Deimos

424 15 10
                                    

Hosh.. Hosh.. Hosh

Nafas Antares terengah-engah, seluruh badanya dibanjiri keringat.

Antares sedang berusaha memanjat tebing yang tingginya mencapai 150 meter, dan lebih parahnya lagi dia tidak menggunakan tali atau pengaman apapun.

"Sialan.. Gue dikerjain" gerutu Antares. Dia sungguh tidak menyangka bila latihan fisik yang dimaksud Elena adalah hal semacam ini.

Pikirnya latihan fisik yang dimaksud adalah benar-benar soal fisik yang saling bersentuhan (?) bukan suatu hal yang bisa membahayakan nyawanya.

"Ayo lebih cepat, kenapa kau lama sekali"

"...." Elena berteriak dari atas tebing, dirinya sudah lebih dulu sampai daripada Antares.

Antares berusaha mempercepat gerakan kaki dan tanganya, tapi alhasil itu malah membuatnya tergelincir.

"Huaaa.... Tolong..."

"Tunggu bodoh, jangan bergerak terlalu cep-"

"HuwaaAaaaaaa....." Antares terpental dan jatuh diketinggian 100 meter. Jika manusia biasa yang jatuh, sudah pasti tubuhnya akan hancur berkeping-keping.

Wuzzzz...

Elena melompat menyusul Antares. Elena berusaha meraih tubuh Antares yang melayang di udara.

Kini keduanya sudah saling terjun bebas diatas udara dan tanpa parasut tentunya.

Fiuhhh... Fiuhhh... Fiuhh...

Wuzzzzz...

Elena bersiul diatas udara, dan tiba-tiba seekor kuda putih dengan sayap dipunggungya muncul dan menangkap mereka berdua. Kuda itu menyambar tubuh Antares dan Elena secara bersamaan, lalu membawanya pergi kearah hutan.

-------------------------------------------------------

Ditempat lain..

Langit begitu gelap, memancarkan kegelapan yang begitu kelam. Api berkobar disegala tempat. Meskipun hari masih pagi, entah kenapa tempat ini selalu terlihat gelap. Seakan tidak pernah ada cahaya yang bisa masuk menembus kegelapan abadi didalamnya.

Dimas dengan pedang besar ditanganya berjalan santai menapaki tebing curam yang dialiri larva pada dinding batunya.

Seperti tak punya rasa takut, Dimas terus berjalan tanpa memperdulikan jurang disekitarnya yang dibanjiri dengan api membara.

Dari kejauhan, seekor Anjing iblis berkepala tiga tampak sedang mengawasinya. Anjing itu terus mengintai layaknya hewan buas yang menemukan mangsa.

Grrrr.. Grough.. Grough..

Anjing itu melompat ke arah Dimas dan menyemburkan bola api dari mulutnya, tapi dengan cepat Dimas mampu menghindar

Pertarungan pun terjadi antara dua makhluk berbeda jenis itu. Dimas terus melompat menghindari serangan si anjing, sementara si anjing berkepala tiga terus-terusan menyerangnya dengan membabi buta.

"Huh.. Sudah kubilang aku benci pekerjaan ini" gerutu Dimas.

Dimas mengayunkan pedangnya dan memojokkan anjing tersebut.
Dengan sekali dorong, anjing berkepala tiga itu terpental kebelakang hingga jatuh kedalam kobaran jurang yang penuh api.

Dimas mulai tampak kelelahan. Tapi penderitaanya belum berakhir sampai disitu, karena berikutnya lima ekor anjing berkepala tiga yang lain segera datang mengepungnya.

the God of WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang