.
.
Kuroko No Basket belongs to Fujimaki Tadatoshi
'Kiseki no Sedai in The Train' by Yuzu Nishikawa
[Kiyoshi Teppei x Reader]
'Pict mulmed' credit to owner
Source from google
Don't Like, Don't Read!
Happy reading, enjoy it!
.
.
Reader POV
Aku berjalan gontai menuju peron stasiun. Daritadi pagi aku memang merasa tak enak badan, tetapi aku tetap memaksakan diri masuk sekolah karena hari ini adalah ujian terakhir akhir semester. Aku sadar penyebab tak enak badanku karena aku terlalu memaksakan diri belajar semalaman demi mendapat nilai sejarah diatas rata-rata. Aku juga sadar kalau aku lemah didalam bidang pelajaran yang membutuhkan banyak menghapal, aku lebih suka pelajaran yang membutuhkan ketepatan menghitung.
Rasanya aku ingin menutup mata saja.
Kereta yang akan kunaiki juga belum datang. Aku berjalan menuju kursi tunggu dan duduk disebelah seorang pemuda bersurai coklat dengan iris serupa, yang dengan lahapnya memakan sebuah dorayaki. Tanpa sadar aku menatap pemuda itu dengan pandangan sayu.
Dia terlihat menggemaskan seperti anak kecil yang sedang memakan makanan kesukaannya. Mungkin ia merasa tak enak karena kuperhatikan terus hingga akhirnya pemuda itu menoleh kepadaku.
Kami saling berpandangan sebentar hingga akhirnya dia menawarkan sebuah dorayaki.
"Kau mau?" Tanyanya dengan senyum ramah.
Aku hanya tersenyum saat ditawari dorayaki olehnya, aku tertawa kecil ketika melihatnya kebingungan dengan tingkahku yang mulai jadi aneh akibat demam.
"Ditawari dorayaki kok malah senyum, sebenarnya kau mau atau tidak?" tanya pemuda itu lagi.
Akhirnya kereta yang akan kunaiki datang dan memasuki jalurnya, aku bangkit dari kursi tanpa menjawab pertanyaan pemuda itu dan berjalan memasuki kereta tanpa mengetahui bahwa pemuda yang duduk disampingku tadi juga memasuki kereta yang sama.
Kiyoshi POV
Aku melihatnya tengah menengok ke kanan dan kiri mencari sebuah kursi kosong, tapi tentunya semua bangku terisi penuh. Maklum saja jam pulang anak sekolah kereta terisi penuh oleh berbagai macam siswa dari berbagai macam sekolah. Aku terus memperhatikannya, karena merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu.
Kulihat ia menghela nafas berat dan akhirnya berdiri didepan seorang siswa yang kutau hampir sebagian murid disekolah itu adalah anak-anak nakal. Aku memicingkan mataku melihat raut wajahnya yang terlihat semakin pucat. Ia memiijat pelipisnya seperti menahan rasa sakit, nafasnya terlihat berat dan ia menutup mulutnya dengan sebelah tangan seolah menahan mual.
Kurasa ia merasa enggan atau takut untuk meminta tempat duduk pada siswa dihadapannya, karena siswa dihadapannya itu memakai seragam sekolah yang di cap buruk. Ia menghela napas sekali lagi dan menatap nanar kearah jendela.
'Kurasa ada yang tak beres dengan kondisinya.'
Benar saja. Saat aku mencoba mendekatinya, tubuhnya tumbang, untungnya aku sempat menahan tubuhnya yang hampir menghantam lantai kereta.
Reader POV
Kupikir aku akan menghantam kerasnya lantai kereta, tapi yang kurasakan juatru berbeda. Aku justru merasakan sebuah kehangatan dari tubuh seseorang yang terbungkus oleh seragam dan sebuah wangi maskulin, tangan besarnya mendekapku dengan begitu lembut mencoba menahan tubuhku yang limbung.
Aku mencoba mendongkakkan kepalaku, melihat siapa seseorang yang tengah memelukku saat ini. Dengan pandangan kabur dan samar-samar, aku hanya bisa melihat surai coklat pemuda ini tanpa dapat melihat jelas wajahnya dengan jelas. Sayup-sayup kudengar suara pemuda ini yang tengah berdebat dengan siswa nakal yang duduk di hadapanku tadi.
'Hei bisa kau berikan tempat dudukmu untukku?'
'HAH? Kau pikir kau siapa? Aku duluan yang duduk disini bodoh cari saja bangku kosong sana!'
Kulihat sebelah tangan besarnya yang bebas, mencengkram kepala siswa itu.
'Hei bocah kau kan laki-laki! Tak bisakah kau prioritaskan gadis ini untuk duduk? Apa kau tak lihat bahwa gadis ini sakit!'
Dan selanjutnya yang kulihat adalah siswa itu pergi dari tempat duduknya dan lari ke gerbong sebelah. Aku merasakan tangan pemuda ini menuntunku untuk duduk.
"Hei kau tidak apa-apa?" tanyanya padaku.
Aku mencoba membuka mataku yang berat dan kini dapat kulihat dengan jelas wajah pemuda ini. Rupanya ia pemuda yang sedang memakan dorayaki di stastiun tadi.
"Ahh, kau dorayaki-san yang tadi." racauku tak jelas.
Ia mengernyitkan dahinya bingung kearahku, lalu tangannya yang besar itu menyentuh keningku.
"Oh, astaga kau panas sekali! Benar dugaanku. Pantas saja kau bertingkah aneh daritadi."
Ia melepas gakurannya –yang kuketahui seragam dari Seirin High- dan memakaikan ditubuhku. Kini tubuhku terbalut seragam besar miliknya.
"Hangat dan wangi seorang pria, rasanya nyaman sekali." gumamku tanpa sadar. Dan tak kusadari juga jika gumamanku membuat pemuda itu merona karena tak sengaja mendengarnya.
"Semoga saja ini sedikit membantu." ucapnya, lalu membasahi saputangannya dengan air hingga saputangan miliknya sedikit basah dan menempelkan dikeningku. Dingin dan menyejukan adalah yang kurasakan ketika saputangan itu menyentuh keningku.
"Terima kasih sudah menolongku dorayaki-san."
Ahh, karena demam aku jadi terlihat seperti orang bodoh, memanggil orang yang sudah menolongku dengan nama sebuah makanan.
"Sama-sama. Dan maaf sekali nona, namaku bukan dorayaki-san." ucapnya dengan senyum manis lalu berjongkok didepanku.
"Uhm, kalau begitu apa aku boleh tau siapa namamu dorayaki-san?" tanyaku masih dengan pandangan sayu.
Ia kembali tersenyum, senyum polos yang sangat lucu sebelum menyebutkan namanya.
"Kiyoshi Teppei."
FIN
Kiseki no Sedai in the train part Kiyoshi Teppei itu cuma tambahan :) Makanya story ini aku private, karena sesuai judulnya, hanya para generasi keajaiban plus Kuroko yang aku publish secara umum. Dan untuk para chara tambahan semua aku private :)
Untuk Part selanjutnya : Hanamiya Makoto xD
Ditunggu kritik dan sarannya. Sankyu x)
Yuzu Nishikawa
.
2 Mei 2016 10.40
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiseki No Sedai in The Train [IN PROGRESS]
Fanfiction'Pertemuan singkat yang manis antara aku dan dirinya disebuah kereta.' [Reader x Chara! Generation of Miracle] Chara tambahan: [Story diprivate untuk menyesuaikan judul] - Kiyoshi Teppei (publish) - Hanamiya Makoto (publish) - Haizaki Shougo (publi...