Hari ini aku ingin keluar, sambil jalan jalan dan mengunjungi makam orang tuaku . aku tak mau membangunkan Rafi, ya Rafi Alvino Latif nama suamiku yang sangat aku cinta. Aku tak mau manggagu tidurnya jadi aku tulis note saja.
Rafi,
Aku pergi sebentar, mungkin sedikit jalan jalan dan mengunjungi makam papah dan mamah. Jika ingin makan aku sudah siapkan. Jangan mencariku.
Begitulah isi notenya dan aku taruh di meja makan.
Rafi POV
Kemana wanita itu, apa aku terlalu kasar ya? Ah tidak dia pantas mendapakannya. "Note apa ini?" tiba tiba aku menemukan note di atas meja makan. Pelacurku sudah kusuruh pulang lama lama aku muak dengannya.
Rafi,
Aku pergi sebentar, mungkin sedikit jalan jalan dan mengunjungi makam papah dan mamah. Jika ingin makan aku sudah siapkan. Jangan mencariku.
Begitulah isi notenya . Cih... pede sekali dia mana munkin aku mencarinya. Tapi dengan siapa dia pergi dan kenapa tidak minta izin langsung? Dia masih takut?, entalah untuk apa aku memikirkannya. Hari ini minggu jadi aku tak bekerja. Aku bosan dirumah, bagaimana jika aku menelpon clara, ya clara adalah pacar ku "hai sayang, kau dimana aku bosan, mau shoping bersamaku?"
"..."
"baiklah aku akan menjemput mu..".
Aku memperbolehkannya belanja sesukanya. Tiba-tiba aku melihat wanita murah itu sedang makan dengan seorang pria. Siapa pria itu, sudah berani dia.
Salsa POV
Sepertinya akan sepi jika aku pergi sendiri bagaimana jika aku ajak Dafit saja. Semenjak menikah kita tak pernah bertemu lagi. Ya Dafit adalah sahabat ku sejak kecil bahkan orang tua kami juga dekat. Jika saja aku tidak jatuh cinta pada Rafi, saat ini mungkin aku mencintainya.
"Dafit, aku sedang berjalan jalan aku sendrian, kau dimana? Bisa temani aku tidak"
"..."
"Baiklah aku tunggu di café biasa ya"
Hah.. senang rasanya bertemu Dafit. Seperti bebanku hilang, walau sementara. Oh tidak ini sudahjam 10 malam. Rafi bisa marah. Aku harus segera pulang.
"Sepertinya di sudah tidur" gumam ku sendiri saat melihat semua lampu di rumah dimatikan "siapa? Kau ingin aku tidur agar tidak bisa memarahimu, pulang telat, bertemu lelaki, pergi tanpa izin ku. Betapa murahnya dirimu" "siapa lelaki itu?atau kau melayaninya seperti pelacur-pelacurku hmm?" ucapnya setengah teriak. Kata-katanya sungguh menohok hatiku "d..dia temanku.." ucapku takut
Plak
Tamparan itu lagi "kenapa kau marah? Bukankah lebih baik jika aku punya lelaki lain hah? Aku bisa cepat menggugat cerai dirimu dan kau bisa menikah dengan wanita mu, bagaimana dengan dirimu yang selalu membawa pelacur ke rumah berpacaran dengan orang lain diluar, kau pikir aku tak tau? Dan aku.. kau menyakitiku bahkan menyebutku pelacur hanya karena aku menemui temanku, aku istrimu, percayalah dia hanya temanku, aku sudah telalu mencintaimu" dia terdiam entah ingin marah atau apa aku tak tau. Aku sudah terlalu lelah.
Keeseokan harinya
YOU ARE READING
Sad Married
Teen FictionMenikah dengan orang yang dicintai, semua orang menginginkannya bukan tapi apa jadinya jika orang yang dicintai malah membenci apakah itu akan tetap menjadi impian. Pernikahan karena perjodohan sepertinya terdengar seperti neraka bagi sebagian orang...