Dancing in the Rain

643 66 3
                                    

Kyungsoo keluar dari bus dengan tergesa. Dalam hati ia bersyukur karena letak halte yang tepat berada di sebelah gedung pertunjukan memudahkannya mengejar waktu. Rencana terakhirnya hari ini adalah menonton drama musikal Baekhyun yang telah memasuki babak terakhir. Namun, deadline membuat rencananya nyaris gagal. Beruntung Chanyeol dengan senang hati membantu mengerjakan artikelnya hingga  tugas yang ia pikir akan selesai besok bisa selesai lebih awal. Kyungsoo tidak tahu kebaikan apa yang pernah ia buat sebelumnya, sehingga membuatnya bisa dipertemukan dengan manusia berhati malaikat seperti laki-laki tinggi tersebut. 

Gedung bergaya ala Eropa klasik itu terlihat bersinar karena lampu sorot yang memantul. Layar LED yang dipasang di atas gedung masih berpromosi, padahal dari kejauhanpun sudah terlihat bahwa sudah banyak orang yang mengantri di pintu masuk (bahkan lebih banyak dari yang mengantri di loket karena kebanyakan dari mereka membeli tiketnya secara online). Wajar saja, drama musikal ketiga Baekhyun yang bertajuk 'Dancing in the Rain' ini sudah sangat dinanti para penggemar sejak diumumkan dua bulan sebelum pertunjukan dimulai. Apalagi saat mereka tahu bahwa salah seorang aktor musikal pendatang baru yang sedang naik daun menjadi bintang utama, tiket langsung terjual habis di jam pertama penjualan tiket dibuka disetiap babaknya.

Kyungsoo untungnya sudah mendapat tiket jauh sebelum hari ini. Baekhyun memberinya tiket VVIP dan meminta-memaksa-nya datang. Tentu saja dengan senyum mematikan yang membuat seluruh bulu kuduk meremang.

Kau harus datang lebih awal Dyo. Biasanya antrian bisa sangat panjang saat pertunjukkan hampir dimulai.

Peringatan Baekhyun di telepon tadi siang terngiang kembali di telinganya. Sangat menyesal karena hanya menganggapnya sebagai angin lalu. Tidak menyangka jika antrian akan memanjang hingga pintu utama dan berakhir dengan dirinya yang berdiri paling belakang. Ia merasa seperti akan mengantri di sini seumur hidup.

'Setidaknya buket bunga yang kubeli sudah berada di tempat yang aman.' Batinnya lega. Setidaknya masih ada hal yang tidak perlu ia khawatirkan.

Kram mulai merambati kedua kaki Kyungsoo saat akhirnya dia melangkah satu jangkah ke depan untuk yang kedua kalinya. Meski begitu, ia merasa seperti tidak beranjak sedikitpun. Pintu masuk masih terlihat jauh di matanya padahal speaker yang dipasang di langit-langit ruangan sudah mengumumkan bahwa pertunjukkan akan dimulai lima menit lagi. Pasrah saja jika memang harus masuk saat pertunjukkan sudah dimulai. Dia sudah mulai mencari alasan agar selamat dari amukan Baekhyun pulang nanti.

"Hey Dyo! Dipaksa Baekhyun untuk menontonnya juga?"

Terkejut, Kyungsoo sedikit terlunjak saat suara berat itu masuk ke indra pendengarannya. Dia bisa dengan mudah menebak si pemilik suara, jadi sedikitnya dia sudah bisa mengontrol ekspresi wajahnya saat menoleh ke samping.

"Begitulah." Kyungsoo menunjukkan tiket berwarna emas yang sedari tadi ia pegang pada Jongin, berusaha untuk terlihat ramah meski tidak berhasil karena nada bicaranya tidak mau diajak kompromi.

"Sudah berapa lama kau mengantri?" Sambil menahan tawa, Jongin bertanya.

Kyungsoo melayangkan tatapan terganggu, tidak berniat menjawab sama sekali.

"Kau tahu? Pengunjung dengan tiket VVIP bisa langsung masuk lewat pintu khusus."

Hah?

xxxx

Jongin memang tidak tertawa, tapi Kyungsoo tahu laki-laki itu berusaha untuk menahannya sedari tadi. Setelah melalui hal yang memalukan (bagi Kyungsoo, karena beberapa orang melihatnya dengan tatapan aneh sambil menahan tawa juga), mereka akhirnya bisa masuk ke dalam tepat saat tirai panggung tersibak dan menampilkan beberapa penari yang membuka acara.

"Tidak perlu menahannya Kai, kau ingin mentertawakanku 'kan?" Ketus Kyungsoo sembari matanya sibuk mencari nomor kursi dan menemukannya berada tiga langkah di depannya. Tidak menyangka Baekhyun akan mengerjainya dengan memberi nasihat omong kosong, yang dengan bodohnya malah ia percayai.

Jongin berdehem, "Kau baru kali ini datang ke sini ya? Ada denah gedung di dekat pintu utama, tapi kupikir hal yang wajar jika kau melewatkannya. Terlalu banyak orang di sana."

Kyungsoo mendudukkan diri di kursinya, dan tidak terkejut saat Jongin ikut duduk di sampingnya. Tapi ada satu hal yang mengganjal di pikiran Kyungsoo.

Dia sudah akan membuka mulut untuk bertanya tapi suara Baekhyun yang tiba-tiba terdengar membuatnya mau tak mau akhirnya kembali fokus pada pertunjukan. Tampak sahabatnya itu tengah melantunkan sebuah lagu dan menari di bawah guyuran hujan buatan. Tidak dapat dipungkiri jika Baekhyun terlihat sangat tampan malam itu.

Kyungsoo menghela nafas. Benar. Baekhyun tampan, memiliki tubuh proporsional, pandai bergaul dan populer. Semua hal yang disebut tidak ada yang Kyungsoo miliki. Sahabatnya itu ia akui lebih baik 100 kali lipat daripada dirinya hampir dalam hal apapun.

Sudah seharusnya Jongin mendapat yang lebih baik darinya, 'kan?

xxxx

Pertunjukkan berakhir satu setengah jam kemudian. Jongin sudah pamit pergi lebih dulu sebelumnya, jadi Kyungsoo keluar sendiri. Yah, dirinya memang tidak berharap lebih sebenarnya.

Setelah mengambil buket bunga dari tempat penitipan barang, Kyungsoo berjalan menuju backstage untuk menemui Baekhyun dan memberi selamat.

Hiruk pikuk tampak jelas di belakang panggung. Orang-orang tengah sibuk mondar-mandir membawa barang-barang seperti properti dan kostum untuk di kembalikan ke tempatnya. Kyungsoo sudah mengedarkan pandangannya sampai ke sudut, namun Baekhyun tidak tampak di manapun. Menyerah, akhirnya ia bertanya kepada seorang laki-laki yang ia kenali sebagai salah satu aktor yang juga tampil dalam pertunjukkan tadi. Kalau tidak salah, namanya Key.

"Permisi. Maaf, apa aku boleh tahu dimana aktor Byun Baekhyun?"

"Oh, kau pasti Dyo? Baekhyun sering bercerita tentangmu." Key tersenyum ramah, "bintang kita memiliki ruang sendiri. Kau bisa pergi ke kanan, pintu ketiga adalah ruangan miliknya." Laki-laki itu menunjuk lorong di sebelah kanan yang memiliki banyak pintu.

Kyungsoo membungkuk dan berterimakasih sebelum melangkahkan kakinya menuju ruangan yang dimaksud.

Pintu bercat putih itu memiliki tempelan kertas bertuliskan nama Baekhyun di sana. Menyeringai usil, Kyungsoo yang sejak awal memang berencana untuk mengejutkan Baekhyun, langsung membuka pintu.

"Surpri-" tapi dia malah ikut terkejut dan hampir menjatuhkan bunga di tangannya.

Baekhyun juga terkejut namun dengan hal yang berbeda. Ada Jongin di sana, dan tampak sekali bahwa mereka bertingkah seperti tertangkap basah telah melakukan sesuatu.

To Be Continued

BlurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang