01

9 1 0
                                    

Iced Americano... Dingin, manis, pahit. Seperti kehidupan, seperti dia, seperti kisah cinta Afsheena Aquila. Ia menyukai seorang laki-laki, Dean. Tapi Dean yang ia sukai malah menyukai sahabatnya sendiri. Dan hari ini, sahabatnya ditembak oleh Dean. Apapun itu, kebahagian sahabatnya, Kirana, lebih penting daripada kebahagiaannya.

"Cieee, yang jadian, PJ nya jangan lupa atau kalian gak longlast!" Seru Sheena. Ia berusaha menutupi kesedihannya.

"PJ apaan sih, minta sama Dean sana."
Jawab Kirana agak kesal dimintai pajak jadian daritadi oleh Sheena.

"Dean pasti gua mintain ntar, lu dulu elah biar longlast gitu."
Sheena cekikian menertawai raut wajah Kirana yang nampak kesal.

"Weh, berisik! Bisa diam kagak lu. Macam nenek sihir aja lu!" Gebrakan dan suara melengking dari meja belakang membuat Sheena dan Kirana menoleh. Suara itu milik... Dathan.

Sheena beranjak bangkit dari bangkunya ia berniat menghampiri cowok sialan yang mengganggu ketenangannya bersama sahabatnya. Well, itu tidak bisa disebut ketenangan karena suara Sheena sangat cempreng. Kirana yang mengerti pergerakan Sheena menarik lengan Sheena, tapi gadis itu hanya menoleh dan memberikan seulas senyum kepada Kirana. Secara tidak langsung ia mengatakan 'tidak apa-apa'. Kirana melepas jemarinya pada lengan Sheena. Ini akan menjadi bencana jika pembuat onar dan tukang usil beradu argumen atau bahkan otot. Sheena bukanlah gadis lemah, ia adalah gadis yang sangat mengerti beladiri.

"Lo terganggu? Kalo lo gasuka keluar aja lo. Oh, lo lagi bosan sama cewek-cewek genit lo, jadinya lo ngasih pernyataan kalo gua sama temen gua berisik?" Tanya Sheena yang sekarang tengah berkacak pinggang. Dathan melipat kedua tangannya didada dan memperhatikan gadis yang sedang diliputi emosi. Suasana kelas tiba-tiba sunyi, tak ada suara ataupun pergerakan dari siswa lain yang berkejaran ataupun lalu lalang dengan kesibukan mereka masing-masing.

Dathan yang mengerti suasana sunyi kelas akibat ulah Sheena kini bangkit dan menarik paksa tangan Sheena, gadis itu hanya menurut. Betapapun Sheena menguasai bela diri yang baik entah mengapa ia tak bisa berkutik. Kirana hanya menunggu was-was didalam kelas, ia yakin tidak akan terjadi apa-apa pada sahabatnya itu. Sedangkan Dathan membawa paksa Sheena ke halaman belakang sekolah yang sepi. Memojokkan Sheena ditembok dan memenjarakan tubuh gadis itu.

"Lo udah menguji gua terlalu jauh, Sheena. Gua gak akan menyentuh atau merebut ciuman lo tapi dengan satu syarat." Ujar Dathan dengan tatapan yang sulit diartikan. Sheena membalas menatap tajam jauh kedalam manik mata Dathan. "Apa?" Tanya Sheena. Sejujurnya ia sedang gugup bercampur takut saat ini. Dathan memamerkan smirk terlaknatnya. Sepertinya rencananya berbulan-bulan yang lalu akan berhasil sekarang.

"Kita taruhan, siapa yang memiliki nilai lebih tinggi di pelajaran Fisika maka ia berhak meminta sebanyak tiga permintaan pada pihak yang kalah. Bagaimana?" Tanya Dathan. Sheena menepis lengan kiri Dathan berdiri dengan normal. Sejujurnya berada dalam kungkungan Dathan membuat ia merasa tak nyaman.

"Lo gila!" Ucap Sheena berlalu meninggalkan Dathan. Mungkin dipelajaran lain ia langsung akan mengiyakan tapi tidak dengan Fisika. Pria itu tahu betul apa kelemahan Sheena. Sheena dan Dathan adalah rival di kelas. Dathan selalu menempati posisi pertama sedang Sheena hanya berhasil pada posisi kedua dan itu hanya gara-gara Fisika.

Dathan mengikuti Sheena dari belakang. Pria itu masih punya banyak cara jadi ia tidak akan menyerah. "Kalo lo gak terima berarti lo kalah. Kalo lo kalah sama aja lo harus penuhin permintaan gua." Sheena berhenti, membalikkan badannya dan menatap jengah ke arah pria brengsek itu. "Ok, gua setuju." Jawab Sheena mantap dan berbalik melanjutkan jalannya karena bel masuk sudah berbunyi. "Bagaimana kalau habis pulang sekolah kita bahas?" Tanya Dathan lagi dan itu membuat Sheena kesal.

"Ok, setuju! Pulang sekolah kita bahas di cafe depan sekolah!" Hawab Sheena tanpa menoleh.

Dathan tersenyum. Senyuman licik itu menyimpan tanda tanya. Selain pintar, Dathan adalah pembuat ulah. Ini mungkin pilihan sulit bagi Sheena, tapi ini adalah awal cerita hidupnya yang lain setelah ia menyetujui permainan gila Dathan. Mungkin.

-=-=-=- TBC -=-=-=-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 24, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Iced AmericanoWhere stories live. Discover now