Satu | Permulaan

3.9K 298 15
                                    

Background song: Something Kinda Crazy by Red Velvet

-
Something kinda crazy happens to me 거짓말처럼 무슨 일인 거에요? 반짝이는 별이던 네가 품에 안긴 Crush 대체 무슨 일이죠?
Something kinda crazy happens to me. It's like a lie, what's happened? You were a shining star and now you're in my arms, crush. What is going on? (Red Velvet)
-

"Irene! Yah, Irene!" Wendy mendengus kesal. Ia mengikuti arah pandang gadis penyandang nama Irene yang tak kunjung-kunjung menghiraukan panggilan darinya lantas menggeleng-gelengkan kepala tatkala mengetahui apa yang telah mengalihkan dunia sahabatnya itu. Wendy menarik nafas dalam-dalam; bersiap untuk memanggil gadis dengan rambut cokalat digerai tersebut untuk yang kesekian kalinya, "BAE JOOHYUN!"

Teriakan yang bisa dibilang cukup keras, berhasil membuyarkan lamunan si gadis berambut coklat. Sontak ia mengalihkan pandangan dari fokusnya saat ini menuju si pemanggil namanya.

"Ah, mianhae, Wendy," ia meringis sebelum melanjutkan kata-katanya, "Kau bilang apa tadi?"

Wendy lagi-lagi menghela nafas. Ia menatap Irene prihatin. Ia tak habis pikir mengapa sahabatnya yang satu ini bisa menjadi seperti ini hanya karena orang itu. Dua bulan belakangan ini, Wendy sering menangkap basah Irene menatap orang itu dengan mata yang berbinar-binar dan senyuman yang tak pernah terhapus dari wajah cantiknya. Bahkan beberapa kali Wendy tak sengaja melihat pipi Irene merona tipis kala memperhatikan orang itu.

Orang itu? Ya, orang itu. Kim Seokjin atau yang lebih dikenal dengan Jin. Seorang sunbaenim dari jurusan kedokteran dan terkenal di kalangan mahasiswa. Ia merupakan mahasiswa yang aktif di berbagai organisasi universitas bahkan di luar. Ditambah dengan wajahnya yang tampan serta sikapnya bagai gentleman, Jin menjadi memiliki banyak penggemar, terlebih para gadis. Tak terkecuali gadis penyandang nama Bae Joohyun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Irene ini.

"Aku bahkan belum mengatakan apapun, Irene. Baru mencoba untuk menarik perhatianmu," balas Wendy lesu dengan penekanan pada tiap kata yang dimiringkan.

Irene meringis kembali mendengar ucapan sahabatnya. Mau tak mau ia memang harus mengakui kebiasaan yang bisa dibilang tak baik itu. Ia pun kadang mengomeli diri sendiri karena kebiasaannya yang melupakan dunia sekitar saat memperhatikan lelaki yang ia sukai, Kim SeokJin.

"Jadi ada perlu apa?" Ucap Irene mengganti pertanyaannya.

"Eommamu menelponku tadi. Ia menyuruhmu untuk mengangkat panggilannya," Wendy melambai-lambaikan ponselnya lantas menyimpannya di dalam tas, "Jangan bilang kau tak menyadari dering ponselmu berbunyi karena terlalu sibuk memperhatikannya?" Tanya Wendy curiga.

Irene langsung menggeleng cepat, "Ponselku mati. Aku memang sudah berencana untuk menyambungkannya pada power bank, tapi belum jadi-jadi kulakukan. Hehe," ucapnya jujur dan polos. Kemudian ia membuka zip tasnya dan meraba-raba ke dalam tas tersebut untuk mencari benda berbentuk balok seukuran ponsel itu, power bank.

"Sama saja. Itu berarti kau kehilangan akal pikiranmu karena dia," gerutu Wendy seraya mengarahkan jempolnya dengan cuek dan kilat pada Jin yang tengah duduk di bangku taman sambil berkutik dengan sebuah notebook di atas paha, "Kenapa kau tak nyatakan saja perasaanmu padanya? Aku yakin dia akan menerimamu, Irene. Hanya lelaki bodoh yang berani menolak gadis cantik sepertimu," ucap Wendy lagi. Ia berucap sesuai dengan kenyataan yang ada.

Something Kinda Crazy [JinRene] | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang