*Niall’s Point of View*
“Good morning, princess.”
Aku pun mencium keningnya perlahan. Natalie hanya bergerak dan memindah posisi tidurnya sambil memeluk guling.
Aku berjanji aku akan selalu menjagamu. Sampai kapan pun. Gumamku sendiri
Entah sudah berapa lama aku berteman dengannya, mungkin sekitar 13 tahun yang lalu di Ireland hingga sekarang umur ku yang hanya berjarak 2 tahun dengannya.
“Why you’re so beautiful even you’re sleeping, babe” Ucapku sambil memainkan rambut coklat kehitamannya lalu membelainya dengan lembut.
Natalie is the bestiest best friend I’ve ever had. She’s caring, loving, easy going, and good at giving advice. Tapi, ia sangat sensitif dengan perkataan orang kepadanya, dan jika ia merasa ia yang salah, ia akan menyalahkan dirinya. Sangat menyalahkan dan terus – terusan menyalahkan dirinya sendiri.
Tiba – tiba Natalie mengubah posisi tidurnya yang sekarang berputar kearah ku dan perlahan membuka matanya.
“Uh Niall?”
“I’m here, love.” Ucapku sambil memainkan rambutnya.
“Jam berapa ini?” ucapnya yang mencoba membuka matanya perlahan.
“It’s still 8am, why?”
“Besok kita pergi ke Ireland dan aku ingin mengemasi barang – barangku dirumah bersama Josh dan Jane.”
“Sekarang kau bangun, mandi dan aku akan mengantarmu Jane dan Josh pulang mengambil barang – barang dan—“
“Ya ya ya” ucapnya malas lalu duduk dan membetulkan rambutnya.
Natalie, you’re the best thing I’ve ever had. Batinku
*
*Natalie’s Point of View*
“NIALL?!” ucapku sambil menuruni tangga dan menjelajahi seisi rumah untuk mencari Niall.
“I’m here, love” ucapnya yang tiba – tiba sudah berdiri di ujung tangga.
“Let’s go—“ ucapku sembari menuruni anak tangga satu persatu.
“Tapi, dimana Jane dan Josh?” tanyaku lagi
“Mereka dimobil,” balasnya singkat
*
“JAAANE—“
“DAMN WHAT NATALIE? Can you stop screaming my name? It’s almost the forth you screamed it.” Ucap Jane yang tak kalah teriak.
“Bantu aku..mana yang harus ku bawa..aku tidak tahu, my pretty Jane” ucapku dengan pupy faceku.
Jane hanya menghela nafas panjang lalu membantuku memilih baju untuk di Ireland.
“Masukkan baju dingin ini, ini juga. Tank top mu juga perlu, dimana hot pans dan sneakers mu?”
Jane sedang repot mencari semua keperluanku, aku hanya bisa mengambilkan apa yang ia suruh ambil dan dimasukkannya ke dalam koperku.
YOU ARE READING
Unpredictable - One Direction Fanfic (Indonesia)
FanficNiall tertawa kecil, “Mana mungkin aku melupakanmu, Natalie? Kita sudah bersahabat dari kecil, ibumu dan ibuku juga sudah berteman baik. Tidak akan, Nat.” ucap Niall diakhiri dengan senyumannya. Itu kata terakhir Niall kepadaku sebelum ia sibuk deng...