"Kanpaiii!!!"
Kami mulai meneguk minuman kami dengan nikmat.
"Nikah jugak akhirnya kau lae!" Ucap si batak berengsek yang dulu hampir menjadikan gue gigolo pemuas nafsu waria.
"Inget koen! Kalo pas sungkeman sama bapaknya jangan lali bilang "kulo segawon"*."
"Ga lagi lagi gue kejebak sama lo, Har!"
Mereka tertawa. Gue meneguk minuman gue lagi.
"Btw, gimana kabar lo semua?" Tanya Bo Seok.
"Orang TURKI satu ini jadi juragan ayam dia sekarang! Gak heranlah aku kalau nanti pun dia kawin sama ayam!" Goda Herbert. Hartanto dengan muka najisnya yang ga berubah dari dulu cuma mesem-mesem gaje.
"Lo sendiri gimana, bert?"
"Aku meneruskan job kaumku lah. Biasalah jadi pengacara aku ni. Sibuk kali lah!"
Semua melempar tisu ke arahnya dan tertawa.
"Bo Seok gimana nih? Apa balik ke korea langsung jadi boyband nih?!" Ledekku. Dia tertawa kecil.
"Ya...sempet ikut beberapa audisi sih. Tapi gagal. Ujung-ujungnya ikutan wamil gue dua tahun!"
"Operasi plastik dulu itu muka! Baru ikutan audisi!" Ucap Hartanto.
"Nih! Lo mamam nih es batu!" Ucapnya sambil ngelempar es batu ke Hartanto yang ketawa najis.
Gue lalu menoleh ke empat orang yang lain. "Kalo lo-lo pada ga usah ditanyain lah ya. Udah bosen liat muka lo semua!"
Mereka ngelemparin gue pake tisu dan es batu.
"Udah mau nikah lupa temen! Gitu tuh!" Goda Sho-kun.
"Ho oh! Temen apaan tuh kayak gitu?!" Celetuk Nino.
Gue ketawa. "Aiba, lo udah lulus belom? Apa skripshit lo masih mandek disitu-situ aja? Inget kawin bro! Ntar tuh burung impoten lagi." Ledek gue. Dia cuma nyengir nista.
"Minggu depan gue sidang, bro! Doain ya!"
"Akhirnya lulus juga dia!" Celetuk Bo Seok. Dia melemparinya dengan kacang.
"Gue ga bego-bego amat kali! Seperti kata gue dulu. Gue ga pingin lulus tepat waktu tapi gue pingin lulus di waktu yang tepat!"
"Alah! Banyak ulok** aja kau!" Sambar herbert.
"Giti tuh omongan mahasiswa abadi!" Sambar Nino. Kami semua tertawa.
"Ngomong-ngomong karaokean yuk!" Ucap Jun lalu meneguk minumannya.
"Eh? Tapi gue ga ada bayar charge buat karaoke! Gue ga tau kalian mau karaokean juga ternyata!" Ucapku. Jun tersenyum.
"Tenang aja! Karena ini usul gue ya gue aja yang bayar!" Ucapnya.
"Ah! Payah nih! Masa yang mau nikahan ga bayarin? Malah tamu pula!" Ejek Sho. Gue menepuk kepalanya.
"Udah gapapa! Kita semua kan udah lama ga ketemu. Anggap aja ini kayak reunian gang sambalado sekalian bachelor party! Last nightnya dia nih!" Ucap Jun.
"Ah! Bener juga kamu!" Celetuk si Har.
"Nah! Kalo itu aku setujulah! Ayolah kita meriahkan malam ni!" Sambar Herbert. Kalo soal begini emang dialah yang paling semangat!
"Mau lagu apa nih, ganks?!" Tanya Bo Seok yang kebetulan duduk di deket touch screen.
"Lagu kebangsaan kita aja lae!"
Bo Seok pun lalu dengan sigap memilih lagu. Lagu pun terputar. Herbert dan Hartanto mulai mengambil alih mic sedangkan Aiba mengambil alih tamborin. Nino malah asik dengan konsol gamenya sedangkan Sho-kun sibuk merekam aksi gila kami. Dan gue sendiri...seperti gigolo muda yang lagi nari striptis di hadapan tante-tante!
Sambala sambala bala bala sambalado
Terasa pedas! Terasa panas!Sambala sambala bala bala sambalado
Mulut bergetar! Lidah bergoyang!Cintamu seperti sambalado! Ah ah!
Terasa hanya di mulut saja! Ah ah!Entah kenapa...saat malam itu...ada banyak hal yang terlintas di pikiran gue...
Mungkin emang bener kata bokap gue...kalo kita mau nikah...biasanya akan banyak kenangan muncul di benak kita seakan ingin membawa kita kembali ke masa lalu!
Entah kenapa otak gue kembali membawa gue ke sebuah kota yang penuh romantisme yang menimbulkan rasa hangat.
Dan kota itu namanya Jogja! Ya. Jogja!
Kota dimana gue menemukan sekumpulan orang-orang gila ini, ilmu, hal-hal aneh bin dodol, dan juga...CINTA!
Mungkin memang rada ngebosenin! Tapi inilah awal kisah yang membawa gue kembali terlempar ke masa lalu. Masa dimana karut marut kehidupan gue di Jogja dimulai!
NOTE: *kulo segawon=Aku anjing dalam bahasa jawa krama
**banyak ulok= istilah orang Medan untuk mengatakan seseorang yang banyak omong kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kusut Anak Kos
HumorDi pikiran lo...apa sih yang identik dengan Jogja? Anak kos? Makanan murah? Mahasiswa rantau? Kota pelajar? Malioboro? Yup. You got it right! Dalam cerita (yang sejujurnya ajaib bin dodol) ini, Satoshi Ohno, seorang mahasiswa tingkat akhir asal Jepa...