"Molly, aku sedih sekali hari ini," ujar seorang anak perempuan berumur sebelas tahun yang langsung menghampiriku di kasur. Namanya Jean, gadis manis dengan rambut coklat sebahu.
"Kenapa setiap hari Lena selalu menggangguku di sekolah? Aku kesal sekali," lanjutnya sambil terisak pelan, "padahal aku sedang berusaha berteman dengan anak-anak yang lain, tapi Lena membuat semuanya menjauhi diriku."
Jean menceritakan kejadian di sekolahnya pada hari itu sambil sesekali terisak. Jean adalah anak baru di sekolahnya. Baru seminggu ia pindah karena orang tuanya meninggal. Ia diangkat menjadi anak oleh kakak dari papanya, namanya Om Richard. Om Richard memiliki seorang anak perempuan, Lena, yang sebaya dengan Jean.
Sejak kedatangan kami yang pertama kali di rumah ini, Lena terlihat sangat benci pada kami. Ia selalu menjahili Jean di rumah. Mulai dari memberantakkan isi kamar Jean, sampai mengambil jatah makan Jean lalu diberikannya pada kucing di depan rumah. Om Richard sangat jarang pulang ke rumah sehingga tidak tahu kalau anaknya selalu bersikap jahat pada Jean. Bahkan, akhir-akhir ini, sekolah tidak lagi menjadi tempat yang tenang untuk Jean. Semuanya karena Lena.
"Aku benci Lena," kata Jean sambil menghapus air matanya, "aku rindu papa dan mama."
Jean memelukku dengan erat. Dapat kurasakan dari sentuhan tangannya bahwa ia sangat ingin semuanya kembali seperti dulu. Kembali pada saat-saat menyenangkan dimana orang tuanya masih hidup.
Sebulan yang lalu, orang tua Jean mengalami kecelakaan pesawat terbang. Jenazah mereka belum ditemukan karena kabarnya pesawat yang mereka tumpangi meledak di atas laut. Jean dan aku selalu menunggu kabar dari pencarian polisi. Seminggu berlalu, namun kabar orang tua Jean tak kunjung jelas. Akhirnya, dua minggu setelahnya, polisi mengabarkan bahwa pencarian akan dihentikan dan semua penumpang kapal dianggap telah meninggal.
Semua barang milik orang tua Jean disita untuk keperluan menutup cicilan barang yang mereka miliki. Jean tidak memiliki apa-apa, kecuali aku, dan satu buah koper berisi baju serta perlengkapan sekolahnya.
"Molly," kata Jean, "hanya kau satu-satunya yang setia padaku. Maafkan aku karena kau tidak bisa ikut kemana pun aku pergi."
Aku memandang Jean dengan tatapan maklum. Aku tidak bisa bergerak. Karena itulah aku selalu berada di kasur Jean. Aku bukanlah siapa-siapa. Jean menolongku sekitar setahun yang lalu.
Setahun yang lalu, saat hari hujan, Jean pulang dari sekolah ditemani oleh mamanya. Ia melihatku yang sedang kedinginan di pinggir jalan. Ia mendekatiku dan menanyakan siapa namaku. Aku tidak bisa menjawab. Jean sedikit bingung lalu dengan segera menamaiku Molly. Ia merengek pada mamanya agar memperbolehkannya merawatku di rumah. Pada awalnya, mamanya menolak karena takut aku akan menjadi beban keluarga. Tapi, Jean meyakinkan mamanya untuk membawaku pulang dengan janji, ia akan bertanggung jawab terhadapku.
Aku tidak mengerti apa yang Jean pikirkan pada saat itu. Aku tidak bisa bergerak maupun berbicara. Aku tidak berguna. Namun, Jean justru ingin merawatku. Bahkan, tidak jarang ia meminta maaf padaku bila ia tidak dapat mengajakku pergi keluar bersamanya.
Aku tidak tersinggung ataupun marah. Hatiku sudah sangat bahagia bisa memiliki teman seperti Jean. Hanya Jean yang mengerti diriku, seperti halnya hanya aku yang bisa mengerti Jean.
Brak!
Pintu kamar Jean terbuka dengan keras. Jean dan aku terkejut. Aku melihat Lena sedang tersenyum menyebalkan di depan pintu kamar.
"Sedang apa kau?" tanya Lena ketus sambil masuk ke kamar tanpa menunggu izin dari Jean. "Ah, aku tahu. Pasti kau sedang merawat anak tak berguna di sebelahmu itu kan?" kekeh Lena sinis.
"Diam," kata Jean pelan, "kau tidak berhak berkata begitu pada Molly."
"Oh, dia punya nama?" tanya Lena pura-pura terkejut. "Wah, Molly, maafkan aku karena tak sopan padamu." Lena menundukkan kepalanya sambil menyilangkan kakinya kebelakang seperti balerina. "Tapi, lebih sopan kalau kalian berdua pergi saja dari rumahku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Book of Words
HorrorShort Horror Story Compilation Seperti untaian nada yang membentuk sebuah lagu, rangkaian kata membentuk sepenggal cerita Seperti alunan lagu memiliki suatu makna, selembar cerita memiliki sebuah arti Kumpulan cerita horor pendek, hasil dari pemikir...