-prolog-
Zainal Suhab dan Dela Zahra adalah sepasang suami istri yang menikah setahun yang lalu. Mereka dikaruniai dua anak kembar berjenis kelamin perempuan yang lahir secara premature. Bernama Annisa Zahra Suhab dan Anna Zahra Suhab. Sekarang mereka telah tumbuh menjadi gadis cantik dan pandai. Mereka sekolah pada tingkat 2 SMA disebuah sekolah elit.
-author pov -
"Anak-anak bangun! Kalian ga mau sekolah haa?!", teriak Dela membangunkan anak-anaknya dari dunia nirwana.
"Ga bangun??? Ya udah, uang saku hari ini mama kurangin", ancam Dela.
"Yaah mama masa ancemnya sama uang saku sih??", rungut Anna kesal.
"Supaya kalian bangun ajaaa hehehe, jadi bangunkan??", kekeh Dela sang mama.
"Sekate mama deh ah", sahut Nisa.
Setelah Nisa dan Anna memakai seragam, mereka berjalan menuruni tangga unuk pergi ke ruang makan. Sesampai di sana mereka berdua disambut sapaan hangat oleh sang papa,
"Eh puteri-puteri papa udah siap. Yok kita sarapan.". Keluarga harmonis itupun sarapan bersama.
"Udah siap kan?? Cuss kita berangkaat", ajak papa.
"Yah pa, masa dianter terus sih. Aku kan pengen mandiri. Aku berangkatnya naik busway aja yaa. Lagian aku pengen bawa kendaraan sendiri. Aku udah nabung loh pa, kayaknya uang aku cukup buat beli mobil bekas heheh.", jelas Nisa.
"Yakin mau mandiri?? Udah besar yaa anak papa. Papa beliin kamu mobil baru ajaa, masa anak papa pake mobil bekas. Kasian dong", ujar papa.
"Pa, aku pengen pake uang sendiri, rasanya lebih seneng daripada pake uang orang tua. Nyusahin tauu. Boleh ya paaa???", tanya Nisa.
"Kalau Nisa gitu, aku juga dong pa. Aku mobil baru ajaaa yaa??", tanya Anna.
"Ini yang bikin papa males. Yang satu mau yang satunya lagi mau juga. Hufftt.....iyadehh boleh. Apasi yang ga buat anak-anak papa", ujar papa sembari tersenyum kepada kedua anaknya.
"Pa, ma aku berangkat dulu yaa", kata Nisa. "Ya sayang hati-hati yaa.kamu yakin berangkat sendiri??", tanya mama dengan cemas.
"Yakinlah ma, orang juga udah gede begini. Daahh aku pergi dulu", jelas Nisa. "Lo ga bareng gua, Na??", tanya Nisa. " Ga, gue bareng papa aja. Hati-hati yaaa", jawab Anna.
-Nisa pov-
Capek jugaa jalan ke halte hufftt. Eh itu bus nyaa, harus lari nih. "Pak!!! Pak! Stop pak. Paaakk!!", teriak ku sembari berlari mengejar bus. Akhirnya busnya berhenti juga. Bapaknya baik banget hehe .
"Aduh neng, kalau ga mau telat datangnya cepetan yaak", ujar sang sopir. "Hehe maaf pak, tadi jalannya pelan-pelan. Hehe sekali lagi maaf ya pak". Huft untung aja sopirnya ga galak. Semoga hal ini pertanda baik buat gue.
-author pov-
Sesampai di sekolah Nisa terlihat jalan dengan terburu-buru. "Mampus gue, gue lupa bikin tugas. Malah sekarang sama guru killer lagi. Apes daah", ujar Nisa.
Akibat terburu-buru Nisa jatuh tersungkur. DUG!
"Aww lutut gue, yahh lecet dah", ringis Nisa.
"Mangkanya, tali sepatu tu dipasang. Ga dibiarin ajaa", kata seorang lelaki yang berdiri di depan Nisa.
"Iyaa iyaa, gue tau. Ga usah nyolot deh jadi orang", omel Nisa.
"Pagi-pagi udah marah aja, ga baik buat mood loo", jawab si lelaki ramah.
"Iya iyaa gue taa.....
Penasaran??. Keep reading yaaa readers. Semoga ga mengecewakan. Sorry atas typo. Thanks atas votenyaa^^. Berikan juga komen kalian jika ada yang kurang
KAMU SEDANG MEMBACA
Sing For You
Teen FictionDua gadis kembar harus merelakan salah satunya. Meski terdapat suka dan duka. Perkara cinta yang tersembunyi oleh sebuah lisan. Hingga liriklah yang membongkarnya.