Flashback off
Aku berhenti menerawang ke dalam masa laluku. Mengingatnya membuatku semakin membencinya.
Tak menunggu waktu lama. Pesananku pun sudah tersaji di atas meja di depanku. Dan membuat perutku semakin keroncongan tak sabar untuk segera menyantap makanan yang tersaji.Mie kacang hitam yang begitu menggugah selera dengan kuah kentalnya. Selalu menjadi menu makan favoritku jika jam makan siang telah berlangsung. Ku hirup dalam-dalam aroma yang terkuar dari dalam mangkok tersebut. Segera kuambil sumpit dan memasukkan mie kedalam mulutku.
Tak lupa juga kue beras pedas di warung ini selalu menjadi makanan pendamping yang wajib dibeli.
Wajib dibelinya di kasih kutip buat aku aja. Hehe
Dan yang terakhir secangkir teh Green Tea. Sekedar untuk menenangkan pikiran dan penghangat suasana.Mungkin aku yang sedang terlalu asyik dengan makananku. Sehingga tak menyadari jika ada seseorang yang berdiri disampingku sejak tadi.
Ku tolehkan kepalaku dan kudongakkan wajahku menatap ke arahnya.Seorang pria yang sangat tampan. Hidung yang mancung dengan rahang yang tegas. Dan kumis tipis yang membuat para wanita semakin tergila-gila padanya. Tunggu. Apakah aku baru saja memuji lelaki di depanku sekarang ini.
Zea!
Sadarlah!
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku seakan menyadarkanku.
"Permisi.. Bolehkah saya duduk bersama anda?" ucapnya sambil melirik kursi yang masih kosong di depanku.
" A.. Ah yaa si.. silahkan.." ucapku dengan nada terbata-bata. Memalukan sekali. Kenapa aku jadi salah tingkah begini?
Kembali aku menyantap mie kacang hitam yang berada di depanku. Pria itu melambaikan tangannya untuk memanggil seorang pelayan dan memesan makan.
Mie ku sudah habis kumakan. Yang tersisa sekarang hanya beberapa buah kue beras pedas. Aku kembali memasukkan satu buah kue beras pedas ke dalam mulutku. Menyantapnya bulat-bulat dengan mulut penuh. Semoga saja aku tak mati tersedak.
Pelayan kembali membawakan pesanan yang di pesan pria di depanku ini. Aku meliriknya dari sudut mataku. Dia memesan kue beras pedas dan secangkir kopi panas. Sepertinya pria itu telah usai pulang dari kantor. Jas yang disampirkannya di kursi. Lengan kemeja yang sudah digulung sampai sebatas siku. Dasi yang sudah dilonggarkan. Melihat penampilannya saja sudah jelas kalau dia tipe pria yang suka bekerja dibalik meja. Tipe-tipe pekerja keras. Entah kenapa senyumku mengembang menatap pria di depanku ini.
Ya aku memang sudah gila.
Kami kembali melanjutkan makan dalam diam. Tapi mataku seakan terpaku padanya. Cara makannya yang elegan seperti tengah menyantap makanan yang harganya ratusan ribu. Tapi aku suka.
Lihatlah caranya menyuapkan kue beras pedas kedalam mulutnya itu. Aku mau jika aku yang menggantikan posisi kue tersebut.
Kenapa pikiranku jadi jorok begini?!
Aku mengalihkan pandanganku ke arah yang lain.Ada apa denganku? Untuk menghindari pikiran yang tidak-tidak dan semakin nyeleneh. Dengan segera aku meneguk secangkir Green Tea milikku sampai tandas dan dengan segera aku meninggalkan meja tersebut menuju tempat pembayaran.
Aku mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet. Dengan hati-hati aku mengeluarkannya agar tak tercampur dengan uang rupiah yang berada di sela dompetku. Aku membungkukkan badanku sebagai tanda terima kasih kepada pemilik warung. Dan melangkah keluar dari warung tersebut. Sembari menunggu lampu penyebrangan berubah menjadi hijau, aku mengeluarkan ponselku dan mengecek apakah ada notifikasi yang masuk.
Pesan masuk
From : Andrea
Aku sudah di apartementmu. Kau tak lupa kan hari ini kita akan memasak hidangan untuk ulang tahun Kean. Dan aku juga sudah belanja bahan makanan di supermarket. Cepatlah pulang ;)
Aku pun tersenyum lalu membalasnya.
To : AndreaIya. ini aku sedang menunggu bus. Kau tunggu saja di apartement. :))
Saat aku hendak memasukkan kembali ponselku ke dalam tasku. Klakson mobil membuatku kaget. Dan tak lama kaca mobil tersebut terbuka.
Itu kan pria tadi. Ucapku dalam hati.
Pria itu kembali tersenyum.
"Butuh tumpangan?" Tanyanya tetap dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.Aku yang tersadar pun akhirnya menjawab.
"Tidak.. Terima kasih, aku naik bus di seberang jalan sana" Balasku sambil menunjuk tempat yang kumaksud.
Pria itu mengangguk. " Baiklah.. Aku pergi duluan" Pamitnya lalu melajukan mobilnya menembus salju dan hawa dingin di daerah Daegu ini.
Lampu penyebrangan kembali berganti warna menjadi hijau. Aku pun berlari karena disaat yang bersamaan bus arah tujuanku tiba.
Aku menaiki bus itu dan langsung menempati bangku yang kosong.Rasa kantuk pun mulai menyerangku. Dan lama kelamaan mataku tak bisa melawan dan ikut mulai terpejam. Membawaku masuk ke alam mimpi yang kuharap bisa membuatku bertemu dengan pria berdasi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER IN SEOUL
RomanceSejak kematian istri pertamanya, hidup Robert yang dulunya sangat berwarna kini berubah menjadi suram, dingin, dan gelap. Namun, pertemuannya dengan Zea membuat hidup Robert kembali berwarna dan dipenuhi kecerian. Lelaki itu mulai berani membuka hat...