Wajahmu Ingatkan Aku

7.3K 514 73
                                    

Kekhawatiran terlihat dari wajah orang-orang yang sedang menunggu di depan ruang operasi itu. Seorang perempuan terlihat terus memandang ke arah pintu dan menunggu dengan penuh harap. Di wajahnya terlihat bekas air mata yang mengering. Ia terus meremas tangannya dan menggoyangkan kakinya, mulutnya pun tidak berhenti bergerak seolah sedang berdoa untuk seseorang.

Lampu di depan pintu ruang operasi berubah warna. Menandakan bahwa operasi di dalam telah usai. Gadis itu langsung berdiri di dampingi dengan seorang wanita paruh baya. Gadis tersebut menghampiri sepasang suami istri yang sedari tadi mencoba saling menguatkan.

"Ma...." Sapa gadis itu.

Tak lama pintu ruang operasi terbuka. Seorang dokter keluar dari ruangan itu.

"Keluarga dari pasien?"

"Kami, dok... Kami orang tuanya," Ucap wanita yang tadi dipanggil 'ma' oleh gadis itu.

"Bagaimana keadaan anak saya, dok?" Tanya suami dari wanita itu.

Gadis tersebut meremas cengkraman tangannya. Entah kenapa ia merasakan firasat yang buruk. Ketakutan itu semakin membesar melihat ekspresi sang dokter yang sulit ditebak. Wanita paruh baya yang merupakan ibu dari gadis itu merangkul sang gadis. Sepertinya sang Ibu mengerti apa yang sedang dirasakan oleh putrinya.

"Kami sudah berusaha semampu kami. Tapi pasien tidak dapat diselamatkan. Saat dibawa kesini detak jantung pasien sudah lemah. Saya harap keluarga dapat lebih tabah."

"Yah, Tuhan! Evan!! Anakkuuuuu...." Mama Evan menangis di dalam pelukan suaminya. Sang suami mencoba menguatkan hatinya. Ia tahu sebagai kepala keluarga, ia harus kuat. Walaupun sebagai seorang ayah tentunya ia sangat kehilangan anak satu-satunya itu.

"GAK!! DOKTER BOHONG KAN?? BILANG SAMA AKU, DOK. EVAN GAK MATI KAN?? EVAN MASIH HIDUP!!" Gadis itu langsung histeris mendengar ucapan dokter. Ia mencengkram jas putih dokter tersebut berusaha mencari kebohongan dari wajah sang dokter.

"Maaf, tapi kami sudah berusaha semampu kami!"

"GAK! GAK! GAKKK!! EVAN MASIH HIDUP! AKU MAU KETEMU DIA! DIA PASTI LAGI PURA-PURA. Ma, Pa, Bu, Jangan percaya...Evan pasti lagi ngerjain kita. Ya kan, Dok? BILANG SAMA SAYA KALAU INI SEMUA BOHONG!! BILANG, DOK!!"

Ibu gadis itu, Dokter, dan kedua orang tua Evan hanya bisa diam. Mereka mengerti apa yang di rasakan gadis tersebut. Mama Evan mengerti, betapa gadis tersebut pasti sangat kehilangan. Bahkan dirinya pun...Dirinya tidak percaya bahwa kini anaknya telah tiada.

"BILANG SAMA SAYA, DOK! Evan masih hidup kan, Dok..Ia masih hidup kan?? JAWAB, DOK!!!"

Tidak mendapat jawaban dari dokter tersebut, Gadis itu berusaha menerobos masuk ke dalam ruang operasi, namun sang dokter menahannya bersama beberapa suster. Beberapa menit gadis tersebut meronta berusaha melepaskan diri, hingga akhirnya ia merasakan sesuatu menusuk tubuhnya. Perlahan ia merasa mengantuk dan pandangannya menggelap.

***

Claudia, gadis malang yang baru saja ditinggalkan oleh calon suami nya beberapa hari yang lalu. Ya... Calon suaminya. Mereka sudah merencanakan pernikahan yang seharusnya dilaksanakan 1 bulan lagi. Namun garisan Tuhan memang tidak bisa dilawan dan ditebak. Manusia bisa berencana, namun hanya Tuhanlah yang mengatur segala sesuatunya. Kini pernikahan impian itu tidak akan terjadi, bersamaan dengan perginya sang mempelai pria.

"Claudia... Makan dulu, Sayang..." Ibu Claudia menghampiri anaknya yang sedari tadi duduk di gazebo di belakang rumah Evan.

Claudia hanya diam dan tidak menanggapi ajakan ibunya. Betapa sedih hati sang ibu melihat anaknya hanya diam sejak malam itu. Claudia juga hanya menatap kosong tanpa mau berinteraksi dengan sekitarnya. Sesekali nama Evan keluar dari bibir mungilnya.

Kau dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang