PANIC 1

1.2K 32 0
                                    

BIANCA POV

Mama dan papa sudah berangkat ke Bali, karena tinggal 3 hari lagi aku masuk sekolah, Aku terpaksa tak ikut mengantar kesana, aku sendiripun harus mengepak barang-barang pribadiku untuk dipindahkan ke apartemen tanteku.

Aku tersenyum-senyum sendiri mengingat akan tinggal di tempat tante Sella, tante favoritku. Tanteku itu bekerja di stasiun televisi, seorang anchor. Pembawa acara berita yang suka nongol di berita pagi dan petang di salah satu televisi swasta.

Aku melirik arlojiku, sudah waktunya berangkat ke apartemen tante...

***
"Apartemen Gading Kristal lantai 9, nomor 907" aku mengulang-ulang dalam hati

'Kira-kira tante sudah pulang belum ya? Ah sudahlah, aku sudah diberi tahu kode masuk apartemennya kalau-kalau tante tidak ada'

"aahhhh... akhirnyaaa lantai 9 no 907" kupandangi pintu apartemennya.. benar no 907. Kucoba menghubungi ponsel tanteku.. mati. Ah sudahlah mungkin ada didalam, pikirku

"Tanteeeee" kuketuk ketuk pintu apartemennya... "tanteeee" kuketuk lagi, tak ada jawaban.

Mungkin belum pulang, pikirku. Akhirnya kucoba memasukkan kode yang sebelumnya pernah diberikan padaku "9-7-0-7-7-9-0-0" gumamku sambil menekan tombol-tombol dipintunya...

TEETTT!!!!

wtf, gagal! Umpatku dalam hati. Kucoba beberapa kali lagi.. masih tetap gagal

Aarrgghhhh.... akhirnya dengan setengah frustasi aku menggedor-gedor pintu apartemen sialan itu sambil terkadang mencoba membuka pintunya.

"Tanteeeee, ini Bianca" kataku setengah berteriak

Ckrek!

Pintunya terbuka... akhirnyaaa... desahku lega....

"Wooiiiii, ngapain teriak-teriak didepan?? Siapa lo???" Semprot seorang pria yang ehm... bertampang cukup ganteng.

Syookkk aku syoookkkkk!!!!! Ini siapaaaa???

Aku ternganga cukup lama... sampai terdengar semprotan berikutnya, "woiii!!! helloooww, Siapa lo?? Berisik banget, ganggu gue tidur aja. mau ada urusan apa?? Gue ga terima tamu, apalagi cewek yang tampangnya bloon kaya lo" kata cowok itu yang sudah mengambil kuda-kuda untuk menutup kembali pintunya.

Oke terkejutnya cukup, secara reflek aku menahan pintunya supaya tidak tertutup, enak aja ada cowok songong ngatain aku bloon.

"Eh eh eh! Jangan ditutuppp, lo yang siapa??? Ini kan apartemennya tante sella" jeritku tak mau kalah sambil berusaha menahan agar pintunya tak ia tutup.

mendengar nama tanteku, cowok itu tertegun sejenak. Tangannya sudah tak lagi memaksa menutup pintu
" lo siapanya sella??" Tanyanya ingin tahu
"Gue keponakannya... lo siapa?? Pacar tante sella?"
Dia menggeleng, " sella ga ada, ke London ada liputan sama magang di stasiun tv disana, sekarang gue yang tinggal disini"

What the....
Sesek napas, tiba-tiba sesek napas... air mana air.. eh udara mana udara???

"Udah kan?? Sella ga ada, skarang lo pergi.. paham?? gue mau tidur lagi.. ngerti??" Katanya lagi dengan nada sinis, dengan kesan kayak lagi ngasi tau ke anak tk, sambil berusaha menutup pintu lagi.

"Tunggu, tungguu!!!! jangan tutuppppp!" Aku menjerit lalu menangis sejadi-jadinya karena panik. "Mamaaaa... huuee..."

Lalu cowok itu langsung membekap mulutku, dan menyeretku masuk apartemen.

"Lo gila ya!!! Cewek begoo! Untung ga ada siapa-siapa, bisa gawat ntar kalau gue dituduh ngapa-ngapain lo" bentaknya kasar

Dia memandangku marah, aku yang masih sesenggukan berusaha menjelaskan.. "tapi.. tapi.. aku ha..rus..nya ting..gal. di..si..ni..hiks.. sa..sa.sama tante.. hiks..hiks." kataku terbata-bata

Cowok itu mengacak rambutnya, sedikit frustasi menghadapiku..

"Oke.. lo diem! Gue telpon Sella dulu" katanya sambil mencoba menghubungi Sella, sengaja olehnya panggilan itu di loudspeaker supaya aku bisa ikut mendengar.

Tut..tut...tut...

"Hallo, Van. Kenapa?? Gue sibuk nihh, apartemen gue ga ada masalah kan??" Suara itu, tak salah lagi tanteku.

"Masalah banget!! Nih ada cewek cengeng yang ngaku ponakan lo, nangis-nangis"

"OH MY GOD!!! BIANCA!! EVAN Gue lupaa! Mana, mana anaknya gue mau ngomong, mampus gue..."

"Lupa apaan?? Ah Sell, parah lo ah!! Kalo mau ngomong tinggal ngomong, di loudspeaker ini"

Aku masih sedikit terkejut karena situasi ini, "hallo tante.. ini Bianca"

"Oke..Bianca, Evan.." tante berdeham sebentar lalu melanjutkan... "ehm.. gue mau menjelaskan sesuatu, dengerin baik-baik ya.. karena gue terlalu excited waktu dapet kabar resume gue diterima di stasiun berita di london, gue ga fokus waktu Mamanya bianca telepon gue.." hening... "kalian dengerin kan??"

Aku mengangguk, padahal aku tahu tidak akan ada gunanya.

"Terusinn!!!.. iya kita denger.." kata cowok yang baru kuketahui bernama Evan

"Oke..oke.. jadi karena suami kakak gue, a.k.a mamanya bianca dimutasi ke Bali, kakak gue minta bianca tinggal sama gue.. di tempat gue sampe dia lulus,Di apartemen 907, udah gue setujuin, daannn karena gue terlalu excited pengen pergi ke London, gue tanpa pikir panjang gue nge-iya-in permintaan lo, evan.. untuk nyewa apartemen gue, karena gue butuh dana tambahan untuk di London.. sementara gue lupa klu bianca kudunya tinggal disitu, hmmm... get the point here??" Cerocos tante Sella, yang makin lama makin pelan suaranya nyaris berbisik.

Sekali lagi Evan mengacak rambutnya, frustasi. Dan aku cuma bisa bengong...

"Terus maksud lo??? Gue harus tinggal sama ini cewek cengeng??? Ga bisa!!!"

"Tanteeee, Bianca harus kemanaaaa???" Rengekku bingung, ga mungkinlah tinggal sama cowok galak begini. "Ini masnya suruh pindah aja tante... balikin duitnyaaaa" dan Evan seketika menatapku tajam, yang kira-kira artinya enak-aja-lo-aja-yang-pindah-sono

"Evan.. pleaseee... biarin Bianca tinggal sama lo disitu, gue yakin lo cowok baik-baik, gue bisa dibunuh sama mamanya kalau tau dia kudu ngekos atau apalah, kerabat dia cuma gue.. uang sewanya gue balikin setengah deh... pleaseeee" rajuk tante, " dan Bianca, please jangan bilang mama kamu.. kalau mama kamu tau pasti kamu langsung disuruh pindah ke Bali, kalau gitu udah dulu ya, Evan jaga Bianca baik-baik jangan diapa-apain ponakan gue, Bianca tante setahun di London baik-baik disana ya, ciao!!" Cerocos tante cepat cepat lalu "klik" telepon diputuskan begitu saja, sebelum aku dan Evan sempat bicara

Tante sialan, umpatku dalam hati

Aku mencerna kata-kata tante yang ada benarnya, kalau mama tahu pasti aku disuruh pindah sekolah... gak mauuuu

"Aarrgghhh, Sella sialaan!!" Gerutu Evan kesal, lalu memandang tajam ke arahku, lalu menunjuk ke arahku "lo, diem disini! gue mau tidur.. pusing gue!! Tar malem kita bicarain hal ini" bentaknya lalu masuk ke dalam kamar.

"Tuhannn.... nasibku kenapa kayak gini??" Gumamku lelah.

**************************************************
Maaf gaje... kira2 ada yang suka gak ya cerita ini??

APARTMENT PANIC !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang