Part 1

95 5 0
                                    

"Jangan lari kau revan"teriak melengking ara memenuhi koridor sekolah.
Seluruh siswa siswi hanya berdecak bosan dengan kelakuan mereka. Pertengkaran mereka berlanjut hinggal kelas 3.

"Dasar wanita lari saja lelet" ujar revan sambil netap ara remeh

"Kauuuu!!!"tunjuk ara dan memperkuat larinyan hingga mendekati revan

Mereka terus berlari hingga akhirnya ara menyerah dan terduduk lemas di koridor sekolah sambil menstabilkan nafasnya

"Dasar lemah gitu saja lelah"ujar revan yang membuat ara semakin emosi dan melempar batu kearah revan manum lelaki itu dengan mudahnya mengelak

"Selamat tinggal lemah"ujar revan sambil berlalu dan melambaikan tangan ke arah ara dengan senyum lebarnya. Ara pun berteriak kencang sambil terus menyumpah serapah untuk revan

************

"Kenapa lagi?"tanya haikal kepada ara yang duduk dihadapan nya.

Ara terus memakan makanan yang ia pesan dan menghiraukan sahabat kecil yang bertanya kepadanya.
Sehabis menenangkan dirinya ara langsung berjalan kekantin dengan wajah masam nya ia juga sempat bertemu revan dan kawan kawan.
Itu.sangat.memuakan. bagi ara

"Dia mengerjaiku lagi"ujar ara sambil memutar bola matanya

"Dan itu akan terus terjadi"kata haikal dan mengambil kentang membuat ara berdecak kesal

"Apa tak ada target lain selain aku? Ini sudah mau 3thn dia selalu mengerjai ku!!!"ujar ara dengan mengebu ngebu

"Karna kau menangapinya!"ucap haikal sambil menatap ara, ara memiringkan kepalanya dan menatap haikal bingung

"Begini" haikal pun membetulkan duduknya dan mencondongkan badanya kearah ara sambil menatap ara serius. Berdeham sebentar dan memulai pembicaraan nya
"kau harus berlajar untuk tidak menangapinya"lanjut haikal

Ara mengerutkan dahinya tak mengerti masuk perkataan haikal,
"Jelaskan secara benar haikal tama"ujar ara penuh penekanan

"Kau harus bersikap cuek kepadanya, hiraukan dia. Dia menjahilimu?diam kan saja, dia mengataimu?cuekin saja dan dengan begitu dia akan bosan dan tidak akan menjahili mu lagi"ujar haikal dengan nada tegas dan wajah seriusnya

"what?....apa yang kau katakan tadi???? Aku harus diam pada saat dia mengatai ku?"tanya ara yang di bales anggukan serius oleh haikal

"aku harus diam pada saat dia menjahiliku?"tanyanya lagi

"Yap"

"Mencuekin nya saat dia mengatai dan membully ku?"

"Yap"

"Itu membuatnya makin seneng bodoh!!"ucap ara dengan suara yang mengebu gebu sambil menatap haikal tak percaya

"Kau gila ya?"lanjut ara
Namun reaksi dan perakataan ara membuat haikal tertawa dengan keras membuat seluruh isi yang berada dikanti menatap mereka penasaran dan juga aneh

"Jika kau tidak menangapinya dia akan bosan. Dia selalu seneng membully mu karna melihat reaksimu ra"ujar revan setelah menguasai diri dari tertawanya

"Tidak tidak itu akan membuat ku lemah dimatanya"ujar ara sambil mengeleng kepalanya kencang

"Terserah itusih. Aku sebagai sahabat baik hanya bisa membantu memberi saran saja"ujar haikal sambil memakan kentang ara. Ara hanya diam memikirkan perkataan haikal dan tanpa sadar makanan nya sudah habis oleh haikal

**************

Sudah sebulan ini ara mulai menyueki revan. Seperti saat berolahraga revan dengan sengaja melempar bola ke arah ara,namun ara hanya memutar bolamatanya dan tak membalas.
Revan yang mengangu makan siang ara dikantin, menaruh kecoa ditas ara atau menedang kursi pada saat pelajaran namun ara benar benar mendiamkan nyaa

"Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"tanya seseorang yang dikenal sebagai sahabat revan yaitu edgar. Sahabat dari semasa kecilnya

Revan hanya terpaku dia tak tau apa yang harus dialakukan, gadis itu benar benar membuatnya frustasi. Sudah sebulan gadis itu tak pernah membalas apa yang revan lalukan dan itu benar benar membuatnya frustasi.

"Entahlah, kau tau kan dia skrng bagaimana"ujar revan lesuh

"Ayolah bung masa kau kalah begitu saja" revan hanya mendengus keras sambil turun dari meja nya dan berniat berlalu hingga suara edgar membuatnya terhenti

"Begini saja, kau harus dapatkan dia sebelum hari kelulusan"ujar edgar sambil mendekat

"Maksud mu?"tanya revan sambil menaiki alisnya tanda dia tak mengerti akan perkataan edgar

"Maksudku buat dia menjadi pacar mu"jawab edgar

Suasana hening, revan mentap edgar dengan dahi berkerut dan tak percaya. Apa sahabatnya ini sudah gila? Mana mungkin dia berpacaran dengan gadis bodoh seperti ara? Bodoh bener bener bodoh jika dia berpacaran dengn gadis bodoh

Sudah berdetik detik tak ada yang berbicara, keheningan menyelimuti hingga suata tawa kencang membuncah menenuhi ruangan sepi itu. Revan tertawa kencang hampir menangis

"Kau tau itu bodoh"ujarnya sambil terus tertawa dan edgar hanya menatapnya aneh

"Itu tak bodoh. Kau dapat keuntungan revan"ujar edgar dengan suara serius membuat revan menghentikan tawanya dan mengerutkan dahi

"Oke jadi begini, kau berpacaran dengan nya kau bisa membuatnya bertekuk lutut pada mu dan juga bisa membuat orang yang membuat mu terus menjahili ara makin kesal dengan mu" ujar edgar dengan suara mengebu gebu

Revan terdiam ditempatnya memikirkan semua ucapan edgar, acara kelulusan tinggal 3bulan lagi dan apa dengan waktu sesingkat itu dia bisa meluluhkan hati gadis bodoh itu?

"Bagaimana?kau setuju?" Hembusan nafas lagi lagi terdengar dari arah revan dia benar benar pusing "kalau kau bisa,aku akan mengabulkan apapun untuk mu. Termaksud permintaan yang waktu itu"lanjut edgar sambil tersenyum manis

"Akan kupikir pikir dulu"ucap revan sambil berlalu pergi

Tak ada salah satu dari mereka yang tahu bahwa percakapan mereka didengar oleh orang lain. Dan tak ada yang tahu apa yang akan terjadi dikedepan nya





"Kejutan tak akan selalu beakhir indah. Terkadang malah membuat suata bencana"

TBC

My YouthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang