Flashback

169 13 1
                                    

(Tiga tahun yang lalu)

Hari itu adalah hari pertamaku di SMA, rasanya sedikit tidak nyaman karena baru seminggu yang lalu orang tua ku bercerai dan hak asuh jatuh ditangan ayahku. Untung saja aku anak tunggal jadi hanya aku yg merasakan betapa kerasnya ayah.

Aku berharap sekolah baruku akan menyenangkan, tapi ternyata tidak. Saat aku memperkenalkan diri, seorang siswa laki-laki yang beringas berkata

"apa yang anak perempuan lakukan dengan celana?!" Seisi kelas menertawakanku.

Mereka mentertawakanku karena fisikku yang pendek, kurus, berkulit putih bersih, dan memiliki bibir yang merona mirip seperti anak perempuan dan suaraku sedikit cempreng, tidak seperti anak laki-laki pada umumnya memiliki suara yang bass.

Aku berulang kali mengeluh pada ayah tapi tak pernah digubris. Ayah selalu memarahiku bahkan tak segan memukulku jika ketauan bolos atau berpura-pura sakit.

Kenapa ayah tak mengerti bahwa aku benci sekolah. Aku benci diolok-olok didepan umum. Saat kembali kesekolah seakan aku tak punya harga diri, mereka memperlalukanku seenaknya.

Melemparku ke kolam berenang sekolah, ke tong sampah, dan bahkan keluar jendela kelas sehingga kadang aku hanya bisa terbaring lemas diklinik.

Aku penat dengan semua tekanan dan kekerasan. Kapan aku bisa menikmati hidupku? Akhirnya aku memutuskan untuk kabur dari rumah.

Tengah malam aku berjalan ditrotoar kota memandang langit yg berawan sehingga bintang tak terlalu jelas terlihat, diselimuti angin malam yang dingin.

Aku melihat warna yang aneh, warna yg indah, warna yg susah diungkapkan, warna yang memikat, keluar dari suatu bangunan.

Aku memasuki bangunan itu dan ternyata sebuah tempat kursus musik. Aku terpaku melihat warna yg begitu indah nya keluar dari sebuah gitar yg dimainkan didalam studio. Ada juga gitar yg mengeluarkan warna yang sangat tidak enak untuk dipandang.

Apa sebenarnya yang baru saja aku lihat?

Dengan perasaan bingung langkahku terhenti pada sebuah cafe dengan pengumuman

dicari seorang penyanyi

Dulu ibu sering mengajariku bernyanyi namun ayah selalu menentangnya. Akhirnya aku melamar pekerjaan di cafe itu dan dengan percobaan satu lagu aku pun diterima.

Dilantai tiga cafe merupakan tempat tinggal karyawan-karyawan cafe, alasannya untuk menghindari keterlambatan karyawan.

Aku diantar oleh seorang pelayan ke sebuah kamar. "Aku Hina salam kenal." Kata seorang wanita yg sangat manis sambil membungkuk.

Aku membalasnya dengan bungkukan juga. Tiba-tiba seseorang merangkulku dan mengecup pipi ku. "Bocah ini harum sekali." Katanya.

Dengan cepat aku melepas rangkulannya dan menjauh. Itu seorang wanita cantik berkacamata dan sedikit berlebih disatu bagian

"Oi Narumi jaga sikap mu. Maaf ya, Narumi memang seperti itu. Terakhir kali vokalis kami hengkang karena tak tahan selalu diintip saat mandi. Lama-lama kau pasti akan akrab kok. Haha."

Kata seseorang pria yg cukup tampan disampingku. Aku tak bisa berkata-kata dan hanya bisa tersenyum pasrah.

"Namaku Alexander mohon bantuannya." Kataku sambil membungkuk.

"Nama yang bagus. Oiya pria disampingmu itu adalah pemain bass kami namanya Ron dan wanita yg romantis itu adalah gitaris kami namanya Narumi sedangkan aku adalah drummer band ini."

Kata Hina sambil menunjuk pria disampingku dan wanita mesum tadi. Jadi ini band yang akan mengiringi ku.

"Emm kamarku dimana ya?" Tanyaku gugup.

"Kamarmu? Disini bersama kami. Kau boleh tidur di samping ku." Kata Narumi.

"Apa?!" Teriak ku. Narumi mengangguk dengan senyuman mesum nya. Aku hanya menghela nafas panjang. Mau bagaimana lagi? Beginilah aku akan menjalani sisa hidupku.

Tbc

***

Apa yang akan terjadi pada Alexander? Bagaimana kehidupan sehari-harinya bersama band nya yang unik? Dan apa saja masalah yang akan ia hadapi?

Sekian chapter flashback kali ini

Terimakasih sudah membaca

Jangan lupa like, leave comment, dan ikuti terus ceritanya

Sekali lagi terimakasih

Tambah keperpus kamu ya, supaya tau kapan updatenya keluar (。^O^。)ノノ

Melody BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang