Writing's On The Wall

114 5 4
                                    

I've been here before. But always hit the floor. I've spent a lifetime running. And I always get away. But with you I'm feeling something. That makes me want to stay.

Lelaki berusia sekitar 30 tahun duduk termenung di lorong rumah sakit. Ia selalu ada di sana akhir-akhir ini. Ekspresinya yang begitu kelabu membuat siapa saja yang melihat dapat merasakan depresi juga. Lelaki termenung itu menyesali masa lalunya yang ia biarkan. Ia tahu kalau ia adalah ayah sekaligus suami yang buruk. Ia tahu kalau istrinya sakit parah sejak dulu.

Gadis cantik yang selalu ia cintai, terbaring lemah di atas kasur rumah sakit. Lelaki termenung itu menghembuskan nafas kasar. Selama ini ia tahu tapi selalu pura-pura tak tahu. Ia selalu lari dari kenyataan pahit tersebut karena tak kuat. Tapi lelaki itu sekarang menyesali perbuatannya. Gadis di hadapannya sudah terlalu lama menghadapi penyakitnya sendirian. Gejolak perasaan bertahan tiap keadaan berat dan menyiksa akan hilang. Seiring dengan hilangnya gadis yang ia cintai.

I'm prepared for this. I never shoot to miss. But I feel like a storm is coming. If I'm gonna make it through the day. Then there's no more use in running. This is something I gotta face

Airmatanya meluncur perlahan. Lelaki termenung ini menangis dalam diam. Selama ini, ia sudah menyiapkan rencana. Rencananya tak akan salah. Karena ia tak pernah sedikitpun salah mengambil keputusan. Perutnya sakit karena takut akan keputusannya yang salah. Tapi lelaki ini harus memantapkan hatinya. Jika rencananya berhasil, ia tak perlu lagi lari dari kenyataan pahit.

If I risk it all. Could you break my fall?

"Kalau aku sudah menghadapi semua resiko dari keputusanku, kumohon, tolong kamu hilangkan semua kesalahan dari keputusanku. Tolong kamu lalui segala resiko sisanya." Ucap lelaki itu ke istrinya. Walau istrinya tak dapat mendengar suaranya, tapi lelaki itu yakin 100% kalau istrinya akan melakukannya.

How do I live? How do I breathe? When you're not here I'm suffocating. I want to feel love, run through my blood. Tell me is this where I give it all up? For you I have to risk it all. Cause the writing's on the wall.

Desahan kasar terdengar jelas dari mulut lelaki itu. Kepalanya sakit memikirkan ia harus hidup tanpa istri yang ia cintai. Dadanya sesak karena takut. napasnya tersengal akibat dadanya yang berdenyut sakit. Membayangkan anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang ibu. Tidak, ia tidak sanggup melewati keseharian seperti itu.

"Dok, saya mohon dengan amat sangat." Desisan pelan yang ditolak oleh Dokter. Membuat dirinya semakin gila. Haruskah ia menyerah begitu saja? Pikirnya mulai putus asa.

"Tapi Dok, saya akan tanggung semua resikonya." Teriakan frustrasi itu membuat Dokter terdiam. Menatap manik mata lelaki tersebut. Kilatan matanya jelas menunjukan kesungguhan. Membuat Dokter mengangguk terpaksa. Lelaki di hadapan Dokter tersenyum puas. Air matanya meleleh lagi. Air mata kebahagiaan serta kelegaan. Takdirnya sudah tertulis secara jelas.

A million shards of glass. That haunt me from my past. As the stars begin to gather. And the light begins to fade. When all hope begins to shatter. Know that I won't be afraid.

Masa lalu yang indah mulai bermunculan saat mata sayu kelelahan itu tertutup. Masa saat ia merajut cinta dengan istrinya dari awal. Canda tawa serta derai air mata jelas mengiringi masa itu. Hingga akhirnya istrinya divonis mengidap penyakit jantung. Membuatnya sibuk kerja untuk lari dari kenyataan pahit tersebut.

Bayangan akan istrinya yang mengurus rumah sendirian karena ia sibuk bekerja. Bahkan saat penyakitnya semakin parah. Hingga akhirnya berakhir di rumah sakit. Terbaring lemah tak berdaya. Membuat hatinya hancur berkeping-keping. Tapi ia tak berdaya sekarang. Nyaris tak ada yang bisa ia lakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Satu kesalahan, membuatnya menyesal terus-menerus.

If I risk it all. Could you break my fall?

"Istriku tersayang, kalau kamu membaca surat ini, aku senang sekali. Maafkan suamimu yang tak becus selama ini. Tak pernah ada di masa tersulitmu. Aku berusaha membayar dosaku dulu. Jantungku adalah jantungmu sekarang. Tiap detak jantung yang kamu rasa, itu adalah detak jantung kita. Kumohon, teruslah hidup untukku dan anak kita. Tabunganku cukup untuk biaya hidupmu dan anak kita hingga ia dewasa kelak.

Tolong jaga anak kita, ya. Aku yakin kamu bisa. Jangan menangis, Sayang. Aku tidak pergi kemanapun. Aku selalu ada denganmu. Di dalam dadamu. Dalam dekapan tulang rusukmu. Tepat di jantungmu.

Tiap detak jantung yang kau rasa, itu adalah detak jantung kita. Detak jantung kamu dan aku. Aku sayang kamu." Surat yang ada di tangan wanita itu, sukses membuat air matanya meleleh. Tak menyangka kalau suami yang selama ini ia anggap gila akan kerja itu, sanggup melakukan hal nekat seperti ini.

Tangan kurusnya berjalan ke arah dada kirinya. Merasakan tiap detak jantung yang berdenyut pelan. Matanya terpejam. ia memanjatkan do'a untuk suaminya yang telah berkorban untuknya. Ada rasa haru serta tak ikhlas dengan keadaannya sekarang. Tapi ia berusaha untuk tetap tegar. Demi anaknya sesuai permintaan sang suami.

How do I live? How do I breathe? When you're not here I'm suffocating. I want to feel love, run through my blood. Tell me is this where I give it all up? For you I have to risk it all. Cause the writing's on the wall.

Ia berusaha berdiri tegar di dekat pemakaman suaminya saat upacara pemakaman berlangsung. Gaun hitam yang dulu ia dapat dari suaminya saat ulangtahun pernikahan pertamanya. Kacamata hitam besar menutupi mata serta sebagian pipinya. Membuat semua orang tak menyadari mata bengkaknya serta mata merah akibat menangis semalaman.
Pikirannya mengawang entah kemana. Memikirkan kehidupan tanpa suami yang ia sayangi. Tak ada lagi tangan kekar yang senang memeluk tubuhnya saat tidur, tak ada lagi ciuman sayang setiap ia akan pergi tidur. Tidak ada lagi rambut pendek yang setiap pagi selalu ia model dengan pomade.

Ia menggeleng pelan. Tak kuat dengan suratan takdir seperti ini. Tapi ia harus bertahan. Sekali lagi, tangannya menyentuh dada kiri. Bersarang jantung milik suaminya. Ia dapat merasakan ketenangan yang menjalar kala jantungnya berdegup. Ya, kamu ada di dalam tubuhku. Menjagaku untuk tetap hidup. Gumamnya sambil menatap sendu gundukan tanah rapi yang berisikan tubuh kaku suaminya.

The writing's on the wall

"Ya, ini semua suratan takdir kita, Suamiku sayang. Semoga kamu bahagia di atas sana." Gumaman yang sangat getir terdengar dari mulut mungilnya. Tertuju untuk suami yang selalu ia cintai.

How do I live? How do I breathe?
When you're not here I'm suffocating
I want to feel love, run through my blood
Tell me is this where I give it all up?
How do I live? How do I breathe?
When you're not here I'm suffocating
I want to feel love, run through my blood
Tell me is this where I give it all up?
For you I have to risk it all
Cause the writing's on the wall






Jujur, aku suka james bond dan segala hal tentang james bond. Maaf kalau feelnya kurang.





Pink CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang