnya~

Apa yang kita kini tengah rasakan~

Mengapa tak kita coba tuk satukan~

Mungkin cobaan untuk persahabatan~

Atau mungkin sebuah takdir Tuhan~

Lagi-lagi hatiku bertanya-tanya dalam hati. 'Kenapa dia begitu menghayati lagu ini? Ahh, mungkin lagu kesukaannya'.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Feel LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang