Part 2

48 4 0
                                    

hai guys sorry baru bisa update soalnya lagi banyak tugas + lagi gak megang leptop

stay hear ya guys

keep reading

thanks

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tiba-tiba Galang memecah lamunanku.

"Njel, bengong aja sih? kenapa? ada masalah?" Tanyanya dengan sedikit rasa cemas, mungkin.

"Oh..eng-gak ko.." Jawabku dengan terbata-bata karena masih syok.

"Oh, oke. Btw, kok lo tadi di kerumunin anak cowok sih?" , tanyanya heran.

"Oh itu.. biasa lah, setiap hari emang kayak gitu. Bukannya gue sombong tapi bisa dibilang gue ini lumayan terkenal di sekolah dan salah satu most wanted jadi.. ya gitu. Setiap gue keluar kelas pasti di depan udah ada 20 orang cowok bahkan lebih yang udah nungguin gue cuma buat ngintilin gue. Udah beratus-ratus cowok di sekolah yang udah nembak gue. Btw, sorry banget tadi lu dikerumunin cewek-cewek ga jelas tadi. Biasa liat yang bening dikit langsung diserbu". Ucapku setelah jantungku kembali tenang. But, tunggu tadi aku bilang dia bening. Maksudnya ganteng? oh my god. Semoga dia ga sadar aku barusan ngomong gitu.

"Oh.. gak-gak engga masalah lagi Njel. Gue udah biasa kali" Jawabnya santai.

Tenang... rasanya tenang ternyata dia ga nyadar apa yang udah aku barusan bilang. Tapi tadi dia bilang udah biasa? maksudnya dia emang suka dikerumunin gitu di sekolahnya? yaa.. pantes sih. Dia emang perfect. Eh tunggu tadi aku bilang apa? perfect?

Kami pun di perhatikan oleh seisi sekolah karena kami most wanted berbeda sekolah yang sedang bergandengan tangan. Kami pun sampai di parkiran dan berhenti di sebuah motor ninja besar berwarna merah. Ia pun melepaskan genggamannya dan memberikan sebuah helm berwarna hitam padaku.

"Njel, pake nih helmnya". Sambil menyerahkan helm berwarna hitam itu padaku.

"Oh, iya, Lang". Aku pun langsung memakai helm itu lalu Galang yang menggunakan helm juga yang sama warnanya dengan helm yang ku pakai.

Galang pun menaiki motornya lalu menyalakan motornya. "Njel, naik dong!". Ujarnya yang membuatku berhenti melamun.

"Iya, iya. Sabar dong". Aku pun menaiki motornya dengan hati-hati karena rok-ku yang pendek semakin mengekspos pahaku yang putih dan mulus itu. Aku pun memegang pundak Galang agar tidak jatuh dengan santainya.

"Njel, jangan oegang pundak gue dong. Merasa kayak tukang ojek gue".

"Yah, Lang. Terus gue harus gimana dong? nanti kalau gue ga pegang pundak lo nanti gue jatuh lagi". Rengekku dengan nada manja.

"Nanti kalau gue lagi ngebut terus ngerem mendadak. Kalau lo pegang pundak gue yang ada nanti lo malah kelempar ke depan". Katanya yang membuatku jadi sedikit pusing.

"Terus gue megang apa?" Tanyaku lemas sedikit frustasi.

Tiba-tiba Galang menarik tanganku lalu melingkarinya ke pinggangnya seperti aku memeluknya. Sontak aku kaget, dan sedikit melongo.

"Nah lo gini aja Njel, biar gak jatuh", ucapnya santai.

Berbeda dengan Galang yang bersikap biasa. Aku hanya bisa tercengang dengan perbuatannya barusan. Entah mengapa, tiba-tiba hatiku deg deg an ga jelas.

"Lang, ga enak diperhatiin sama orang-orang nanti. Kita masih anak SMA, Lang."

"Njel, masa lo taruhin nyawa lo ketimbang meluk gue?" Tanyanya yang membuat ku menjawab dengan pasrah. "Iya deh, Lang".

Unlimited LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang