Chapter Two: Blushing?

1K 98 20
                                    

Hola!:3 I'm back with the new chapter HEHE! And pict of Kendall in mulmed!;3

***
Pagi ini aku sama sekali tak fokus di kelasku karena mood yang benar-benar buruk. bagaimana tidak? Theo tidak bisa pergi kesekolah bersamaku yang berarti aku harus pergi kesekolah sendiri. Lalu saat aku mengendarai mobilku, mobilku mogok begitu saja di tengah jalan! Namun untungnya ada seseorang membantuku. Namanya Josh. Dia membelikanku jirigen berisi bensin lalu setelah kami bercakap-cakap ternyata ia juga bersekolah di sini. Aneh, aku tak pernah melihatnya.

Tak terasa bel tanda pelajaran selesai berbunyi. Aku pun menutup bukuku lalu mulai membereskan tasku dan pergi ke kafetaria bersama Theo.

"Theo?" tanyaku disaat berjalan bersamanya kearah kafetaria.

"Ada apa Ken?" tanyanya balik menghadapku.

"Apa kau tau Josh?"

"Disini banyak yang bernama Josh dan salah satunya adalah anggota tim futsalku. kenapa?" Sepertinya Josh yang kutemui bukan anak futsal. Aku tidak pernah melihatnya bermain  bersama Theo. Apa mungkin Josh adalah sosok introvert sepertiku? Hm bisa jadi. Namun stylenya tidak bisa kupungkiri cukup keren.

"Um, tak apa. tadi mobilku mogok dijalan lalu ada lelaki yang membantuku. setelah mengobrol ia ternyata sekolah disini dan namanya Josh." Theo hanya mengangguk paham dengan penjelasanku lalu kami mulai memesan makanan di kafetaria.

Aku pun duduk manis menunggu Theo di salah satu meja yang kosong. Mengapa Theo lama sekali? padahal sepertinya suasana kantin sepi. Atau perasaanku saja ia sangat lama karena perutku lapar?

Aku melanjutkan kegiatanku menunggu Theo. Tak lama ia datang membawakan satu nampan besar berisi dua cheeseburger dan dua gelas berisi jus jeruk. Menu favoriteku!

Setelah mengambil jatahku, aku dan Theo makan dengan tenang. Namun tiba-tiba The Boys datang kedalam kafetaria dan membuat keributan seperti biasa.

Zayn dan Niall mulai merampas makanan yang di pegang oleh murid-murid "nerd" disini. dan yang dirampas pun pasrah. Sedangkan Louis, ia meminta jatah lebih pada makannya pada penjaga kafetaria. Padahal setiap murid sudah dijatahkan masing-masing. Lalu Liam, ia sibuk merayu seorang wanita dengan seringaiannya. Dan Harry? dimana dia ya? tumben sekali ia tidak bersama yang lainnya.

"Ken?" Theo memulai percakapan yang membuatku berhenti mengunyah makananku. "Apa?"

"Kau mencari siapa?" Huh? Aku tak mencari siapa-siapa.

"Tak ada. memang kenapa?" aku mengkerutkan kedua alisku bingung.

"Tapi kau melihat The Boys daritadi dan tatapanmu seolah menganalisa satu persatu dari mereka lalu kau mendengus kecil saat selesai mengawasi mereka." Oh apakah aku sepolos itu sampai tak menyadari aku memperhatikan mereka dengan terlalu seksama? Ya ampun malunya aku.

"Uh-oh tidak. Hanya bingung mengapa Harry tidak bergabung dengan mereka." Aku kelepasan bicara! Astaga. Nanti yang ada Theo malah menanya-nanyakanku kenapa aku harus mempedulikan ada atau tidaknya Harry diantara The Boys!

"Jadi kau mencari Harry hm?" Theo menautkan kedua alisnya lalu menatapku penuh tanda tanya. Aku terkekeh kecil melihat tingkahnya.

"Tidak Theo! Astaga tak mungkin. Lagipula itu bukan urusanku kan?" Aku berusaha menampakkan wajah santai tak peduli terhadap The Boys. Namun anehnya kenapa aku tetap menjalankan mataku kesana kemari mencari Harry? Ada apa denganmu Ken?!

***

Dua jam pelajaran sudah ku lewati dan sekarang sudah tersisa dua mata pelajaran lagi namun guru yang mengajar mata pelajaran sedang absen jadi aku bebas sampai pulang nanti yey!

Aku pun memilih untuk pergi ke perpustakaan dan mulai mencari buku menarik untuk ku baca.

Aku melihat kearah rak sejarah dan aku mendapatkan buku yang akan kuambil. Itu tentang sejarah perang. dan aku menyukai cerita seperti itu!

Aku mulai menggenggam buku itu dan berjalan meninggalkan rak-rak buku menuju tempat duduk yang sudah disediakan.

"Sejarah. Seleramu bagus juga." Aku pun sontak menoleh kearah suara. Dan tepat ketika aku menoleh kebelakang ada tubuh besar menghalangiku. itu Harry.

"Terima kasih." aku lanjut berjalan ketujuan utamaku.

"Sendirian? Dimana sahabatmu itu?" Harry ikut duduk disebelahku menggenggam buku Ekonomi. Seorang Harry Styles membaca buku? Yang benar saja.

"Ia berbeda kelas denganku Harry. Lalu mengapa kau disini?" aku bertanya balik namun mataku tetap tertuju pada isi buku.

"Aku mencarimu." Apa?!

"Untuk apa kau mencariku?" Aku mengubah arah pandangku melihat Harry.

"Well, kau tahu, kau murid yang pintar dalam jurusan Ekonomi. Dan Ayahku memintaku untuk lebih serius dalam bidang ini. Jadi, boleh kau mengajariku?" Harry Styles mau belajar juga toh rupanya? Aku terkekeh dalam hati.

"Tentu saja. Dimana?"

"Bagaimana kalau dirumahku saja?" tawarnya.

"Boleh saja. Besok aku akan kesana sehabis sekolah." Harry pun menyeringai misterius. Ugh menyeramkan juga saat ia menyeringai.

"Kenapa kau menyeringai seperti itu?" tanyaku polos.

"Kau tampak panas dengan kemeja merah itu Ken." ucapnya sambil memerhatikan sekitar dadaku. Astaga! Aku pun melototinya.

"Kalau kau tetap seperti itu aku tak akan mau membantumu belajar." Ancamku.

"Oh ayolah jangan begitu Babe." mohon harry. Dia memanggilku begitu?!

Wajahku langsung memerah seketika.

***
Gimana? Aneh ya? Hehe jangan lupa vomments ya don't be silent reader xx

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Introvert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang