Suasana cafe sabtu pagi sangat sepi, aku duduk di pojok sambil menatap cafe ini. Hanya ada beberapa orang yang duduk di cafe ini, sepasang kekasih duduk di deket pintu seorang lelaki duduk di bar dan beberapa kumpulan anak remaja di outdor maupun indor.
Mata ku terus menatap dingding penuh postit dan polaroid dari pengujung, banyak yang menulis cerita mereka dan tak banyak yang bercerita tentang cafe ini. Aku terus mengesap coklat panasku secara perlahan. Ingatan ku berkelana ke satu tahun yang lalu, awal mula aku dekat dengan nya. Orang yang sekarang tengah ku tunggu
Flashbackon
Hujan mulai menguyur, gadis itu terus berlari mencari tempat teduh hingga dia melihat sebuah cafe. Dieratnya makin kuat jaket yang ia gunakana air terus bercipratan seiring langkah kaki nya yang semakin cepat. Bajunya sudah basah dan dia benar benar basah
Setelah tiba di cafe mata nya mulai nyalang mencari tempat duduk. Namun seluruh tempat sudah terisi penuh hanya satu tempat di pojok ruangan dan di isi oleh seorang lelaki yang duduk membelakangi dan sebuah tas didepan nya. Ara hanya mendengus kesal melihat tas itu.
Arapun mulai melakah mendekat sambil terus mengengam coklat panas pesanan nya dengan erat. Semakin kakinya berjalan mendekat semakin ia merasa gugup, entah apa yang membuatnya seperti ini.
'Hey kau hanya tinggal bilang bahwa kau ingin duduk lalu kau duduk dengan tenang didepan nya' teriak dewi bantin ku
Namun aku benar benar gugupMenarik nafas kuat kuat dan menghebuskan nafas aku terus mengulang nya hingga tiba tepat di bangku yang berniat ku tempati
"Permisi"ujar ku dengan suara yang terdengar lantang namun suara tikus kejepit tetap mendominasi
Lelaki yang mebelakangi ku pun akhir menatap kearah kuAku terdiam diam sambil terus memandangnya. Memuka, satu kata yang bisa ku ungkapkan, matanya yang coklat alisnya yang tebal namun tertata rapi bulu matanya lentik bibir tipis namun berwarna pink dan rahang nya yang kokoh. Aku terus menatapnya, waktu seakan terhenti dan tatapan ku terkunci oleh nya. Hingga suara dehaman halus dari arah depan lah yang membuat ku tersadar dari hayalan ku tentang nya
Dewi batin ku mengumpat di balik tempat tidurnya sambil menutup dirinya dengan selimut tebal"Ada apa?"tanya nya dengan suara dingin. Membuat suasana makin dingin dan kuakui aku menggigil dibuatnya dan lagi lagi dewi batin ku menyetujui
"Maaf... kalau boleh aku mau duduk"aku terhenti sambil melihat sekeliling ku agar ia juga melihatnya "hanya kursi itu yang tersisa"lanjutku sambil menatap tas beruntung yang sedang bertengker manis dikursi kebangsaan. Aku menghela nafas dan menatapnya memelas
"Baiklah"ujarnya dingin. Hanya satu kata yang ia keluarkan dan langsung mengambil tasnya
Dia benar benar dingin. Seperti kulkas.
Aku langsung duduk dan mencoba memiringkan badan ku supaya tak mengangunya,aku coba memiringkan kekiri dan melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan dan mereka langsung menatap ku aneh. Shit menyebalkan.
Memutar bola mataku aku pun memiringkan badan ku kearah belakang dan dibelakang ku ada pria tua dan wanita muda bisa dibilang om dan keponakan tapi tak terlihat seperti itu menurut ku lebih terlihat seperti om om dengan abg youknowlah. Dan padasaat mata ku bertemu dengan si om dia mengedipkan matanya kearah ku yang dibalas gerutuan dari si abg sambil mencubit tangan nya aku langsung bergidik jijik dan memutar mataku menghadap kearah depan. Tak bisa kupungkiri bahwa alam saja menyuruhku untuk menghadapnya"Ara kusuma?"tanya seseorang dari depan ku, membuat aku mengadah dan menatap lelaki dingin didepan ku dengan dahi berkerut. Hey bagaimana dia bisa tahu namaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth
RomanceClara kusuma atau yang biasa disebut Ara menyukai lelaki yang ternyata menyukai adiknya sediri dan ia harus berhadapan dengan musuh bebuyutan nya yang telah mengetahui tentang rahasia yang ia simpan baik baik karna kesalahnya sendiri