Senyuman yang terlukis indah tak pernah pudar dari wajah cantik nya. Dia selalu saja menghayal akan kejadian kejadian yang telah ia lalui bersama Arya, dan Kisya pun selalu berharap khayalan itu akan terulang lagi.
Hati nya berdesir saat bayangan Arya memenuhi rongga otaknya. Kupu-kupu berterbangan dalam perut Kisya saat nama Arya terucap dari mulut nya.
Namun apakah Arya juga melakukan hal yang sama dengan nya saat ia membayangkan Kisya?
Itulah yang menjadi pertanyaan dibenak nya. Dia ingat mana mau Arya menghabiskan waktu nya hanya untuk membayangankan seseorang yang bahkan tak pernah ia pandang.Berharap. Kisya hanya bisa berharap. Kisya selalu saja mengharapkan Arya hadir saat dia sendiri, saat tak ada seorangpun yang menemani, saat dia sedang ketakutan Arya ada disamping nya dan memeluk Kisya untuk menenangkan. Sekali lagi itu hanyalah pengharapan nya, entahlah apakah harapan itu dapat terpenuhi dan menjadi kenyataan yang indah?.
"I just want you love me"
Ucap nya lirih, dia ragu akan peryataanya barusan. Akan kah Arya mau mencintai nya? Akan kah Arya bisa menerima segala kekurangan nya? Akan kah Arya sanggup menghadapi sifat nya? Akankah?.
"Bengong mulu, heran deh gue sama lu Sya"
Widi merangkul pundak Kisya, dia penasaran dengan sifat sahabat nya yang sering sekali melamun, dan mungkin kini sudah menjadi kebiasaan untuk Kisya.
Kisya menggeleng lemah dan menatap Widi tepat diiris mata nya.
" Di, gue makin jatuh cinta Di sama Arya. Gue takut Di, gue takut gue ga bisa kontrol perasaan gue ke dia. Apa baik nya gue ngomong aja ya?"
Widi nampak sedang memikirkan langkah apa yang harus diambil oleh Kisya. Dia pun duduk dibangku kantin saat melintasi tempat tersebut.
"Sini deh Sya" ucap widi sambil memukul kan tangan nya tepat disamping untuk diduduki Kisya.
Kisya menduduki tempat yang tadi dipersilahkan oleh Widi, Kisya lalu mengangguk tanda dia sudah siap mendengarkan saran Widi.
"bicarain aja gapapa, toh lu juga kan cuma nyatain. Tapi Sya, satu hal. Lu ga boleh sakit hati kalo ternyata dia ga nerima pernyataan cinta lu itu " ucap nya dengan senyum yang menenangkan Kisya.
Kisya terdiam. Beberapa pertanyaan muncul kembali dalam benak nya. Apakah dia siap dengan semua penolakan Arya? Apakah setelah dia menyatakan cinta kepada Arya, Arya akan masih menerima dia sebagai teman atau bahkan menjauhinya? Siapkah dia dijauhi oleh laki-laki yang dia cintai? Entahlaaah entahlaaah, itu yang ada dibenak nya.
"tuhkan bengong lagi, Sya lu kesambet gue yang bingung asli dah" Ucap Widi.
Kisya hanya bisa menatap Widi dan tersenyum kearah nya. "gatau siap apa engga wid. Tapi gue udah capek buat mendem, gue harus nerima segala konsekuensi nya kan, kalo dia tiba-tiba ngejauhin gue?" Widi hanya mengangguk dan menghela nafas nya "haaaah, untung gue ga serebet lu ya Sya" mereka berdua pun tertawa bersama.
"Sya kata nya lu mau cerita, kemarin dianterin pulang sama Arya" Kisya hanya menolehkan wajah nya enggan untuk membahas hal tersebut "Sya lu udah janji yaaa" Kisya hanya terkekeh mendenger ucapan Widi. "hehehe, udah males ah. Intinya pas lagi mikirin dia, eeeh tiba-tiba dia dateng tetus nawarin boncengan" Widi menganga karena cerita Kisya yang sedikit itu. "Kalian jodoh kali yaaaa" Kisya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya entah harus merespon bagaimana ucapan Widi.
"Satu hal Sya, kita bentar lagi lulus. Gatau kalian nanti bakal ketemu lagi atau engga. Jadi, dari pada nanti lu nyesel belum ngungkapin perasaan lu ke dia heeeeem mending sekarang sekarang deh lu ungakpin ke dia. Untuk masalah dia nerima atau bahkan ngejauh lu ga bakal tau kalo lu belum coba".
Widi memberikan sepatah kata yang mampu nemberikan segenggam harapan untuk Kisya. Benar ucapan Widi, kita tidak akan tau bagaimana respon seseorang yang kita suka apabila kita belum mencoba mengungkapkan apa yang kita rasa. Siapa tau dia memiliki perasaan yang sama, atau pahit nya dengan seperti ini kita tau kalau dia ternyata hanya menganggap teman dan tak lebih. Akhirnya kita mengerti bagaimana dan kemana kita seharus nya melangkah."Makasih Wid"
*******
Sepulang sekolah Kisya berdiri di depan kelas Arya, sedikit mengintip di sana Kisya melihat Arya sedang berdiam diri dan sendiri. Dengan keberanian yang mungkin masih sedikit itu Kisya mencoba mendekati Arya.
"Arya... " laki-laki itu menghadapkan wajahnya kepada Kisya. "Ada apa Sya? Mau pulang bareng?". Dengan cepat Kisya mengkibaskan tangan nya "Bukan-bukan". Arya hanya menautkan kedua alis nya. Lalu, kedua nya pun teridam saling tatap satu sama lain. "Ekheeeem" Deham Kisya untuk menghilangkan kegugupannya "Arya gue suka sama lu.....". Okeeee ini terlalu cepat untuk Kisya menyatakan perasaan nya tanpa pemanasan atau basa-basi terlebih dahulu. Nasi telah menjadi bubur, perasaan yang sudah lama dipendam oleh Kisya pun kini sudah diketahui oleh laki-laki pujaan hati Kisya."Sya.. " ucap Arya membunuh keheningan. Kisya hanya menunduk tidak berani untuk menatap Arya. Dia merasa malu dan takut akan ucapan-ucapan Arya berikutnya. "Kisya, gue.. Aduh gue minta maaf".
Kata maaf sudah mengartikan segalanya untuk Kisya. Baik, dia akan menerima dan memang harus menerima penolakan ini. "Hehehe gapapa Arya, gue tau ini kecepetan yaa. Gapapa kalo gitu gue pulang duluan yaa, bye" Kisya membalikan diri dan melangkah menjauh dari Arya. Namun tiba-tiba "Kisya sorry. Gue emang ga bisa untuk sekarang, tapi gatau nanti" Kisya membalikan diri nya kehadapan Arya dan tersenyum setelah itu diapun pergi. "Kisya untuk sekarang kita masih bisa jadi teman, mungkin nanti teman hidup" ucap Arya lirih tanpa didengar oleh Kisya yang telah pergi.
Entah apa yang akan terjadi di masa depan nanti, akankah perasaan itu masih tetap sama atau akan berubah seiring berjalannya waktu, akankah Kisya dan Arya bertemu lagi setelah mengambil jalan mereka masing-masing?
Jawaban nya tidak ada yang tau akan seperti apa takdir mereka di masa mendatang. Namun, saat ini Kisya hanya akan berkonsentrasi pada hatinya dan tujuan nya. Yang terpenting adalah Kisya sudah memberi tahu perasaan Dia dan hal itu terasa sangat melegakan walaupun tetap harus dia menata hati kembali karena sebuah penolakan.
"Wid, Arya bilang maaf" Widia tersenyum dan langsung memeluk sahabatnya. "Iiih Kisya hebat banget udah berani ngasih tau Arya perasaan lu ke dia, bangga ah gue sama lu" ucap Widia dengan terus memeluk Kisya, memberi ketenangan untuk Kisya dan menyemangati nya.
"Boleh kok kalo mau nangis Sya" dan Kisya pun menangis dipelukan sahabatnya, Widia."Makasih yaa Wid, gue lega abis ngasih tau Dia. Cumaaaa ya gitu ekpekstasi ga sesuai sama realita. Tapi Wid, dia ngasih harapan ke gue, gue bingung jadinya"
Widia tersenyum "gapapa Sya berharap, tapi lu harus tau kapan lu harus berhenti harapin Dia. Jalan kita masih panjang, hidup lu bukan cuma tentang Dia aja masih banyak kisah yang bakal lu lewatin"
Kisya menganggukan kepala nya tanda ia setuju. Benar hidup nya bukan hanya tentang Arya. Kini, pengharapan nya tak lagi sama, ada prioritas yang harus ia jalani dan yang harus ia lewati. Ada lembar baru yang harus Kisya isi dengan kisah yang lebih baik. Arya hanyalah bumbu dari kisah hidup Kisya saat ini.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Explain Of Love
RomanceAku bisa apa untuk membuat mu jatuh cinta aku harus bagaimana agar kau melihat Ku betapa bodohnya aku saat aku mengaku bahwa Aku Mencintai Mu