Ketukan dari Balik Pintu

725 21 4
                                    

Tapi, ketika boy hendak membuka pintu. Alangkah terkejutnya Boy . Karena tepat di hadapannya ada sesosok wanita yang mengerikan sedang menatapnya. Wanita itu langsung mencekik leher Boy dengan Kuat.

***
Mita mengikuti Boy diam-diam di belakang. Karena Boy pergi meninggalkan kelompoknya. Saat Melody sedang mencekik leher Boy. Lalu Ia berteriak dengan sekuat tenaga.

"Boooooooooy. Tolongin Boy siapapun yang ada disini. "

Sontak membuat semuanya kaget dan langsung berlari menuju sumber suara. Dan hantu Melody pun pergi ke alamnya. Boy pun selamat dari cekikannya.

"Lo enggak apa-apa, Boy? " Tanya Andi sahabat Boy.

"Gue enggak apa-apa, Ndi. Untung ada nenek sihir teriak kenceng bener sampe kuping gue budek. "

"Yeeeh. Ditolongin bukannya bilang terimakasih, malah ngatain gue. " Jawab Mita ketus.

"Iyee nenek sihir makasih yaa. Berkat lo gue jadi enggak mati karena dicekek sama si hantu abal melody. "

"Itu tadi hantunya Melody? Tapi kenapa dia nyekek lo? Lo ngapain Melody, Boy? " Tanya Mita cerewet.

"Bukan urusan lo nenek sihir. " Jawab Boy sambil meninggalkan Mita yang masih kaget dengan kejadian tadi.

***
Keesokan harinya di sekolah ramai berita mengenai sosok Boy yang dicekik oleh hantu Melody. Semua siswa dan guru-guru juga membicarakan kejadian yang menimpa Boy.

Bu Mirna adalah guru BP di sekolah Boy. Ia pun langsung meminta Boy untuk menemuinya di ruangannya.

"tok tok tok. " Bunyi suara pintu yang diketuk Boy.

"Ya masuk. " Jawab Bu Mirna dari dalam ruangan.

"Ada apa ya bu memanggil saya kesini? "

"Mengenai kejadian semalam. Apakah kamu baik-baik saja, Boy?

"Seperti yang ibu lihat hari ini. " Jawab Boy dingin.

"Ada hal yang ingin saya tanyakan padamu. Bagaimana ceritanya hantu Melody bisa mencekik lehermu? Apakah kamu ada hubungannya dengan kematian Melody? " Tanya Bu Mirna dengan nada interograsi.

Boy hanya diam dan menundukan kepalanya ke bawah menatap kosong lantai yang memang tidak ada apa-apa.

Suara Bu Mirna mengejutkan Boy dalam lamunannua. "Boy."

"E-e-eh. Iya, Bu. Enggak kok. Saya mana mungkin berurusan dengan Melody. Lagian dia enggak sebanding dengan saya. " Jawab Boy dengan nada ragu.

"Tapi, rumor yang beredar saat ini menunjukkan kalau kamu pernah mendekati Melody dan mencoba untuk merayunya. " Ujar Bu Mirna memojokkan Boy.

"Please deh, Bu. Jangan percaya sama gosip murahan. Lagian siapa sih yang enggak kenal Boy. Anak pemilik yayasan sekolah ini. Pasti mereka sengaja ingin menjebak saya. "

"Boy, hentikan. Jangan bertingkah sombong hanya karena kau anak dari pemilik yayasan ini. "

"Hahaha. Sudahlah, Bu. Tidak usah ikut campur dengan urusan saya kalau ibu masih ingin bertahan disini. " Ucap Boy dengan nada ejekan.

Boy langsung bangkit dari kursinya tanpa menghiraukan apa yang diucapkan Bu Mirna. ia berjalan cepat meninggalkan ruangan dengan kesal dan membanting pintu sekuat tenaga.

***

Di lobby sekolah, anak-anak sedang berkumpul dengan berbisik membicarakan kasus yang menimpa Boy. Mereka terus membicarakan tanpa mengetahui orang yang sedang dibicarakan lewat tepat disampingnya.

"Apa lo? Beraninya bicara di belakang gue. Dasar pengecut lo semua. " Ujar Boy kesal.

Semua siswa tidak ada yang berani menatap langsung ke arahnya. Semua diam membisu.

"Urusin aja masalah lo. Sibuk amat ngurusin gue. Dasar fans gelap gue. " Seru Boy yang semakin kesal dan pergi meninggalkan teman-temannya yang masih diam seribu bahasa.

Saat kepergian Boy, Mita diam-diam pergi mengikutinya dari belakang. Sampai langkahnya terhenti di depan kamar mandi cowok. Sementara yang diikuti sedang membasuh mukanya karena terlalu penat dengan masalah yang menimpanya saat kejadian jurit malam.

"Tok.. Tok.. Tok.. " Suara dari dalam kamar mandi tepat di belakang Boy.

"Woy, siapa lo? Keluar! Ngapain lu di dalam ngetok-ngetok? " Seru Boy dengan gemetaran.

"Tok.. Tok.. Tok.. " Suara yang sama dan disertai dengan bunyi cakaran kuku di pintu.

Boy mengernyitkan dahinya. Ia takut kalau Melody akan menghantuinya lagi. Ia berjalan menghampiri sumber suara dengan langkah kaki yang gemetar. Ia terus berjalan dan suara ketukan pintu itu semakin nyaring terdengar di telinganya. Tak hanya suara ketukan pintu saja yang terdengar dari balik pintu. Tetapi suara tangisan seorang wanita juga terdengar.

Boy ragu untuk melanjutkan langkahnya mendekati pintu tersebut. Tapi, ia penasaran dengan apa yang ada di balik pintu itu. Ia lanjutkan langkah kakinya menyusuri ruang yang tertutup itu. Langkahnya berhenti dengan tiba-tiba dan nafasnya mendadak berhenti seketika. Mata Boy terbelalak melihat apa yang ada di depannya. Ia ingin berteriak tetapi mulutnya tak bisa mengeluarkan suara sama sekali.

***
Mita terus menunggu Boy di depan kamar mandi cowok. Matanya tertegun saat melihat lampu yang berada di kamar mandi ternyata terus berganti dari mati terus nyala, mati, dan seterusnya. Ia takut terjadi sesuatu dengan Boy. Ia ingin masuk ke dalam. Tapi ia sadar kalau ia tidak boleh masuk ke dalam sana. "Oh, Tuhan. Apa yang harus saya lakukan? "

Comment dan votenya ditunggu.
Salam kecee

Aniswilliam 😙😙

Jejak Di Lorong SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang