mawar kuning

22 2 4
                                    

Kamis hari terindah untuk cewek manis makan yang manis manis biar tambah manis hihi.

Dengan perlahan Khai memindahkan bunga ke dalam pot baru yang lebih besar. Hari ini ia bertugas di green house sekolahnya. Seperti biasa ia sibuk memindahkan bunga atau tanaman yang sudah siap untuk di pindahkan. Bukan pekerjaan sulit tapi butuh kesabaran ekstra. Karena kalau tidak hati-hati akarnya bisa patah dan tanaman bisa mati karenanya.

Biasanya ia tugas bersama Budi yang satu kelompok dengannya tapi karena ia ada tugas lain, jadi Khai sendirian di green house.

Tok tok tok...

Suara kaca di green house di ketuk dari luar. Khai menoleh kearah suara. Ada Syarif di luar dengan payung melambai di tangannya.
'Aduh sampai lupa payung ku kemarin aku pinjamin ke Syarif' ucap Khai dalam hati. Lalu ia tersenyum menandakan kalau ia sedang tidak sibuk.

Syarif masuk dan berjalan ke arah Khai.

"Thanks buat payungnya" Ucapnya sambil mengulurkan payung pada Khai.

"Sama-sama"

"Kamu sendirian?"

"Iya, biasanya sama Budi tapi dia ada tugas lain jadi sendiri deh hehe"

"Mau aku bantu?"

"Makasih, ini dah selesai kok."

Syarif hanya tersenyum menanggapinya. Ia memperhatikan bunga-bunga yang sedang Khai pindahkan.

"Mawar kuning?"

"Iya, kok tahu?"

"Udah keliatan kali, ada beberapa yang kelopak nya udah mulai terbuka" Khai melihat ke arah yang di tunjuk Syarif. "Kamu suka mawar kuning?"

"Iya, bisa di bilang warna favorit?"

"Kenapa?"

"Entah hehehe"

"Eh?"

"Hehe, abis bunga mawar itukan biasanya melambangkan cinta dan setiap warna memiliki arti sendiri. Tapi menurut aku mawar kuning itu lebih melambangkan sebuah persahabatan. Dan aku suka warnanya karena seperti sang surya. Seakan itu adalah sahabat yang selalu ada untuk kita setiap saat seperti matahari yang gak pernah lelah bersinar"

Syarif tersenyum mendengar penjelasan Khai.

"Mungkin benar juga"

Khai menatap Syarif dan tersenyum. Syarif pun juga tersenyum.

"Oh ya thanks buat payungnya aku ada kegiatan. Jangan lupa panggil aku kalau udah mekar"

"InsyaAllah and thanks"

Syarif pun keluar dari green house. Khai juga baru selesai dengan bunganya. Ia menaruh payung ke dalam tas. Kemudian ia mencuci tangan dan bersiap untuk pulang.

Suasana sekolah sudah mulai sepi. Kebanyakan sedang ada di ruangan karena gerimis. Khai menuju lab fisika menemui Luna.

Terlihat Luna sedang duduk di depan lab. Dari arah berlawanan ada Fauzi dan kawan2 yang juga sedang duduk.

"Na, dah beres?" Tanya Khai ketika ia sudah dekat.

"Iya kamu lama banget si..." jawabnya sambil manyun.

"Sorry tadi aku sendirian soalnya jadi lama"

"Lha bukanya biasanya sama Budi"

"Dia ada kegiatan lain jadi aku sendirian hehehe"

"Issshhh, kebiasaan. Paling kabur dia"

"Hehehe gak tahu juga hihihi"

"Kamu ma, lain kali periksa deh. Masa iya kamu sendirian mulut. Keenakan tuh Budi"

ku CINTAINYA untuk MenjemputmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang