Bab 4

58 6 3
                                    

Esok harinya di sekolah, tanpa sengaja Alic melihat Leon sedang bercanda dengan teman-temannya. Ia merasa sebal tentang insiden bola itu. Akhirnya, ia hanya menatap sebentar ke arah Leon lalu ia pergi menuju kelasnya.

Saat Alic pergi, tanpa sengaja Leon melihat ke arah Alic. Leon pun hanya tersenyum samar.

Bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi. Leon pun segera masuk ke kelas.

***

Kelas Alic ternyata kosong. Guru yang mengajar di kelas tidak masuk karena sakit. Semuanya berteriak senang.

"Oi jangan pada seneng dulu. Ada tugas nih. Dikumpulkan." seseorang berbicara

"Yahh" mereka semua koor

Mereka langsung mengerjakan tugas tersebut. Tanpa terasa waktunya istirahat.

"Lic, ke kantik yokk."

"Gak ah, mager."

"Ayolah."

Perdebatan mereka terhenti saat salah satu teman mereka berteriak

"Alic, ada temen lo nih di depan."

Alic dan Luria saling berpandangan. Mata mereka menyiratkan "Siapa?"

Pertanyaan mereka terjawab saat ia melihat Charli sedang berdebat dengan Leon.

"Lho, ngapain di sini?" tanya Luria.

"Mau ngajak kalian colut" jawab Charli.

"Hah?? Lo gila apa?" teriak Alic.

"Kalian aneh banget sih. Pake tanya ngapain ke sini segala. Kita mau ngajak kalian ke kantin. Mau gak?"

"Gue-" jawaban Alic terpotong saat Luria berkata "Mau, tapi.."

"Tapi apa?" tanya Charli dan Leon bersamaan.

"Tapi traktir ya?" minta Luria dengan wajah memelas.

"Yaelah,cewek tuh maunya gratisan aja." gerutu Charli sebal.
"Mau apa gak?"

"Ya udah deh, ayo."

Dengan terpaksa Alic pun ikut ke kantin. Ia masih merasa sebal kepada cowok satu itu.

***

Sesampainya di kantin, mereka memilih tempat paling pojok. Charli memilih tempat di samping Alic. Luria memilih di depan Charli. Dengan sangat terpaksa, Leon duduk di depan Alic.

"Mas, mie ayam nya 4 ya. Trus es jeruknya 4." teriak Charli ke pelayan.

"Charli, lo kenapa gk tanya kita mau makan apaan?" tanya Luria sebal.

"Ya terserah gue lah. Kan gue yang traktir." jawab Charli.

"Mana ada traktiran kayak gitu?" gerutu Luria.

"Ada. Nih buktinya gue." sahut Charli.

"Serah lo." jawab Luria dingin.

"Lo berdua dari tadi kok diem aja sih? Lagi sakit gigi ya?" tanya Charli.

"Hah? Enggak kok. Kalian berdua aja yang lupa kalo ada kita di sini" jawab Leon.

"Iya tuh, lupa sama temen sendiri" setuju Alic.

Gue kok malah setuju sama dia sih. Goblok banget. Dia pasti mikir gue gak marah lagi sama dia. Batin Alic.

Keheningan menyelimuti mereka. Sampai akhirnya pesanan mereka datang. Mereka pun segera makan.

Saat bel tanda masuk berbunyi, mereka segera menghabiskan makanan mereka dan kembali ke kelas.

"Makasih ya traktirannya. Kapan-kapan lagi ya." teriak Luria membuat semua yang ada di kantin memandangnya heran.

"Jangan teriak-teriak gitu dong ya lah. Kayak orang mau konvoi aja lo. Ya udah gue balik duluan ya. Bye" sahut Charli.

"Byee." jawab Luria dan Alic sambil pergi menuju ke kelas.

Charli dan Leon pun segera masuk ke kelas mereka.

Tanpa terasa sudah waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing. Tapi biasnya sih ya hang-out dulu sama temen-temen. Tapi, tidak bagi Alic. Ia harus segera pulang ke rumah. Walaupun rumahnya selalu sepi. Big but sepi(suwung).

Saat Alic menuju gerbang, ia dihadang oleh seseorang. Siapa lagi kalo bukan dia. Ya, dia Leon.

"Apaan lo? Minggir gue mau jalan." semarah-marahnya dia sama Leon dia tetap tidak bisa marah berlama-lama.

"Mau gue anterin gak?" tanya Leon.

"Gak usah. Gue bisa pulang sendiri." tolak Alic.

"Lo pulang naik apa coba?" tanya Leon lagi.

"Naik helikopter." jawab Alic acuh.

"Mana ada coba helikopter di sini. Aneh-aneh aja lo tuh." Leon tertawa.

"Gak ada yang lucu. Ngapain ketawa?" tanya Alic.

"Ya deh. Jadi, mau bareng apa gak nih?" Leon bertanya.

Dengan terpaksa Alic setuju karena ia gak mau nunggu lama di sini. Apalagi sendirian.

"Nih, pake helm. Ntar kalo ada momen biar gk ketilang."

"Hm."

Alic pun naik ke motor.

"Pegangan ya. Ntar kalo lo jatoh gue gk nanggung."

"Hm."

Hati Alic menghangat saat ia menyentuh punggung Leon.

Is it love?

***

Tak terasa mereka sudah sampai di rumah Alic. Alic pun segera turun dari motor. Alic melangkah memasuki rumahnya. Tapi, kemudian, ia berbalik.

"Makasih udah nganterin pulang. "

"Iya, sama-sama."

Alic pun melanjutkan langkahnya.

"Eh, lic. Tunggu."

"Apaan"

"Besok lo mau apa gak gue ajak jalan-jalan?"

Alic tak menjawab pertanyaan Leon. Itu membuat Leon bertanya-tanya. Dia masih marah sama gue? Batin Leon. Leon pun melajukan motornya meninggalkan rumah Alic.

***

I don't know what i'm feel now. I feel very happy beside you. But i don't want beg you. I want ask you, "Tell me what is love?"

TBC

Our MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang