~Ali~
BUKKKKKKK
"Puas lo!"
Ku rasakan panas di ujung bibirku, bau amis mulai menusuk hidung.
"Puas lo buat Prilly sakit!, ternyata sia-sia gue ngorbanin cinta gue buat lo! Kalau begitu dari dulu kenapa gue gak rebut Prilly dari lo brengsek!" Digo memukul meja di depannya kencang.
Aku meringis pelan, perlahan ku imbangkan posisi tubuhku. Membalas memukul wajah Digo di bagian yang sama dengan ku.
"Brengsek lo!, habis lo sama gue!"
"Ali...Digo!"
Kami berdua sama-sama menoleh ke asal suara melengking itu, Mama berdiri dengan air mata yang menggenang di mata.
"Mama..."
Saat merasa Digo lengah segera ku layangkan pukulan untuk kedua kalinya hingga Digo ambruk di hadapanku.
"Ali!.." lagi-lagi mama meneriaki nama ku lantang.
"Lihat! Lihat anak mama yang manja ini, dia berani memukul Ali mah! Dan mama tahu ini semua hanya karna satu orang wanita"
"Satu wanita lo bilang? Menurut gue dia wanita paling berharga yang telah lo sia-siain!" Digo mencoba berdiri.
"Lo tahu bagaimana hancurnya perasaan Prilly karna ke-playboy-an lo itu!"
Sekali lagi ku layangkan pukulan ku ke wajah Digo, saat ini aku tak peduli dengan keberadaan mama. Yang terpenting aku hanya ingin memukuli wajah songong Digo.
"Berehenti! Kenapa kalian begini? Mama tidak mengerti lagi cara ngurus kalian" terdengar nada keputus asaan dari bicara mama.
Aku memutuskan untuk pergi keluar sejenak menenangkan pikiran ku yang kacau. Apa yang di tau Digo tentang perasaan, dia tidak mengerti apa perasaanku selama ini.
Ku telusuri jalan Jakarta yang rami dengan mobil dan motor yang lalu lalang, pikiranku kacau. Aku tak mengerti kemana aku akan pergi yang jelas aku tidak ingin menginjakkan kaki kerumah itu lagi.
"Ali..."
Aku mengenali suara ini, ini suara Prilly. Suara yang belum lama ini tak lagi ku dengar di telingaku.Prilly berlari kecil menghampiriku.
"Kamu ngapain disini?" Tanyanya dengan senyum di wajahnya yang aku tahu senyum itu senyum palsu.
Aku tidak menjawab pertanyaan Prilly, memilih diam adalah pilihan yang tepat.
"Hmm, aku lihat kamu tadi jalan sama cewek. Apa itu pacar baru kamu?" Tanyanya lagi benar-benar menusuk hati.
Aku mencoba menetralkan emosiku agar tidak meledak lagi.
"I..iya"
Ku lihat saat itu raut wajahnya langsung berubah, guratan kecewa terpampang jelas disana. Aku tak mengerti bagaimana lagi bersikap padanya.
"Ooo...kalau begitu selamat ya, semoga langgeng" ucapnya menjabat tanganku dengan senyum yang aku yakin di paksakan.
Setelah itu Prilly berlari pergi, aku menatap punggungnya yang mulai menjauh itu. Sekali lagi ku hela nafas kasar, tak tahu lagi harus berbuat apa, aku hanya menyatakan yang sebenarnya.
***
Oke oke ni cerita gaje banget mau di lanjutin atau di stop sampai sini. Karna bukan apa-apa, vote dan comentnya juga menjadi faktor author malas ngetik :b Btw happy new year. :** maaf juga pendek :b
Baca juga story "Istri Untuk Daddy Ku" hasil kolaborasi otak sedengku bersama biiestory.
Love
Ira
KAMU SEDANG MEMBACA
Meaning Of Love
Randomaku tidak mengerti rasa ini, tapi yakinlah cintaku padamu tetaplah sama, hanya saja aku tidak mampu mengatakan yang sebenarnya. dan bolehkah aku merasa bosan dengan hubungan ini.