Chapter 2

6.9K 318 8
                                    

Part 2

"apa tempat yang kunjung itu sangat menarik? Apa banyak Hot guys atau mereka semua memamerkan dada bidang mereka? astagaaa jangan diam saja Vanessa" Vanessa menghela nafas ntah sudah berapa banyak pertanyaan konyol yang dilemparkan oleh Carly, ia bosan sekali mendengarnya bukannya tidak ingin bercerita namun, jika mengingatnya hanya dapat membuat ia terjebak dalam masa lalu yang kelam. Rasa rasanya ia tak mau lagi kesana lagi begitu banyak kenangan buruk terjadi. Walau Justin selalu bersikap baik.

"bisakah kita tidak membicarakannya?" tanya Vanessa mulai memijit kepalanya yang terasa pening. Pembicaraan ini lama lama membuatnya terus menerus menempatkannya dititik dimana ia tak ingin kembali lagi.

"kau begitu meyebalkan. Kukira tidak akan ada rahasia diantara kita" Carly berbicara begitu saja membuat Vanessa menegakkan posisi tubuhnya dan menatap lembut Carly. Hatinya ingin sekali membagi sedikit beban dengan bercerita pada Carly namun otaknya berpikir keras tentang itu. Bukannya egois, ia hanya membutuhkan waktu yang tepat ketika ingin membagi kisahnya.

"Carly, Maafkan aku. Aku terlalu banyak pikiran, pekerjaan kantorku masih menunggu dan kukira membicarakan tempat yang asik untuk dikunjungi akan membuatku malas bekerja. Aku berjanji ketika urusanku selesai kita akanberliburan, bagaimana?" Carly adalah tipe gadis yang mudah memaafkan terlebih dengan sahabatnya ia tidak akan tahan untuk terus berlama lama marah pada Vanessa.

Carly mengembangkan senyumannya "baiklah, itu sangat menggoda. Aku akan menunggumu, anyway. Apakah Dylan masih bekerja dikantormu jika iya, aku akan semangat ke kantormu" gelak tawa Carly keluar begitu saja ketika ia mengingat salah satu karyawan Vanessa yang tampan namun sepertinya lelaki memiliki masalah dengan penampilannya dan mungkin perlu diperbaiki.

"tentu saja, dia menunggumu" kata Vanessa dan kemudian mereka tertawa lagi. Sudah berapa lama? Sudah berapa lama ia tak tertawa lepas seperti ini bersama Carly? Pikirnya.

"awww, dia tipe lelaki yang lucu dan ... ohh wait, coba kau lihat itu. Justin Bieber menggendong seorang bayi. Astaga dia sangat mirip dengan Justin" seketika tawa merekapun lenyap dan pusat perhatian dua gadis itu kini kearah tv yang ada dicafe tersebut. Senyuman Vanessa memudar begitu saja ketika ia melihat seorang bayi laki laki yang berada didekapan hangat penyanyi terkenal itu. Jantung Vanessa berdekat lebih cepat dan ntah kenapa rasa rindu itu menyerangnya begitu saja ketika ia melihat bayi mungil itu. Justin terlihat mendekap erat Dustin dan membawanya kemobil dengan senyuman.

"keponakkan yang lucu, bayi itu sangat beruntung memiliki paman setampan Justin Bieber hahah, bukankah begitu Vanessa?" Carly beralih menatap Vanessa yang kini terlihat sedih ntah apa yang terjadi namun, Carly yakin sekali bahwa Vanessa tengah menyembunyikan sesuatu.

"kau baik baik saja Vaness?" tanya Carly membuat Vanessa menatap Carly dan tersenyum dan mengangkat kedua bahunya

"kurasa tidak. Aku merasa tidak enak badan. Bisakah kita kembali ke kantor?"

"tidak, tidak, tidak. Kau bilang kau tidak enak badan, namun masih ingin kembali ke kantor. Akan kutelpon Charoline, kita akan pulang" dan kini Carly terdengar seperti ibunya . ia segera menelpon Charoline yang berstatus sebagai seketaris dari Vanessa. Gadis itu hanya memutar mata melihat sahabatnya bertindak berlebihan seperti itu.

***

"kenapa kau tidak pulang ke rumahmu dan malah memilih ke apartemen" Carly menuju ketempat obat kemudian mengambil segelas air putih untuk Vanessa.

"kukira apartemenku lebih nyaman ketimbang dirumah" jawab Vanessa jujur.

"tapi jika disini kau hanya seorang diri, apa kau tidak merasa takut? Siapa tahu ada hantu yang gentayangan" bukannya merasa takut Vanessa malah tertawa mendengar temannya yang begitu paranoid dengan yang namanya hantu. Memangnya ada apa dengan hantu? Apa hantu akan memakanmu hidup hidup atau akan mencuri jiwamu dan menggabungkannya dengan jiwa jiwa yang ia curi lainnya untuk masuk kedalam neraka bersama?

MY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang