KENDALL POV
Tin Tin!
"Ken, Theo sudah datang!" seru Kylie, adikku dari depan pintu rumahku. "Tunggu sebentar!" jawabku seraya menghabiskan serealku hingga isi mangkuk-ku kosong. Setelah itu aku pun segera memakai sepatuku dan pamit kepada keluargaku sebelum pergi ke sekolah bersama Theo, sahabatku.
"Kau tahu, aku sudah menunggumu sejak seabad yang lalu." Itulah kata pertama yang Theo lontarkan kepadaku saat aku sudah duduk manis di sebelahnya. "Lelucon yang bagus tuan James." Kataku dengan sedikit kekehan.
Setelah sampai di sekolah, aku dan Theo pun memutuskan untuk berpisah karena jadwal kelas kami berbeda hari ini. Dengan langkah besar aku menghampiri lokerku untuk mengambil buku yang menjadi materi pada jam pertamaku.
"Hey cantik." Seseorang dengan nada suara cempreng memasuki indra pendengaranku. Ansel seperti biasa menggodaku. Aku pun hanya tersenyum tipis lalu pergi meninggalkannya.
"Sombong sekali." Cibirnya dari kejauhan. Dia sangat menjijikan.
Setelah sampai di kelas pertamaku, aku memilih tempat duduk di barisan depan. Aku tidak terlalu mengerti pelajaran Kimia jadi kupikir dengan duduk di barisan depan dapat membuatku lebih cepat menangkap materi yang akan disampaikan oleh Mr. Brown.
Sebelum Mr. Brown datang, aku memutuskan untuk membaca novelku yang belum terselesaikan, yaitu novel karya John Green, Looking for Alaska. Suasana kelas cukup sepi pagi ini, sampai segerombol geng datang, itu mereka, The Boys geng lelaki paling populer disekolahku. Mereka tampan dan juga kaya raya, bahkan salah satu dari mereka adalah anak pemilik sekolah ini. Yaitu Zayn Malik. Oh biar kujelaskan tentang mereka semua. The Boys berisi lima orang lelaki dan ketuanya adalah Harry Styles. Dia berambut keriting dan tubuhnya paling tinggi. Ia memiliki banyak tatto di sekujur tubuhnya. Dan ia terkenal playboy, ayolah mungkin seluruh wanita disekolah ini pun sudah ditiduri olehnya! Kecuali aku yang pasti. Lalu yang kedua, Zayn Malik ia berwajah ketimuran dan menurutku ia yang paling berkharisma diantara yang lain. Lalu ada yang berambut pirang dan bermata biru, Niall Horan. Dan ada lagi yang berambut coklat dan berpostur tinggi gagah, ialah Liam Payne, dan yang terakhir adalah Louis Tomlinson. Ia memiliki rambut lurus berwarna coklat. Dan ia yang paling ramah menurutku.
The Boys mulai memulai keributan dikelas, diawali dengan Liam yang mengusir Bob, lelaki bertubuh gendut dan berkacamata tebal. Bob diusir karena Liam menganggap Bob menduduki tempat duduknya, padahal jelas-jelas Liam jarang sekali memasuki kelas Kimia. Aneh. Aku sedikit kasian terhadap Bob yang meringis kesakitan saat bokongnya ditendang oleh Liam.
Lalu kemudian Harry yang mulai flirting dengan Briane, wanita berambut pirang khas jalang. Dan bodohnya Briane mulai tersipu lalu. Oh lihat! dan sekarang mereka berciuman panas didepanku! Sungguh menjijikan.
"Apa yang kau lihat, huh? Kau mau kucium juga?" Oh astaga! Aku lupa sedari tadi aku memerhatikan adegan panas Briane dan Harry. "T-tidak." Aku pun menunduk malu dan mulai membaca novelku lagi.
Setelah adegan ciuman Harry dan Briane berhenti, Harry menghampiriku dan menunduk sedikit menghadap ke waajahku dengan jarak yang lumayan dekat. Sial, dia terlihat hot.
"Aku tau kau pasti menginginkan ciumanku, hm?" Hey apa-apaan dia ini! Siapa yang mau? Menjijikan!
Aku pun menjitak kepala Harry dengan keras hingga ia kesakitan, sementara teman-temannya tertawa terbahak-bahak melihat tingkahku. Harry melempar tatapan tajamnya namun seketika ia menyeringai jahat. Oh tuhan.
***
Setelah kejadian di kelas tadi, wajah Harry terus berputar di otakku. Aku akui dia tampan. Namun sifatnya berbanding terbalik. Ia seorang flirty. Dan suka menyewa perempuan untuk memuaskan keinginannya. Mungkin jika Harry adalah lelaki baik-baik, aku sudah jatuh cinta sejak awal masuk sekolah ini.
"Ken! Kau melamun daritadi!" Gigi, temanku berteriak kencang digendang telingaku. "Astaga kau mengejutkanku!" aku mengelus-ngelus telinga kananku.
"Siapa suruh melamun melulu. Kau mengabaikan omonganku dari tadi." Gigi memasang wajah cemberutnya namun kemudian ia memasang tawanya. "Sedang memikirkan apa?"
"Um, bukan apa-apa. Tidak penting." Aku menggelengkan kepalaku dan meminum susu kotakku. Gigi hanya mangut-mangut paham jika aku ini memang seorang pribadi yang tertutup. Aku hanya berbicara seperlunya dan tak mau membeberkan semua masalahku kepada orang terdekatku. Bahkan seseorang yang sudah kuanggap sahabat. Karena aku menganggap itu semua malah membuat mereka ikut terbebani.
"By the way, Harry Styles daritadi memperhatikanmu." Apa?! Lelaki itu lagi? Ya tuhan. Aku pun mengedarkan pandanganku dan, gotcha! Ia duduk tidak jauh dari mejaku dan Gigi. Dan saat mata kami bertemu, ia langsung mengalihkan pandangannya. Jadi benar ia memperhatikanku daritadi?
"Sejak kapan ia memperhatikanku?" aku mengerutkan alisku menatap Gigi. "Well, sejak kau duduk di kafetaria bersamaku dan memulai lamunan konyolmu itu."
Pasti aku terlihat aneh saat melamun tadi!
***
Sepulang sekolah, aku pun menghampiri Theo di lapangan futsal seperti biasa. Dia adalah kapten futsal disekolahku, ia juga sangat populer. Aku merasa beruntung sekali memiliki sahabat sepertinya.
Aku memandangi Theo dari kejauhan. Lalu karena pegal berdiri didepan lapangan, aku memutuskan untuk duduk ditaman. Namun tiba-tiba Harry sudah duduk disebelahku, yang membuatku terlonjak kaget.
"Kau kira aku ini hantu?" tanya Harry kalem. Anak ini menyebalkan sekali sih! Ugh.
"Ya. Bahkan lebih menyeramkan dari hantu." Aku memutar bola mataku mendengus kesal.
"Tapi aku hantu tampan bukan?" Sontak aku merasa perutku ingin memuntahkan semua isinya sekarang juga. Tidak-tidak, tadi bercanda.
"Ya kau paling tampan jika lawanmu adalah gerombolan boneka chucky." Aku terkekeh. Kini Harry yang memutar bola matanya.
"Omong-omong kenapa kau disini?" Harry mengalihkan pembicaraan. "Aku menunggu Theo."
"Jadi kau kekasih Theo?" Harry memicingkan matanya kepadaku. Memang kalau aku menunggu Theo itu disebut kekasih ya?
"Kalau iya memang kenapa?" jawabku spontan. Rahangnya berubah menjadi garis keras. Ouch!
"Tidak apa-apa." Aku mengangguk-anggukan kepalaku. "Bukan, aku bukan kekasihnya. Aku sahabatnya." Aku meluruskan fakta.
"Oh bagus lah." Apa ia bilang? Bagus? Memang kenapa?
"Kenapa memangnya jika aku kekasihnya?" aku memajukan sedikit wajahku menganalisa setiap inci pergerakannya. Oke ia kaget dengan tingkahku sekarang.
"Aneh saja seorang Miss Introvert sekolah berpacaran dengan kapten futsal sekolah." Perkataan Harry langsung menohok perasaanku. Dia berpikir dulu tidak sih saat berbicara dengan orang lain?!
Untungnya sebelum aku membalas perkataannya, Theo sudah lebih dulu menghampiriku. Ia mengelap keringatnya dengan sapu tangannya. Damn he's hot.
"Sudah selesai?" tanyaku.
"Sudah. Wow Harry, tumben kau bersamanya Ken." Ucap Theo kaget. Wajar menurutku jika Theo terkejut, karena aku jarang sekali berbincang dengan pria. Apalagi pria cabul seperti Harry.
"Dia yang menghampiriku duluan." Jawabku judes. "Kalau gitu bisa kita pulang sekarang? Sebelum Mom mencariku."
"Tentu, Harry kami duluan oke? Da-ah!" pamit Theo. Sedangkan aku hanya tersenyum simpul kepada Harry lalu mengekori Theo menuju mobilnya
***
Halo! Ini FF pertama gue anyway hehehe. gue harap pada suka sama sinopsis gue. Gue tau ini ff abal bgt ew tapi tolong tinggalin vomments okay? Thankyou!:3 xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Girl
FanficKendall Jenner atau biasa dipanggil Ken adalah gadis yang memiliki kepribadian yang sangat tertutup. Ia tidak pernah menceritakan seluruh masalahnya atau apapun yang ia rasakan kepada semua orang. Namun walau sifatnya seperti itu, ia termasuk peremp...