1. Benda yang tak boleh disentuh

12.7K 332 14
                                    

"Sayang.. sayang bangun.." gusarku saat melihat suamiku masih tertidur pulas.

Nama suamiku Sean, ia adalah perantau dari Kalimantan. Aku membangunkannya karena ada berita buruk mengenai kakakku yang seluruh organ tubuhnya hilang,

"Mhh.." Sean berkedip berkali-kali, kemudian melihat wajah istrinya yang terlihat ketakutan. "Kamu kenapa sayang? jangan bilang masalah leak lagi. Aku tak percaya akan mitos itu.." ujar Sean ketus.

Aku yang mendengar kata sindirannya hanya menutup mata, "Kakakku.. kakakku meninggal sayang, aku takut kalau giliranku tiba. Apa yang tertulis di secarik kertas ini benar," ujarku sejenak memberikan kertas berisi tulisan.

Suamiku yang membacanya terlihat menyelidik setiap bait kata, 

"Aku masih bingung dengan tulisan ini, aku tahu ini milik nenekmu, tapi aku rasa ada rahasia yang ingin dia ungkapkan.." Sean masih mencerna tulisan tersebut.

"Aku tak ingin mati.." Hana menahan kesedihan yang selama ini ia tahan, "Aku sudah menerima menjadi mandul, tapi untuk mati aku belum siap.."

Sejenak Sean terdiam melihatku  "Aku akan memecahkan misteri ini, ini janjiku padamu sayang. Aku rasa aku mulai mempercayai tulisan nenekmu, di sini tertulis 3 benda keramat yang tidak boleh di sentuh, jika benda pertama telah di pegang atau di lihat, maka 2 benda lainnya akan segera menyusul." ujarnya kemudian memberikan kertas itu padaku.

"Aku tak tahu kenapa kakekku tega melakukan pesugihan, tapi derita yang akan di tanggung cucunya, kenapa ia tega melakukan semua ini?" kemarahan meliputiku bagai kobaran api.

"Sudahlah, yang sudah terjadi biarlah terjadi, setidaknya nenekmu memberitahu kita semua, walaupun melalui secarik kertas, tapi kurasa masih ada tulisan yang tertinggal, kenapa kita tidak ke rumah nenekmu saja?"

"Rumah nenekku terpencil, dulu kupernah ke sana dan tak pernah lagi datang, hawanya terlalu menyeramkan, aku bahkan tak ingat wajah kakek dan nenekku."

"Baiklah kalau kamu tidak mau. Aku akan melihat jenazah kakakmu besok, kau mau ikut denganku?" kata Sean penuh harap.

Aku yang mendengar merasa ketakutan Aku sebenarnya ingin melihat wajah kakakku di ruang otopsi, tapi setelah melihat jenazah kakak tertuaku 2 tahun lalu, hanya tinggal kepala dan seluruh organ tubuhnya menghilang membutuhkan waktu lama untuk menghilangkan shock. Teringat akan kematian yang akan kulalui.

"Aku sebenarnya ingin kesana mas, tapi aku masih trauma dengan saudara perempuanku dulu, aku.. aku hanya.." lagi-lagi ku tak dapat menahan tangisku, karena wajah masa lalu sulit untuk di lupakan. Kemudian tak terasa tangan yang hangat memegang erat tanganku,

"Ya, kurasa kau tak perlu ke sana, biarlah aku yang mengambil jenazah kakakmu dan langsung menguburkannya.. kamu tak usah khawatir, sekarang kamu istirahat saja jangan terlalu memikirkan masalah leak." ujar Sean tersenyum sendu.

Aku pun menuruti sarannya dan tertidur pulas.

Leak dan 3 Benda Keramat [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang