Orang ketiga

31 1 0
                                    

Update! 😂
-------------------------------------------------------------

KRIINGG!!! KRIING!!

Begitu mendengar bunyi bel pulang, gue segera membangunkan Resha. "Res, lo mau tidur sampe kapan? Udah pulang nih."

"Engh."

Resha kalo tidur gini manis banget. kelihatan polos, lugu, dan menggemaskan.

Tangan gue menelusuri pipi chubby Resha sambil tersenyum tipis. "Wake up, baby girl," bisik gue tepat di telinganya.

Resha menggeliat pelan lalu menguap lebar. "Bang," panggilnya serak.

"Hmm." Jemari gue masih asik memainkan rambut panjangnya.

"Gue mau duduk tapi masih pusing. Pegel gue kalo tiduran," keluh Resha manja sambil menarik-narik lengan seragam gue. Manis.

"Yaudah, sini gue bantu." Tangan kanan gue letakan di punggung mungilnya, sedangkan tangan kiri gue menarik tangan kecilnya.

"Pusing, bang," ucap Resha lemah. Air mata sudah tergenang di sudut matanya.

Gue duduk di samping dia kemudian mengecup dahinya agak lama.

"Mendingan?"

Resha mengangguk dengan wajah memerah. Cute^^

"Bang, tadi gue mimpi lagi. Gue mimpi lo sama gue di perpustakaan sekolah. Terus kita nyimpan kayak selembar kertas gitu. Tapi gue nggak tau kertasnya isi apaan."

Res, itu nyata. Lo nggak ingat sama sekali yah? Padahal lo 'sakit' udah hampir setahun loh. Gue...gue harus nunggu lo sampai kapan lagi?

"It's just a dream, baby girl."

"Tapi gue rasa itu nyata. Lo bisa temanin gue ke perpustakaan sekarang?"

"Nggak bisa sekarang gue ada urusan. Sekarang kita pulang. Ayo."

Resha mengangguk lesuh kemudian mencoba berdiri dari ranjang UKS. Baru menapakan sebelah kakinya, badannya limbung ke samping. Untungnya refleks gue cepat. Dengan sigap gue membawa Resha ke dalam dekapan gue.

Ini si Resha yang mau jatoh tapi yang mau jantungan gue. Haaah. "Res, kalo nggak kuat yang bilang. Lo hobi banget bikin gue khawatir!" Bentak gue dengan dada naik turun, berusaha menormalkan detak jantung.

Resha sedikit terhenyak kemudian menunduk dalam. "Maaf," cicitnya sangat pelan.

Tanpa ba bi bu lagi, gue langsung menggendong Resha dengan gaya bridal style keluar UKS yang membuat Resha terpekik kecil dengan wajah semerah tomat matang.

"Are you blushing?"

"G-gak. Gu-gue nggak blushing." Mendengar nada suara Resha, gue tersenyum lebar. Gue tau Res, biar lo lupa sama gue, hati lo masih milik gue.

"Napa lo senyum kaya monyet gitu?" Tanya Resha sewot.

"Hehe. Nggak. Turun bentar. Gue buka pintu mobil dulu."

Resha menggeleng kuat lalu semakin menyembunyikan wajahnya di dada gue. Gue tersenyum kecil, mengecup halus pucuk kepalanya dan berucap pelan, "masuk yah. Awas kepalanya."

Setelah memastikan Resha duduk dengan nyaman, gue menutup pintu kemudian berlari kecil memutari mobil dan duduk di kursi depan kemudi.

***

"Resha, makan dulu dong. Lo dari tadi belum makan. Muka lo pucat tuh."

Resha merespon gelengan pelan. hah, tak ada cara lain lagi selain...

ForgottenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang