2. bingung

39 5 0
                                    


Gadis ini sedang duduk di balkon kamarnya. Ia sedang menatap bulan, dan bintang yang berada di atas sana. Benar-benar sangat indah. Rasanya, ia ingin sekali menjadi salah satu di antara beribu-ribu bintang itu.

Gadis ini terus saja termenung, dan terdiam. Entah apa yang ia lakukan jika saat sendirian seperti ini. Jika bersama alya atau dengan temannya yang lain,  ia bisa tertawa lepas dan melupakan semua masalah yang ada di dalam benakknya. Namun jika sendiri seperti ini, rasanya semua keadaannya kembali seperti semula.

Tiba-tiba saja Pintu kamarnya terbuka. Wanita paruh baya itu pun masuk kedalam kamarnya.

” zahra, ayo kita makan malam dulu. ” Wanita itu tersenyum kepadanya. Ya— itu mamanya zahra.

” Engga deh ma. Zahra mau tidur aja. Lagian juga ini udah malem.”

” Loh, kamu kan dari tadi siang belum makan. Emangnya kamu gak laper? Nanti kalo kamu sakir gimana ? ” Mamanya langsung berdiri di sampingnya, sambil mengelus puncak kepala anak—nya.

” Engga ma. Zahra sudah kenyang. ” Ia pun tersenyum manis kepada mamanya.
Bagaimana bisa ia mengatakan, kalo dirinya sudah kenyang. Padahal ia sama sekali belum makan dari tadi siang.

” Kamu ini kalo di bilangin ngeyel ya. Kalo sakit gimana ? Kamu itu suka ya bikin mama khawatir.. ”

” Bukan gitu ma, zahra benar-benar kenyang banget. Nanti kalo laper, aku akan turun kok makan. Mama tenang aja. ” Kini ia menampakkan senyumannya lagi kepada ibunya.

Mamanya pun mengangguk. Setelah itu ia keluar dari kamarnya. Percuma ia memaksa anaknya itu, toh ia tidak akan mendengarnya. Anak itu benar-benar keras kepala.

Baru saja ia ingin tidur, tiba-tiba saja, ponselnya berbunyi. Siapa yang menelponnya malam-malam seperti ini. Apa ia tidak tahu, ini itu sudah pukul 10.00 malam. Dengan sangat malasnya, ia mengambil ponselnya yang terletak di atas meja belajarnya.

” H—hallo.. ”

” Iya, ini siapa..? ”

” Dari mana lo daper nomer telpon gue? ”

” Maaf gue gak bis—

” Yaudah, besok sore gue tunggu lo di taman. Sekarang gue mau tidur, udah ngantuk. ”

Tut. Zahra pun langsung mematikan telponnya. dari mana pria itu mendapatkan nomernya? bukankah dirinya tidak pernah sama sekali memberikannya. Ini benar-benar membuatnya bingung. Setelah 3 tahun lalu menghilang entah kemana, tiba-tiba saja ia  kembali lagi di kehidupannya. Membuatnya benar-benar sulit untuk berpikir.

Zahra pun langsung menghentakkan tubuhnya kekasur. Berharap, semoga hari esok setelah ia terbangun dari tidurnya, tidak ada lagi pikiran yang membuat kepalanya pusing.

Di satu sisi, wanita ini sudah tidak sanggup lagi untuk membangunkan pria ini.

Sudah sejak tadi ia menggoyangkan tubuhnya, tapi tidak ada reaksi apapun dari pria ini.

” rafa, ayo bangun ini udah jam 05.00, kamu gak shalat subuh ? ” Seorang wanita yang memakai hijab itu terus saja mengganggu tidurnya.

” Nghh.. Ia bentar lagi kak. ” ucap pria itu. Itu shilla kakak nya rafa. Itu wanita kedua yang paling ia sayangi setelah mamanya.

” Ayo cepat raf. Bentar lagi keburu terbit tuh mataharinya. ”

Ia pun berdecak lidahnya. Setelah itu ia langsung bangun dari tempat tidur.” ck, iyaa kak. Bawel banget sih. ”

Sebenarnya rafa itu orangnya rajin kok. Sholeh lagi. Cuma enggak tau kenapa akhir-akhir ini dia sering telat bangun gitu. Mungkin lagi banyak tugas di sekolah kali ya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AfraidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang