.
.
Irene membanting pintu kamarnya dengan kesal. Ia benar-benar lelah seperti ini. Setiap ia ingin pergi selalu dilarang. Waeyo??Ia membantingkan tubuhnya di atas kasur. Irene menghilangkan peningnya sejenak. Arghh! Hari ini benar-benar melelahkan. Pintu kamarnya terbuka. Seorang wanita paruh baya masuk ke dalam kamarnya.
Irene sekali lagi mendengus kesal. Ia sudah hafal apa tujuan eommanya datang ke kamarnya.
Ia mengambil ponselnya dengan tujuan untuk menghiraukan eommanya."Joohyun-ah. Dengarkan eomma!!"
Tak ada respon. Irene tetap berkutat dengan ponsel pintarnya itu. Ny. Bae tentu saja mengambil ponsel itu dari tangan Irene.
Irene terkejut. Ia merengek kepada eommanya agar segera mengembalikan ponselnya.
"Dengarkan eomma dulu"
Irene berdecak sebal. Saat ini, ia lagi malas berdebat dengan eommanya. Ia menyenderkan badannya di tepi kasur.
"Kau.. Kemana saja?"
Irene mengatakan itu bersamaan dengan eommanya. Ia benar-benar hafal pertanyaan itu. Bahkan mungkin ini sudah pertanyaan keseribu kalinya.
"Eomma. Aku hanya jalan-jalan."
Irene mendekap tangannya di dada. Saat ini dia benar-benar kesal.
"Tapi. Kami mengkhawatirkanmu"
Ny. Bae mengelus rambut panjang Irene. Irene memutar kedua bola matanya.
"Aishh, eomma. Irene bukan anak kecil lagi."
"Tapi kau sa...."
"Stop!! Aku bosan mendengarnya"
Lagi-lagi pernyataan yang sama di lontarkan Ny. Bae. Irene sudah benar-benar kesal.
"Eomma. Kumohon tinggalkan aku sendiri"
Ny. Bae hanya bisa menghela nafas melihat putri satu-satunya ini. Ia tak ingin mengganggu Irene. Ny. Bae meninggalkan kamar Irene dengan perasaan khawatir.
Irene mengambil ponsel yang di letakkan eommanya di atas kasur.
Ia baringkan tubuhnya kembali. Memori bersama Baekhyun tiba-tiba muncul. Ia tersenyum mengingat pertemuan konyol nya dengan Baekhyun.
"Apa besok aku bisa bertemu dengannya lagi?" ia tersenyum nemikirkannya.
"Baiklah. Aku akan kesana. Siapa tahu dia juga datang kesana"
***
"Yakk!! Baekhyun!"
Baekhyun terkejut melihat sahabatnya tiba-tiba datang ke rumahnya. Tanpa mengetuk pintu pula dan langsung masuk.
Baekhyun berdecak kesal melihat tingkah sahabatnya ini."Wae?"
Baekhyun hanya melontarlan pertanyaan itu. Ia lagi malas untuk berbicara.
"Aniyo. Aku hanya ingin berkunjung"
Pria jangkung itu menjawabnya dengan cengiran khasnya. Baekhyun memutar bola matanya. Tingkah sahabatnya memang seperti itu.
"Ya! Baekhyun-ah. Aishh rumahmu berantakan!"
Pria itu menatap sekeliling rumah Baekhyun. Rumahnya seperti kapal pecah yang sudah tenggelam ke dasar laut. Ia melihat sahabatnya itu sekali lagi. Baekhyun tak seperti biasanya seperti ini. Senyum senyum sendiri tapi malah menghancurkan rumahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Million Pieces
Fanfiction*Irene RV *Baekhyun EXO *Chanyeol EXO *Wendy RV *Luhan