eins

756 62 1
                                    

Author's POV

Farrah berteriak kencang ketika Ia melihat seorang gadis masuk ke dalam restoran. Setelah sekitar 2 tahun, akhirnya Ia bertemu sahabatnya itu. Rasa rindu yang telah meluap ini sudah tak tertahankan. Sungguh, Ia sangat rindu pada sahabatnya.

"NATHA!!!"

Gadis yang dipanggil pun menoleh dan tersenyum. Gadis itu bernama Natha, Shanatha Kalica. Dua tahun tinggal di luar negeri membuatanya rindu pada tanah kelahirannya dan teman-temannya. Termasuk sahabatnya yang satu ini, Farrah.

"Gak usah teriak, Far." kata Natha. "Nanti gue budeg gimana? Lo mau tanggung jawab?"

"Ya elah. Serius amat mba. Tau deh yang abis dari luar negri." ucap Farrah dengan ketus.

Natha menepuk kepalanya ketika Ia teringat akan suatu hal. "Nih! Pesenan lo."

"Oh God! Thank you so much, bestie!" kata Farrah. "Oh iya, duduk sini, Nat. Ini cowo gue, Varo."

Varo, yang duduk di sebelah Farrah, tersenyum dan mengulurkan tangannya. "Varo."

"Natha." kata Natha sambil menjabat tangan Varo. Natha pun duduk di hadapan Farrah. Kemudian, Ia memanggil pelayan untuk memesan minum. Pilihannya jatuh pada hot chocolate kesukaannya.

Lima menit kemudian, pesanan Natha datang. Bersamaan dengan datangnya seorang laki-laki. Laki-laki itu menghampiri tempat yang Natha duduki. Saat itu juga, perasaan Natha berubah menjadi takut dan tegang. Bagaimana tidak? Laki-laki itu adalah orang yang Ia hindari selama 2 tahun ini. Dan sekarang, laki-laki itu berdiri dihadapannya.

"Sorry gue telat."

Dalam sekejap, Natha merasa raganya telah melayang.

##

Hari yang amat sangat melelahkan bagi Natha adalah hari ini, hari Sabtu tanggal 25 Desember 2015. Hari pertama Ia dan Dika bertemu. Ini semua ulah dari sahabatnya, Farrah, yang tidak putus asa untuk menyatukan Natha dan Dika kembali.

Natha yang tak ingin sakit kembali pun akhirnya pergi dari cafe dengan alasan perutnya sakit. Ia hanya dapat bertahan selama dua jam duduk di samping Dika. Selama duduk pun, Ia tak bisa diam dan terus menggerutu.

Dika sebenarnya ingin bicara empat mata dengan Natha. Tapi apa daya ketika melihat gadis itu begitu dingin padanya. "Far."

"Dik, maaf banget ya. Gue gak bisa nyegat Natha." kata Farrah. "Maaf banget. Gue belom bisa buat kalian berdua baikan lagi."

Dika tersenyum. "It's okay, Far. Ini bukan salah lo kok. Ini salah gue."

"Mungkin belum saatnya lo berdamai sama Natha. Biarin dia seneng dulu di sini. Dia kan baru aja balik dari luar negri." saran Varo pada Dika yang dijawab anggukan oleh Dika.

"Lo bener juga sih."

"Jadi, apa rencana lo selanjutnya?"

##

a.n

Finally, gue dapet ide setelah bertapa. Wkkwkwk. Oh iya, teenfic kali ini gue buat perpartnya sedikit tapi chapternya banyak yaa.

10 Januari 2016

Soft Pink (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang