5. Menginap

7.2K 521 2
                                    

AUTHOR POV

Jam yang tertempel di dinding sudah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh malam. Sudah sekitar empat jam Tiffany Anastasia belum bangun dari pingsannya. Dan sudah sekitar sejam yang lalu Andrew Theodore tertidur disofa berwarna abu-abu yang ada diruang tamu.

Jangan tanya kenapa, pastilah Andrew yang membawa Fany kembali ke rumah dengan selamat sentosa.

~

FLASHBACK

ANDREW POV

Tepukkan tangan yang meriah, orang-orang bersiul memuji, dan semua orang berdiri sambil berdecak kagum. Gue patut bangga dengan ini semua. Semua orang terpanah karena nyanyian gue— dan Adith tentunya. Sudah bisa ditebak sih reaksinya gini, tapi yha nyombong dikit gapapa lah.

"Fan? FANY?!" teriakkan kak Grace menyadarkanku yang tadi sedang tebar pesona. Gue melirik kearah kak Grace, melihat Fany yang sedang berpelukan dengan kak Grace—

—oke bukan berpelukan. FANY PINGSAN!

Dengan kecepatan penuh gue berlari turun dari panggung menghampiri mereka, gue sampe lupa kalo gitar yang tadi gue pangku talinya masih melilit dipundak gue. Gue berniat ingin menggendong Fany, tapi tangan gue dicekat sama Adith.

"Gitar lo tuh. Ntar rusak." katanya gitu. Dan dia dengan cepat menggendong Fany ala film-film India. Gue mendengus nafas sebal. Modus tu orang!?
Ya kenapa juga gue peduli coba!?

"Ndre cepetan kali, patah nih tangan gue!" kata Adith sebal, gue baru sadar kalo tadi gue ngelamunin hal yang ga penting. Gue kemudian berlari menuju mobil, membuka pintu Lamborghini gue. Dan betapa begonya gue, gue baru sadar kalo ni mobil cuma bisa didudukin dua orang.

"Bawa sini Dith!" seru kak Grace yang untungnya bawa mobil. Gue hendak duduk dibelakang, nemenin Fany. Tapi kak Grace dengan songongnya nyuruh gue nyetir dan dia duduk disamping gue. Adith duduk dibelakang, dan kepala Fany dipangkuannya karena Fany tiduran.

"Ke rumah sakit kak?" tanyaku karena sudah semenit menjalankan mobil tapi belum tahu arah dan tujuan.

"Jangan, ke rumah Fany aja. Ikut GPS." kata kak Grace sambil menyetel GPS, dan ia terus-menerus mengecek keadaan Fany dibelakang. Ada apa sih? Emang Fany sakit parah banget ya?

FLASHBACK OFF

~

AUTHOR POV

Fany merenggangkan badannya, kepalanya masih sedikit pusing. Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. Ya, ini kamarnya. Ia memposisikan dirinya untuk duduk, dan sesuatu terjatuh dipangkuannya. Ia mendapati sebuah kompres putih yang ternyata jatuh dari dahinya. Apa aku sakit? pikirnya.

"Jangan-jangan...." Ia merasa was-was sekarang. Ia mulai mengingat kejadian yang menimpanya, sebelum datang kemari. Dahinya berkerut, matanya menutup sedikit. Ia menghela nafas berat setelah mengingat semuanya dengan baik. Ia menyibakkan selimut putih, mengangkat bokongnya sedikit dan... bercak merah bulat agak besar ada disana.

Dia tahu ini yang terjadi ketika ia pusing sampai jatuh pingsan. Sialan. Tamu bulanannya sudah datang. Ia bergegas ke kamar mandi dan segera membersihkan diri walaupun malam semakin larut.

Setelah mandi dan memakai piyama polkadot miliknya, ia menuju dapur untuk mengambil air hangat. Ia membuka lemari tempat gelas, kemudian menuangkan air melalui ceret kedalamnya. Ia mendesah lega setelahnya. Kepalanya baik-baik saja sekarang. Ia melirik jam putih yang menempel dekat ruang tamu. Sudah pukul 12 lewat, dan sudah dipastikan ia tidak bisa tidur setelah jam satu pagi. Jadilah ia pergi ke ruang tamu, duduk-duduk sambil menonton TV tidaklah buruk. Mumpung besok weekend.

Tidak ada lampu yang menyala diruang tamu. Ia sengaja tak menyalakan lampu, dan berniat untuk duduk didepan TV sambil menonton drama korea yang on air jam segitu. Biar berasa kek bioskop gitu.

Ia mendudukan pantatnya dan—

"AWWW!!!"

"ARGH SIAPA LO!?!??" Teriakan tak dapat dihindarkan. Remote TV menjadi senjata Fany satu-satunya untuk melawan.

"BERHENTI BEGO! SAKIT TAU!" ringis seseorang yang menjadi korban kebengisan remote Fany. Fany terkejut mendengar suara itu. Ia dengan cepat mengitari sofa abu-abu itu, kemudian mencari-cari saklar untuk menyalakan lampu.

KLIK!
Lampu menyala dan—

"ARGHHHHH!!!!!!" teriak Fany frustasi.

"JANGAN LIAT KEMARI!!! GUE GAPAKE BAJU!!!"

~

Fany menyajikkan segelas teh panas yang baru dibuatnya pada lelaki dihadapannya—Andrew. Suasana menjadi canggung setelahnya, hanya suara TV yang sedang menayangkan reality show Chanel SNSD, episode perdana.

"Itu... anu, hm— tadi gue itu bukannya apa—itu apa ya." Andrew mendesah frustasi mendengar suaranya sendiri. Kok jadi kek anak kecil yang baru belajar baca sih?

"Pelan-pelan aja kali ngomong." kata Fany singkat.

"Huh... gue tuh tadi gapake baju karena kepanasan. Pas gue lempar seragam gue dilantai, tu dua kurcaci langsung ngerebutin sampe robek. Jadinya gue gapake baju." jelas Andrew sambil merapatkan handuk putih milik Fany yang dipinjamnya tadi.

"Koko sama Cici. Dua kurcaci itu punya nama." Andrew membulatkan mata serta mulutnya, tak menyangka dua kurcaci brutal itu namanya manis-manis. Untungnya dua kurcaci brutal itu sudah tertidur sambil berpelukan.

"Lo kenapa ga pulang?" tanya Fany.

"Makasih kek dulu, gue kali yang nganterin lo!" seru Andrew tak terima.

"Yaudah makasih. Udah nganterin udah gendongin." ucap Fany tulus. Ia tahu tadi pagi saat ia pingsan disekolah Andrew yang membopongnya. Tetapi Andrew berpikir lain. Ia ingin mengatakan bahwa yang menggendong Fany tadi itu Adith, bukan dirinya. tapi—

"Sama-sama." ucapnya berbeda dengan pikirannya. Biarlah, toh gapenting juga.

"Oke, terus lo ngapain disini?" tanya Fany lagi.

"Tadi gue ketiduran di sofa. Kak Grace ninggalin gue sendiri disini masa. Dia sama Adith udah kabur duluan, cuma ninggalin pesan 'titip Fany, Ndre' gitu doang ke gue. Mana bisa seorang gue diginiin!" Andrew curhat dan Fany melongo mendengarnya. Seorang Andrew... Fany memang pernah mengaguminya. Tetapi ia tidak menyangka Andrew bisa secerewet ini.

"Yaudah lo pulang gih!" usir Fany hendak berjalan ke depan pintu, membukakan pintu dengan hormat untuk tamunya kali ini.

Tapi...

TRING~

Jam putih yang menempel di dinding berbunyi sekali, menandakan sudah pukul satu dini hari. Dan—

"Gue nginep disini ya Fan. Tadi nganter lo pake mobilnya kak Grace makanya mobil gue ditinggal disana."
Bencana.

###

gimana part ini? maap kalo feelnya gadapet-_-

vomments jan lupa yaa kalo suka
10.1.16

The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang