Misteri Bundaran HI

1.5K 22 2
                                    

BANYAK masyarakat percaya bahwa Bundaran HI yang terletak di jantung kota Jakarta adalah tempat angker yang meminta korban setiap tahunnya. Sebagian lagi percaya bahwa bundaran HI yang membentuk lingkaran besar itu adalah simbol perlindungan terhadap kekuatan setan yang sering disebut dengan Eye of Horus atau Ra, sang dewa matahari yang dikenal juga sebagai "all seeing eye".

Kalau aku ... tidak percaya semuanya!

***

Hari ini aku dan beberapa teman mengadakan demonstrasi di bundaran HI. Aksi kami bukan merupakan aksi brutal atau anarkis. Aksi kami adalah aksi damai. Kami hanya ingin membagikan bunga sebagai simbol kasih sayang, mengingat sebentar lagi hari Valentine akan datang.

Ratusan bunga kertas yang kami bikin telah terkumpul banyak. Aku dan belasan teman lainnya bergegas membawa bunga-bunga itu menuju ke bundaran HI. Ketika sampai di sana, hari sudah sore, sekitar pukul 17.30.

Seperti yang kami duga sebelumnya, jalanan di putaran bundaran HI macet total. Dengan mudahnya kami bisa berpencar hingga ke tengah jalan untuk memberikan bunga. Aku memilih lokasi di seberang kolam. Di sana kubagikan beberapa tangkai bunga pada pengemudi motor, mobil, juga pada para pejalan kaki.

Cukup dalam waktu setengah jam bunga yang kami bawa habis. Kami lalu beristirahat di pinggir kolam Bundaran HI. Kami duduk berjejer membelakangi kolam. Dengan agak malu-malu, aku memilih duduk di samping Alif. Fyi, Alif adalah cowok gebetanku saat ini. Alif tersenyum ketika aku duduk di sampingnya. :D

Di sana kami mengobrol mengenai berbagai hal. Salah seorang temanku kemudian bercerita tentang tewasnya seorang wanita di bundaran ini tanpa sebab yang jelas.

"Ada juga laki-laki yang tewas mengambang di sini," Alif menyahut.

"Mobil juga banyak yang pernah berenang di sini," sahutku. Beberapa teman tertawa kecil.

Tiba-tiba ...

Plung!

Aku mendengar seperti ada sebuah batu terjatuh di tengah kolam. Ketika kutengok, air di sana tenang saja tidak beriak sama sekali. Aku pun kembali mengobrol dan bercanda bersama teman-teman.

Ketika tengah asik mengobrol tiba-tiba Alif merangkulkan tangannya ke pundakku. Astaga! Aku malu sekali, namun tidak dapat kupingkiri aku juga merasa sangat senang. Kutatap wajah Alif sejenak. Bibirnya sedikit mengembang. Ah, senangnya ....

Kami terus mengobrol dan bercanda ria. Sesekali tangan Alif yang berada di pundakku bergerak perlahan mengelus pundakku. Aku merasa sangat hangat berada di rangkulan Alif.

Tidak terasa setengah jam berlalu. Sesekali kulihat tangan Alif di pundak kananku. Tangan itu terlihat agak pucat, rangkulannya pun harus kuakui terasa sangat kaku. Mungkin ini adalah rangkulan pertama yang pernah dilakukannya pada seorang wanita.

"Pulang yuk ah!" ajak salah seorang temanku.

"Yuk .... yuk!" temanku lainnya segera bangkit berdiri.

Aku menunggu reaksi Alif. Apakah ia akan mengajakku berdiri bersama dengan posisi masih berangkulan seperti ini, ataukah ia akan melepaskan rangkulannya? Aku masih menunggu. Dan tiba-tiba. Aku melihat Alif sudah berdiri di hadapanku sambil membersihkan celananya.

Kulihat lengan kananku. Masih ada tangan yang bertengger di sana. Astaga! TANGAN SIAPA INI?!!

Kanan kiriku sudah tidak ada orang lagi. Mereka semua telah berdiri.

"AAAAAAAAAAaaaaaaaaaa!!!" aku berteriak histeris sambil menyingkirkan tangan itu. Spontan aku berlari menghampiri salah seorang temanku sambil terus berteriak. Teman-teman yang lain menghampiriku.

Aku memeluk Nita, sahabatku dengan sangat erat. Aku benar-benar ketakutan. Aku takut sekali.

"Aa tangan ...," kataku sambil terus menangis.

"Tangan di mana?"

Aku menggeleng saja. Aku sangat malu jika harus bercerita bahwa sedari tadi aku berasa dirangkul oleh Alif namun ternyata tangan itu bukan milik Alif. Aku menangis tersedu-sedu di pelukan Nita.

"Siapa yang buang kembang di sana?" tanya Alif tiba-tiba sambil menunjuk ke arah kolam.

Kami semua melihat ke tengah kolam, ada setangkai bunga kertas bikinan kami yang mengambang di sana. Tidak lama kemudian, sesosok tangan terlihat keluar dari dalam air dan menarik bunga itu masuk ke dalam kolam.

Kami semua tercengang. Astagfirulloh ....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jakarta Penuh HantuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang