4

14 4 0
                                    

Sovia P.O.V

Aku berjalan melewati koridor kelas yang tak begitu ramai karena ini belum terlalu siang, saat ku melewati ruang kepala sekolah, aku melihat seseorang yang aku kenal, bahkan sangat kukenal.

Seseorang yang pernah menjadi sahabatku dimasalalu, dia juga melihatku, kubalasnya tatapannya dngan senyuman mungkin dia sudah berubah dan aku akan mencoba menghapus memory masalaluku

Dia masih melihatku tanpa satu patah kata yang keluar dari mulutnya bahkan senyum saja tidak, senyumanku masih menghiasi wajahku berharap ia membalas senyumanku dan menyapaku, namun itu tak membuahkan hasil, ia masih mentapku bahkan sekarang ia memberiku tatapan tajam lalu beberapa kemudian dia pergi dari hadapanku, apakah dia belum berubah?

Aku masih memikirkannya, apakah dia benar-benar sudah melupakanku sebagai sahabatnya? Dan sebenarnya siapa yang salah disini aku atau dia, mengapa dia yang salah malah membenciku, aku yang jadi korbannya saja biasa

"Hei lo lagi mikir apaan sih" Tanya temanku yaitu Putri si cewek behel yang kalau sudah greget suka mukul orang tapi sebenarnya dia orang yang baik

"Mm eng-enggak aku gak mikir apa-apa"

"Boong tuh dari tadi kamu ngelamun aja" nah yang ini Dewi, teman sebangkuku yang lagi khasmaran sama kakak kelas yang setiap istirahat nempel mulu

"Atau lo lagi mikirin Vano yang gak masuk ya" kalau ini Devia cewe berkaca mata yang kalau ngomong frontal tapi dia bisa jaga rahasia, eh tunggu aku memikirkan Vano yang gak masuk? Bahkan aku gak tau kalau dia masuk atau engga

"Aku baru tau kalau kalau dia gak masuk"

"Kenapa lo gak langsung bilang suka aja sih"

"Aku bukan kaya kamu Dev yang gak punya urat malu"

"mending lo diem deh Vi sekali lo ngomong langsung nyelekit"

"Alay lo biasanya lo ngomong nyakitin hati"

"Lo juga kali Put" Aku hanya menggeleng kepala melihat temanku yang begini walaupun saling mengejek tapi kita tetap kompak

***

Bel pulang sudah lima menit yang lalu membuat semua siswa bersorak ria, ya memang bel ini adalah bel favorit seluruh siswa, akupun membereskan buku-bukuku dan berjalan keluar kelas. Saat aku sampai digerbang, aku melihat seseorang yang aku kenal yaitu orang yang tadi pagi aku temui didepan ruang kepala sekolah

"hai Bell" sapaku ya namanya Bella, lebih tepatnya Bella Syafika Riadika teman lamaku yang pergi karena cowo

"Apaan sih lo sok kenal banget" katanya dengan ketus tapi kan kita benar-benar kenal

"Kamu lupa sama aku?"

"Oh elo, anak dari penjual kue yang gak ada malunya ngambil milik sahabatnya sendiri"

"Tapi aku gak ada ngambil dia dari kamu malah yang ngehancurin hubungan aku"

"Lebih tepatnya mengambil perhatiannya dariku dan gue gak terima itu, gue nyesel ngenalin dia ke elo dan gue nyesel punya sahabat kayak elo" bagaikan tersambar petir,kukira selama tiga tahun kami tak bertemu ia telah melupakan semuanya, ternyata tidak jujur aku kangen Bella yang dulu

Stevano P.O.V

Akhirnya gue bisa istirahat setelah kemarin gue dari perjalanan yang tidak begitu jauh tapi cukup melelahkan. Dan gue sudah berada disebuah hotel berbintang yang sudah dipesan Papa. Gue masih mengumpulkan nyawa dan tiba-tiba Iphone gue bergetar,siapa sih ganggu orang aja

"Halo"

"Vano kamu kemana sih? Dari tadi aku nunggu kamu gak datang-datang" yah si nenek lampir ternyata, bisa gak sih sehari aja gak ganggu gue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang