Part 10 - Ketahuan?!

72.7K 5.5K 47
                                    

Okay, ini dia part selanjutnya....

Aku akan lanjut kalau sudah mencapai  lebih dari 100 vote dan 15 comment yaaa :D

Bukannya aku haus akan vote ataupun comment. Aku hanya ingin diberi semangat oleh kalian :*

Happy reading, guys!

----------------------------------------------------------


          Sudah tiga hari semenjak kepergian Arjuna, Olin merasa dunianya kembali tenang seperti semula. Tidak ada lagi pria yang meminta dibuatkan sarapan, tidak ada lagi pria yang membuatnya kesal dan yang terpenting adalah tidak ada lagi pria yang mengajaknya berdebat setiap ada kesempatan.

          Tapi meskipun begitu, Arjuna seolah-olah tidak membiarkannya merasakan ketenangan yang benar-benar tenang. Pria itu selalu saja menghubunginya hanya untuk membuatnya kesal bukan main. Entah itu hanya untuk menanyakan kabarnya, menanyakan kegiatannya, atau hal-hal yang menurutnya sangat tidak penting. 

         Seperti saat ini, lagi-lagi pria itu menghubunginya di saat dirinya sudah sangat ingin mengistrirahatkan tubuhnya.

        "Ada apa lagi, Arjuna?" Bukannya menyapa terlebih dahulu, Olin langsung saja bertanya dengan nada malas.

       "Halo juga, Olin."

       Suara Arjuna terdengar sangat riang saat menyapanya, sehingga membuat Olin memutar bola matanya malas. "Kamu sudah menelepon saya hari ini hanya untuk menanyakan menu makan siang saya. Sekarang apa lagi? Kamu tahu kan kalau sekarang ini sudah jam tiga pagi?"

        Olin mendengar tawa renyah dari Arjuna di seberang telepon.

       "Saya tahu. Tapi saya menelepon kamu di saat yang tepat kan? Dengan kata lain, saya menemani kamu lembur."

        "Jadi ada apa, Arjuna Prasetya?"

       "Dua hari lagi saya pulang. Kamu jemput saya di bandara kan?"

       "Nggak bisa. Saya ada urusan," Olin langsung menjawab dengan sedikit ketus.

      "Kalau begitu, batalkan urusan kamu itu. Gampang kan?"

       Olin menghela napasnya pelan. "Saya nggak janji. Kalau kamu hanya ingin berdebat dengan saya, sebaiknya jangan melalui telepon."

      "Memangnya siapa yang sedang mengajak kamu berdebat?"

       "Arjuna..." geram Olin.

      "Saya ingin memastikan kamu datang menjemput saya. Hanya itu."

       Olin mengernyitkan dahinya saat mendengar nada suara Arjuna yang tiba-tiba terdengar sedih. Drama banget!

       "Saya nggak bisa janji. Tapi akan saya usahakan. Udah dulu ya? Saya ngantuk," ujar Olin sambil langsung mematikan sambungan telepon.

       Setelah itu, Olin mulai membereskan gambar-gambarnya karena kantuk yang menderanya sudah sangat sulit untuk dilawan.

+++++

       Olin terbangun karena merasakan ponselnya bergetar. Selama Arjuna pergi, dirinya memang sengaja mengatur ponselnya bergetar saja tidak disertai deringan suara. Dan saat melihat layar ponselnya, ternyata yang menghubunginya adalah adik semata wayangnya. Rendra.

       Masih dengan nyawa yang belum sepenuhnya sadar, Olin mengangkat panggilan dari adiknya itu.

       "Ada apa, Ren?"

#1 | Love in Chaos [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang