"Murid Baru dan Teman"
(Natasya-Clarissandini-......?)
Pagi yang cerah dengan embun yang menempel di setiap helai daun hijau, terlihat gadis cantik yang sepertinya masih sukar untuk bangun dari mimpi yang digelutnya, mungkin mimpi itu lebih indah dari kenyataan hidupnya, hingga ia enggan membuka matanya untuk menyambut dunia. Terkadang ketika gadis itu terbangun, ia selalu merasakan kepahitan yang mendalam. Claris, begitu sapaan akrabnya.
Today I don't feel like doing anything, I just wanna lay in my bed...
Dering telepon terdengar dari atas nakas samping tempat tidur Claris.
Dengan malas dan tanpa minat ia menggeser layar telepon nya, menganggat telepon itu dengan mata terpejam. Ck, gadis ajaib memang.
"hmm, siapa" sapaan tak sopan itu keluar dari mulut Clariss. Orang yang diseberang telepon mendengus kesal.
"ini, Mama! Clariss! Kamu masih tidur? Ya ampun,, ini sudah pukul 6 pagi!" ya, ternyata penelpon itu tak lain adalah Mama dari Clariss.
Clariss yang mendengar suara Mamanya hanya bergumam malas dan berkata "masih ingat dengan saya? Bukan kah Anda hanya merasa bertanggung jawab karena sudah melakukan kesalahan dengan melahirkan saya, karena itu Anda masih tetap menafkahi hidup saya. Telepon saya tutup."
Ucapan dan suara Clariss benar-benar datar dan dingin. Ntah apa yang membuat gadis itu dengan entengnya berucap seperti itu kepada sang Mama. Clariss bangun dari ranjangnya, ia menaruh kembali handphone nya dengan kasar diatas nakas, dan segera beranjak ke kamar mandi.
*****
"Mi, Nat berangkat dulu yah." Natasya berpamitan kepada Maminya.
"iya sayang, hati-hati." Balas Mami Natasya hangat diikuti kecupan di dahi Natasya.
Keluarga harmonis, itulah yang menggambarkan suasana keluarga Natasya. Natasya bersyukur dengan kelimpahan karunia Tuhan yang diberikan kepadanya. Natasya sama sekali tidak pernah mengalami istilahBroken Home selain karena Mami dan Ayahnya selalu meluangkan waktu untuknya juga karena ada "mereka" yang menemaninya.
Dengan cekatan Natasya mengayuh sepeda gunungnya menuju sekolahan tercinta, tidak lupa dengan earphone yang menempel di telinganya. Kulit putih mulusnya bercahaya di sinari mentari pagi. Kini Natasya sudah hampir sampai di gerbang sekolah, dari belakang ada sebuah mobil Hondajazzmerah yang berhenti di samping sepeda Natasya, secara reflex Natasya mengerem sepedanya, dan menengok ke kaca mobil yang kini terbuka, didalam mobil ternyata ada si gadis Tosca, ia tersenyum kearah Natasya, secara tidak langsung Natasya juga melengkungkan kedua sudut bibir tipisnya dan mengangguk pamit untuk mengayuh sepedahnya kearah gerbang yang sepertinya sekitar 8 menit 56 detik lagi tertutup. Si mata Tosca tadi pun menginjak gas nya dan melaju santai kearah gerbang.
Claris yang kini sudah memarkirkan mobil Hondajazz nya menghampiri Natasya yang baru saja keluar dari parkiran sepeda. Clariss merasa ingin berteman dengan Natasya, ia ingin memulainya, Karena ia yakin Natasya tidak akan memulai duluan. Saat ia sudah berada didepan Natasya terdengar suara bising yang bergema diparkiran motor, secara otomatis Natasya maupun Clariss menengok ke asal suara, mereka terpanah melihat kedatangan seorang siswi cantik -yang sepertinya murid baru- dengan Motor gede nya yang berwarna merah menyala, dengan rambut coklat terangnya yang tergerai di terpa angin -seperti disinetron-.
"anak baru kayaknya." Komentar Clariss tanpa sadar. Dalam diam Natasya mengangguk.
"yaudahlah, nggak penting. Kekelas bareng yok, Nat?" lanjut Clariss.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are DIFFERENT
RandomNatasya Artamevia, Clarissandini Putri, dan Mitangelia Devline tiga perempuan dengan perbedaan yang "Istimewa". Mereka bertemu di Internasional High School. Kemudian dengan segala rahasia yang berbeda mereka bersama, saling menerima, saling menyaya...