Bab 1

184 5 0
                                    

Yey. Akhirnya aku duduk di bangku SMA.

"Hai Alic sayang, ke mana aja lo? Kok lo gak ikut MOS sih? Padahal ada cowok yang yah, menurut gue sih lumayan cakep tapi dingin nya minta ampun." ujar Luria, sahabat Alic

"Lo kok heboh banget sih lu. Gue baru ada sesuatu yang penting,makanya gue gak bisa ikut MOS. Halah, palingan juga gak cakep-cakep amat." balas Alic sewot

"Hash, serah lo deh. Capek gue ngomong sama lo." balas Luria tambah sewot.

Mereka berjalan bersama hingga akhirnya sampai di kelasnya. Mereka duduk di dekat jendela. Mereka bercengkerama dan akhirnya, tanpa disadari bel tanda masuk kelas sudah berbunyi.

Seorang guru yang mereka duga wali kelas mereka.

"Baik anak-anak. Saya Mery wali kelas kalian. Salam kenal untuk kalian." ucap Bu Mery memperkenalkan diri.

"Nah, anak-anak, silahkan perkenalkan diri kalian masing-masing. Saya mulai dari Agash Setia Bagus." ucap Bu Mery.

Anak-anak di kelas pun mulai mengenalkan diri mereka masing-masing hingga sampai akhir.

"Lic, Alic, itu lho yang namanya Leon Wahyu Setiavaro, cakep ya." Luria memuji sosok bernama Leon tersebut.

Aku pun melihat sosok yang sedang dipuji-puji oleh sahabatku itu.

Oh, ini yang namanya Leon. Lumayan juga. Batin Alic.

"Woy, lo ngelamun aja daritadi, Lic. Ada apa sih?" tanya Luria kepo.

"Enggak kenapa-kenapa kok." ujar Alic.

Bel istirahat pun berbunyi.

Tak berapa lama Leon keluar dari kelas dan menghampiri seseorang. Saat Leon melangkah keluar kelas pun, ia hanya melirik sebentar ke arah Alic.
Oohh, dingin banget ya, Leon. Batin Alic

Dan, yang membuat Alic tercengang ternyata yang dihampirinya Charli, sahabat Alic dan juga Luria tentunya.

Ahh, ternyata dia dekat dengan Charli. Jadi, aku bisa memperoleh informasi sedikit-sedikit. Batin Alic lagi dan lagi.

"Eh, Lu, ke kantin yuk. Laper nih." ucap Alic

"Oke, Lic. Ayo." balas Luria.

Mereka berdua melangkahkan kakinya menuju ke kantin sambil bersendu gurau.

"Mas, pesen mie ayamnya dua sama es jeruknya dua ya." teriak Alic.

"Iya, mbak. Tunggu ya." balas mas penjual mie ayam.

"Oke, mas." balas Alic.

Mereka ngobrol tentang apa saja yang mereka lakukan selama liburan, sampai ada orang yang memanggil mereka.

"Oi Lic, Lu." teriak seseorang.

Alic dan Luria bingung mendengar ada yang memanggil nama mereka.

"Siapa Lic?" tanya Luria

Alic hanya mengangkat bahu tanda tak peduli.

"Oi, lo berdua, gak ngenalin gue nih?" tanya Charli sambil berteriak.

Alic dan Luria berpandangan seolah mata mereka menyiratkan itu kan...

"Charli." teriak mereka bersamaan.

"Akhirnya, lo berdua ngenalin gue." Charli bernafas lega.

Seolah teringat sesuatu, Charli kembali berkata

"Oh ya, nih gue bawa temen gue. Namanya Leon." ujarnya

"Kenalin, gue Luria." Luria memperkenalkan diri terlebih dahulu sambil mengulurkan tangannya.

"Leon." Leon menjabat tangan Luria.

Luria menyenggol tangan Alic.

"Apaan sih, Lu? Pake nyenggol-nyenggol gue segala." marah Alic.
"Ada yang mau kenalan tuh, Lic." sahut Luria.

"Ohh, gue Alic." ucap Alic sambil menatap Leon.

"Leon." ujar Leon.

"Nah, karena udah pada kenal gue tinggal dulu ya. Mau pesen makanan dulu." ujar Charli

Alic, Luria, dan Leon hanya menganggukkan kepala.

Selang beberapa menit kemudian, Charli datang membawa pesanannya. Pesanan Alic dan Luria juga datang bersamaan dengan Charli duduk.
"Ayo makan bersama teman-teman" ucap Charli bersemangat.
Alic, Luria, dan Leon hanya geleng-geleng kepala dan mereka akhirnya makan.

***

Setelah selesai makan, Alic dan Luria kembali ke kelas. Tak berapa lama seorang guru masuk ke dalam kelas dan mulai mengajar.

Tak terasa bel tanda pelajaran telah berakhir.

"Gue pulang dulu ya lu" ucap Alic

"Iya, ati-ati ya" jawab Luria.

Alic pun segera pulang ke rumahnya. Namun, saat dia melewati lapangan basket ia melihat Leon sedang bermain basket dengan teman-temannya. Dia tak tampak dingin saat bersama dengan teman-temannya.

Tersadar dari lamunannya, Alic segera pulang ke rumahnya.

Tanpa Alic sadari, ternyata Leon memperhatikan dia dari tadi.

Leon hanya tersenyum saat Alic melangkahkan kakinya meninggalkan sekolah.

Leon hanya tersenyum saat Alic melangkahkan kakinya meninggalkan sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini dia Leon wkwkwk

TBC

Our MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang