Jejak di Lorong Sekolah

1.1K 26 5
                                    

Happy reading guys :)

" Boy..." teriak Andi dari depan kelas.

" Apa, Ndi? Kayaknya penting benar manggil gue." jawab Boy curiga.

" Lo tau nggak kalau nanti malam kita mau ada acara wisata malam sama anak˗-anak ekskul pramuka?" jawab Andi enggak mau kalah.

" Enggak. Ko gue gak tau ya?" Jawab Boy sambil berpikir.

" Lo sih. Taunya Cuma cewek doang. Hahahha " jawab Andi dengan bercanda.

" Hahaha sok tahu, lo. Kaya dukun yang suka iklan di TV aja. " jawab Boy sambil bercanda.

" Hahahaha. Jadi, lo mau ikut enggak?" Desak Andi kepada Boy.

" Wah, gue mau ikut. Gue mau cari setan yang sering nyolekin gue kalau gue lagi duduk di depan kelas 12 IPA 3. " Jawab Boy dengan Semangat.

" Hahaha setan? Hari gini masih percaya setan. Ada˗-ada aja lu. Yaudah nanti malam jam 20.00 WIB di sekolah yaa." Jawab Andi yang masih menganggap jawaban Boy adalah lelucon.

***
Sudah 3 bulan lamanya Boy selalu diganggu oleh penampakan-˗penampakan yang tidak jelas ketika dia melewati lorong sekolahnya. Tepatnya lorong panjang di depan kelas 12 IPA 3. Ia pikir itu hanya kerjaan teman-˗temannya yang suka usil dengannya. Boy selalu dicolek ketika ia sedang duduk di bangku depan kelas 12 IPA 3. Ia juga sering ditimpuk dengan kerikil ketika berjalan menyusuri lorong itu tepat di pukul 12.06 WIB. Memang aneh. Kenapa hanya pada waktu itu ia di lempari kerikil? Terkadang Boy juga sering menerima Bunga melati di dalam tasnya ketika ia memeriksa tasnya sepulang sekolah di rumahnya. Terkadang ia juga melihat jejak kaki di depan kelas itu ketika hari beranjak sore. Jejak kaki itu berwarna agak kemerahan seperti warna darah. Boy masih menganggap kalau itu adalah perbuatan temannya yang usil atau tidak suka dengannya.

***
Pukul 20.00 WIB di depan sekolah sudah banyak siswa dan siswi yang mengikuti wisata malam ekskul pramuka. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Begitu pula Boy yang sudah sejak siang tidak sabaran untuk cepat-˗cepat mengikuti ini. kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan anggota ekskul pramuka dengan yang lainnya. Acara baru dimulai ketika pukul 20.30 WIB dengan pembagian kelompok yang sudah di atur oleh tim panitia.
Boy mendapat kelompok 2. Itu tandanya ia akan berjalan mengelilingi sekolah bersama teman-˗teman kelompok 2 setelah kelompok 1 sudah pergi jauh dari tempat berkumpul. Teman-˗teman Boy ada yang sudah merasa ketakutan. Mereka adalah para siswi.

" Kalau emang takut lebih baik kalian pada bobok cantik aja di rumah. Hahahha. " sindir Boy kepada siswi yang ketakutan.

" Sombong banget lu jadi cowo." jawab Mita dengan sinis.

" Sudah-˗sudah jangan ribut. Sekarang kelompok 2 silahkan jalan." potong ketua pelaksana kegiatan wisata malam.

Boy dengan teman˗-teman sekelompoknya pun pergi meninggalkan Mita, dll. Mereka hanya dibekali 3 buah lilin di sepanjang perjalanan. Karena memang lampu di sekolah sengaja di matikan. Agar suasana mendukung dalam kegiatan ini.

Ketika ingin menuju lorong di depan kelas 12 IPA 3 tiba-˗tiba Boy melihat sosok wanita masuk ke dalam kelas tersebut. Boy pun langsung mengejar sosok wanita misterius itu tanpa mempedulikan teman˗-temannya di belakang.

Boy masuk ke dalam kelas 12 IPA 3 dan mencari˗-cari sosok wanita yang tadi ia lihat. Setelah mencari-˗cari selama 5 menit di dalam kelas. Ia tidak menemukan sosok wanita itu. Ia hanya melihat jejak kaki berwarna merah seperti darah berhenti tepat di depan meja guru. Boy memperhatikan dengan betul jejak kaki terebut. Ia berpikir mungkin ini adalah jejak sosok wanita misterius itu. Ketika Boy sedang sibuk memikirkan jejak kaki tersebut. Tiba-˗tiba saja jendela kelas terbuka dan tertutup sendiri, desiran angin masuk ke kelas beriringan aroma melati yang khas ketika ia mencium bunga melati yang ada di tasnya. Lampu pun berkedap˗-kedip tak menentu.

" Woy, siapa lu? Kalau berani tunjukin diri lo" tantang Boy.

" Lo pikir gue takut sama lo? Hahaha. " teriak Boy dengan lantang.

Setelah 10 menit keadaan tampak mengerikan. tiba˗-tiba keadaan kelas kembali seperti semula. Boy berpikir kalau itu hanya kerjaan teman-˗temannya yang tidak suka dengannya. Boy pun pergi keluar meninggalkan kelas tersebut.

Tapi, ketika boy hendak membuka pintu. Alangkah terkejutnya Boy . Karena tepat di hadapannya ada sesosok wanita yang mengerikan sedang menatapnya. Wanita itu langsung mencekik leher Boy dengan Kuat.

***
Tepat 3 bulan yang lalu. Saat itu Boy dengan teman-˗teman grup bandnya berjalan menyusuri lorong depan kelas 12 IPA 3. Tepat di depan kelas itu lewat juga wanita cantik bernama Melody. Melody adalah gadis cantik keturunan jepang. Ia adalah siswi pindahan dari jepang 2 bulan yang lalu. Boy tertarik dengan Melody sejak kedatangannya di sekolah ini. tapi Melody tak sedikitpun menoleh ke Boy. Melody tahu kalau Boy adalah Cowok playboy di sekolah. Boy juga pernah membuang dan menginjak tugas keterampilan yang ia buat dari kumpulan bunga Melati. Padahal itu adalah tugas yang dipercaya oleh wali kelasnya kepada Melody. Boy juga sering membuat keributan di sekolah. Sekolah tidak berani mengeluarkan Boy. Karena Boy adalah putra dari pemilik sekolah ini.

Saat itu Boy menggoda melody dengan mencolek pipi Melody. Seketika itu pula Melody marah dan langsung menampar wajah Boy dengan keras. Boy tidak terima ketika ia ditampar oleh seorang siswi yang jelas˗-jelas tidak setara dengannya. Ia pun langsung menyeret Melody ke dalam kelas 12 IPA 3 dan langsung mencekik leher melody di atas meja guru. Saat itu hari sudah sore. Dan keadaan sekolah sudah sepi. Hanya ada Boy dan teman˗-teman grup Bandnya. Teman˗-teman Boy juga takut untuk menolong Melody. Karena mereka diancam oleh Boy. Selain mencekik leher Melody. Boy pun menyuruh Tom untuk mensilet˗-silet kaki Melody sampai kaki Melody mengeluarkan darah yang banyak. Boy melakukan itu karena pada waktu itu Melody pernah tidak sengaja membuat Boy tersandung dan Jatuh di depan siswa-˗siswi sekolah. Ia merasa sangat dipermalukan. Sejak saat itulah Boy berencana untuk membalas apa yang dilakukan Melody.

Nantikan cerita selanjutnya yaa :)
Terimakasih sudah membaca :D

Jejak Di Lorong SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang